MALANG POSCO MEDIA – Dua even olahraga besar sudah diselenggarakan di Indonesia, balapan MotoGP di Mandalika dan balapan mobil listrik Formula E di Ancol, Jakarta. Dua even balapan internasional itu berhasil menasbihkan Indonesia sebagai penyelenggara even internasional yang sukses.
Hajatan Jakarta E-Prix Formula E selesai digelar. Dari sudut pandang penyelenggaraan pergelaran ini berhasil dengan tuntas. Balapan berlangsung dengan lancar tanpa ada gangguan berarti. Para pengamat olahraga otomotif menilai balapan ini sukses, karena selain penyelenggaraannya baik balapannya sendiri memunculkan ketegangan yang mengasyikkan bagi para penonton sampai ke detik-detik terakhir.
Panggung utama diisi oleh kemenangan pembalap Selandia Baru Mitch Evans yang naik ke podium sebagai juara pertama. Di panggung lain ada tokoh-tokoh VVIP berkumpul menyaksikan balapan. Presiden Jokowi Widodo memenuhi janjinya untuk hadir menyaksikan balapan. Ada Ketua DPR RI Puan Maharani, ada Ketua MPR Bambang Soesatyo yang sekaligus juga ketua IMI (Ikatan Motor Indonesia). Dari kalangan menteri terlihat Menteri Pariwisata Sandiaga Uno.
Pertunjukan sampingan terlihat ketika para VVIP itu menempati kursi masing-masing. Presiden Jokowi duduk berderet dengan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Puan Maharani. Dalam beberapa kesempatan Anies Baswedan berbincang akrab dengan Puan.
Dua tokoh yang sama-sama digadang-gadang untuk maju dalam pilpres 2024 bertemu dalam satu panggung tentu bisa menimbulkan berbagai penafsiran. Dalam beberapa kesempatan terakhir Puan menunjukkan gesture yang lebih bersahabat dengan Anies.
Netizen yang bermata elang berkomentar mengenai gesture tubuh dan wajah Jokowi dalam perhelatan itu. Ada yang berkomentar bahwa Jokowi tidak terlihat sumringah. Dibanding ketika hadir di balapan MotoGP Mandalika, kali ini Jokowi dianggap tidak terlalu antusias.
Mata elang netizen mencari-cari Giring Ganesha yang tidak terlihat di balapan itu. Giring banyak dicari karena selama ini dianggap sebagai politisi yang paling gigih mengkritik perhelatan ini. Dalam unggahannya di medsos Giring mengatakan tidak yakin perhelatan ini bisa dilaksanakan. Kalau toh bisa terlaksana akan sangat dipaksakan.
Tamu lain yang dicari-cari adalah Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali yang tidak tampak dalam perhelatan. Balapan ini adalah even olahraga kaliber internasional yang sangat penting, tapi menteri olahraga tidak ikut menyaksikan.
Menpora lebih memberi perhatian kepada olahraga populer seperti sepak bola. Hal ini bisa dimaklumi karena sepak bola adalah olahraga paling populer di Indonesia. Tetapi, perhatian Zainuddin terhadap sepak bola dianggap telah mengorbankan perhatiannya kepada olahraga lain. Banyak netizen yang meledek Zainuddin sebagai ‘’menbola’’, menteri bola, dan bukan menpora.
Tokoh lain yang banyak dikomentari adalah Menteri BUMN Erick Thohir. Beberapa hari terakhir Erick menjadi sorotan karena tidak ada BUMN yang menjadi sponsor perhelatan ini. Erick beralasan bahwa BUMN sudah punya komitmen untuk mensponsori perhelatan G20 di Bali akhir tahun ini.
Balapan ini disiarkan ke seluruh dunia dan disaksikan di 170 negara. Seharusnya perhelatan ini bisa menjadi ajang promosi yang strategis untuk memperkenalkan Indonesia kepada publik internasional. Tetapi kesempatan ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, dan tidak ada satu pun perusahaan BUMN yang memasang logo di perhelatan itu.
Perhelatan Formula E sangat berbeda dengan perhelatan MotoGP Mandalika. Dua even besar itu memperoleh perlakuan yang berbeda. Antusiasme pemerintah sangat besar pada even Mandalika. Jokowi dan menteri-menteri kabinet terlihat sangat antusias menyambut balapan Mandalika. Even itu benar-benar menjadi hajatan nasional yang disambut dengan suka cita.
Negara benar-benar hadir dalam perhelatan di Mandalika. Sederet BUMN menjadi sponsor balapan. Pertamina pun tidak segan merogoh kocek miliaran untuk mencantumkan nama Pertamina sebagai nama sirkuit. Even ini benar-benar menjadi hajatan nasional yang meriah.
Antusiasme dan kemeriahan yang sama tidak terlihat di Ancol. Absennya BUMN sebagai sponsor menjadi salah satu indikasi dari kurangnya antusiasme itu. Perhelatan Ancol tidak terlihat sebagai hajatan nasional yang seharusnya disambut dengan meriah.
Erick Thohir ialah tokoh olahraga. Dia paham sekali mengenai manajemen olahraga dan tahu cara mencari pembiayaan untuk perhelatan olahraga. Selain menjadi pengusaha sukses Erick juga terkenal sebagai pengusaha olahraga yang antusias. Ia pernah menjadi presiden klub sepakbola Italia Inter Milan dan mempunyai saham di sejumlah klub olahraga profesional di Amerika dan Eropa.
Erick kemudian sukses mengantarkan Jokowi menduduki jabatan periode kedua. Reward yang diberikan kepada Erick sangat sepadan sebagai menteri BUMN. Erick pun dengan cepat memanfaatkan posisinya untuk membangun reputasi.
Dalam waktu relatif singkat Erick muncul sebagai elite politik yang menonjol sebagai salah satu calon presiden atau wakil presiden potensial. Nama Erick meroket bak meteor hanya dalam jangka waktu beberapa tahun saja.
Sekarang Erick digadang-gadang menjadi jago Jokowi dalam perhelatan pilpres 2024 dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. Salah satu pesaing terkuat yang paling potensial untuk mengganjal Erick adalah Anies Baswedan.
Erick tahu persis kekuatan even olahraga sebagai sarana promosi. Ia sudah merasakan dan memanfaatkannya. Even balapan Formula E bisa menjadi dorongan promosi yang besar untuk menambah popularitas Anies Baswedan. Aroma persaingan balapan pilpres 2024 sudah tercium di arena balapan Formula E Ancol. (*)