Malang Posco Media – Hal yang paling menyenangkan dalam proses belajar mengajar adalah melihat para peserta didik merasa nyaman dan bahagia saat menerima pelajaran. Dikatakan nyaman karena tidak ada tekanan batin yang terpancar dari raut muka mereka.
Perasaan bahagia muncul karena mereka dapat bertemu kembali dengan guru yang telah dirindukannya. Mereka rindu karena pengajarannya yang tentunya menarik dan menyenangkan (joyful learning).
Salah satu hal yang membuat pengajaran menarik adalah penggunaan media pembelajaran yang selalu inovatif dan menggugah rasa keingintahuan peserta didik. Mereka menjadi semakin termotivasi dalam menerima pelajaran. Sehingga pemikiran mata pelajaran yang terkesan sulit dan menjadi momok pun dapat luntur dengan sendirinya.
Seperti yang dikatakan Oktiani (2017) dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Kreativitas guru dalam memotivasi belajar peserta didik” bahwa diperlukan guru yang kreatif dalam penggunaan media pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
Dalam hal ini yang dikatakan kreatif adalah seorang guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya. Contoh sederhana misalnya jika sebelumnya seorang guru mengajar hanya membuat PPT sederhana, untuk selanjutnya bisa dibuat PPT yang menarik dengan banyak gambar dan video-video animasi yang inspiratif. Tentunya media pembelajaran yang akan diaplikasikan sesuai dengan karakteristik peserta didik, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
“Melek” IT dan Belajar Inovatif
Bagaimana agar seorang guru dapat menjadi kreatif? Salah satu caranya adalah harus “melek” IT. Sekarang ini banyak istilah-istilah teknologi yang bermunculan di dunia pendidikan. Misalnya yang berhubungan dengan media berkomunikasi online yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) atau e-learning system seperti teachmint, moodle, schoology, dan nearpod. Istilah yang berhubungan dengan pembuatan media pembelajaran berbasis game seperti quizlet, canva pro education, wordwall, dan pear deck. Sedangkan istilah untuk media pembelajaran berbasis video animasi seperti animaker (2D), plotagon (3D), dan powtoon. Istilah-istilah yang cukup asing terdengar di telinga kita ini setidaknya minimal dapat dikenali dengan mencoba dan mempelajari satu persatu platform tersebut.
Menyikapi adanya berbagai macam media pembelajaran yang ada saat ini seorang guru sebaiknya dapat memilih media pembelajaranya mulai dari e-learning, desain media, hingga media editornya. Media editor yang dimaksud seperti kinemaster, inshot, capcut, filmora, dan yang sejenisnya.
Media mana yang dirasa adaptif dan nyaman untuk dipraktikkan di sekolah masing-masing. Tentunya, media tersebut perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kemampuan dasar mereka. Karakteristik peserta didik di sekolah A pasti berbeda dengan sekolah B. Begitu pula dengan kondisi lingkungan di sekolah A berbeda dengan sekolah B, sehingga media pembelajaran yang digunakan jelas akan berbeda.
Seperti yang dikatakan Batubara et al. (2019) dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Model pengembangan media pembelajaran adaptif di Sekolah Dasar” bahwa kriteria media pembelajaran adaptif dapat diketahui dari tingkat kesesuaian antara komponen sistem pembelajaran dengan atribut media pembelajaran. Seperti tujuan pembelajaran, jenis materi, kondisi pengguna, dan lingkungan pembelajaran.
Comic Strip by Canva pro Education
Saat ini banyak penyedia platform yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk dapat mengembangkan kompetensi profesionalnya. Salah satunya adalah canva pro education. Canva ini diprioritaskan untuk para guru mulai dari jenjang TK hingga jenjang menengah ke atas.
Platform ini sangat istimewa bagi seorang guru, karena penggunaan aplikasi ini tanpa dipungut biaya. Berbeda dengan canva pro premium yang harus merogoh kocek yang cukup lumayan jika menginginkan item yang berbayar.
Untuk dapat mengakses aplikasi ini seorang guru harus memiliki akun belajar.id dan mengunggah tanda identitas guru saat mendaftar. Selanjutnya perlu menunggu waktu paling lama 48 jam hingga akun kita disetujui.
Banyak tampilan menarik dalam aplikasi ini yang dapat dijelajahi dan dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar para peserta didik. Seperti yang disampaikan Rahmatullah et al. (2020) dalam hasil penelitiannya pada jurnal ilmiah yang berjudul “Media pembelajaran audio visual berbasis aplikasi canva” menyebutkan bahwa 83,4 persen peserta didik menginginkan media video aplikasi Canva diterapkan dalam pembelajaran IPA.
Jika motivasi belajar peserta didik meningkat, tentunya dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar mereka. Seperti dalam penelitian Hapsari et al. (2021) yang berjudul “Pengembangan media video animasi berbasis aplikasi canva untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa” menyebutkan secara keseluruhan rata-rata peningkatan hasil belajar yang diperoleh peserta didik yaitu 0,56 persen.
Salah satu hal yang menarik di aplikasi ini adalah guru dapat mendesain komik strip pendek, sederhana, dan lucu. Topik dan tujuannya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Selanjutnya komik strip tersebut dapat digabungkan dengan media lain seperti powerpoint atau yang lainnya.
Gunakan Template yang Ada
Jika seorang guru masih bingung dalam mendesain media pembelajaran yang akan digunakan, ia bisa menggunakan template yang telah disediakan di aplikasi tersebut. Setelah sudah terbiasa menggunakan template, perlu dicoba untuk merancang desain baru dalam halaman kosong.
Ketika seorang guru mulai mengutak-atik, mencoba mendesain sesuatu yang baru dan berhasil membuat desain grafis online yang orisinal, pastinya ia akan merasa puas dan ada rasa ketagihan yang tampak untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi.
Blended Learning
Meski sekarang ini pembelajaran telah diizinkan untuk dilakukan secara tatap muka, namun tidak serta merta pembelajaran online dihilangkan. Alangkah lebih baik jika sesekali materi pembelajaran diberikan secara online. Terutama materi yang dapat diberikan dalam bentuk game edukatif untuk merangsang minat peserta didik dalam belajar.
Ketertarikan peserta didik dalam menggunakan media sosial bisa dimanfaatkan oleh guru. Misalnya, seorang guru memberi pertanyaaan bagaimana proses terjadinya gunung meletus, lalu peserta didik dapat menjawab pertanyaan tersebut melalui aplikasi TiktTok, instagram, atau sejenisnya.
Mereka membuat alamat link atau akun yang dapat diakses gurunya. Awalnya tugas dapat diberikan secara berkelompok dan selanjutnya dapat diberikan secara per orangan. Tidak ada paksaan mereka harus menggunakan aplikasi apa yang terpenting mereka nyaman dalam menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini juga dapat menumbuhkan daya kreativitas dan inovatif mereka dalam mencipta sesuatu.
Seorang guru perlu mengalami proses belajar secara berkelanjutan. Artinya, guru mau untuk mencoba hal-hal baru yang dapat meningkatkan kompetensinya dalam mengelola proses belajar mengajar. Oleh karena itu, semakin beragamnya platform dan aplikasi yang bermunculan di dunia maya saat ini, akankah kita sebagai guru akan tetap diam di tempat atau mulai berjalan mengikuti alur perubahan zaman yang semakin pesat. Jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing.(*)