.
Thursday, December 12, 2024

MENELADANI 2 IMPERIUM NUSANTARA

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ratusan tahun dengan dua imperium besar, yaitu Sriwijaya di Sumatera pada abad 7 sampai abad ke 14 dan Majapahit di Jawa pada abad 13 sampai abad 16, di tambah lagi keberadaan ratusan kerajaan – kerajaan kecil yang pernah ada di Nusantara dari mulai wilayah Aceh sampai Papua yang sudah eksis terlebih dahulu sejak abad ke 4.

Salah satu kerajaan yang sudah eksis sejak abad ke 4 adalah kerajaan Kutai Kertanegara atau Kutai Martapura yang berletak di Kalimantan Timur, dialah Maharaja Kudungga yang awalnya adalah seorang kepala suku kemudian setelah masuknya Hindu ke sana Maharaja di Daulat menjadi Raja kerajaan Kutai Martapura secara turun-temurun.

Pada tahun 400-an alias abad ke 4 tersebut ternyata sudah ada sekelompok manusia di sebuah tempat yang mengatur dan mengorganisasi diri dan kelompoknya menjadi sebuah tatanan negara, tentu ini adalah warisan peradaban dan kepemimpinan yang luar biasa.

Bahkan kalau kita lihat cacatan demi catatan sejarah dua imperium besar yang pernah ada di Nusantara yakni Kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7-14 dan Kerajaan Majapahit pada abad ke 13-16 telah menunjukkan sebuah catatan tatanan pengelolaan pemerintahan di bawah kepemimpinan yang gemilang. Bagaimana tidak, kerajaan Sriwijaya saat itu telah mampu melakukan ekspansi kekuasaan pada hampir Sebagian wilayah Asia Tenggara dan bahkan yang cukup menarik hubungan diplomasi yang dilakukan oleh sang Raja telah dilakukan dengan sangat baik dalam konteks perdagangan ataupun dalam konteks politik.

Tercatat dalam manuskrip sejarah pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Raja Sriwijaya pernah mengirimkan surat kepada sang khalifah untuk meminta agar dikirimkan guru mengaji dan mengajarkan ilmu agama ke Sriwijaya. Jadi di tahun 700-an kala itu, sudah terjadi sebuah hubungan diplomasi dan komunikasi politik serta ekspansi kekuasan hingga Asia tenggara, sungguh sebuah ke gemilangan peradaban Nusantara.

Adalah Imperium Kerajaan Majapahit, di bawah kepemimpinan Gajah Mada pada tahun 1300-an telah mencapai kejayaannya, wilayah kekuasannya hampir sebagian besar Nusantara hingga ke Asia Tenggara. Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit di bawah kepemimpinan Gajah Mada juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan dengan kerajaan dan bangsa lain. 

Bahkan di era kepemimpinan Gajah Mada ini telah menemukan dan menggunakan senjata api sebagai salah satu alat persenjataan militer dan Majapahit juga telah memiliki pasukan elite bernama Bhayangkara sebagai pasukan pengamanan Raja.

Jadi, manusia Indonesia ini sebenarnya telah memiliki DNA kepemimpinan yang luar biasa, “mbah buyut” kita adalah para pemimpin handal di zamannya alias “The Great Leader.”.Sejak abad ke 4 sampai zaman kemerdekaan, kita telah disajikan sebuah fakta sejarah bahwa ratusan kerajaan dengan ketangguhan para pemimpinnya telah lebih dulu eksis dan menunjukkan pengaruh kepemimpinannya yang gemilang.

Bisa dikatakan sebenarnya pabrikasi kepemimpinan itu adalah Nusantara, pabrik leadership sesungguhnya itu adalah bangsa kita tercinta ini. Oleh karenanya tidak heran jika di masa kolonialisme pada abad 15-an yang ditandai oleh penjajahan Portugis, perlawanan demi perlawanan oleh masyarakat Nusantara terus dilakukan.

Dan kita paham tokoh-tokoh bangsa pra kemerdekaan yang telah memberikan kontribusi kepemimpinannya untuk terbebas dari penjajahan ini adalah manusia-manusia pilihan yang layak dan patut kita jadikan sebagai model di masa sekarang.

Keriduan yang panjang akan lahirnya pemimpin sebagaimana DNA nya “Mbah Buyut” kita yang ternyata adalah “The True Leader, The Great Leader dan The Powerfull Leader.” Kita semua merindukan lahirnya sebuah kepemimpinan yang “atributenya, yang leader presencenya, yang intelektual capacitynya, yang competensinya” memenuhi dan mencerminkan semua syarat model kepemimpinan yang gemilang. Baik di level daerah, wilayah dan nasional sebagaimana cerita kegemilangan kepemimpinan Kerajaan dan Kesultanan di masa lalu.

Ada ratusan kerajaan dan kesultanan yang pernah ada di Nusantara yang pernah hidup dan menunjukkan eksistensinya pada zaman sebelum Republik ini dideklarasikan pada 1945. Bahkan yang menarik beberapa organisasi cikal bakal Negara Indonesia yang telah lahir terlebih dahulu sebelum era kemerdekaan telah berhasil mengadopsi dan menjadikan cerita kegemilangan sejarah kerajaan dan kesultanan di Nusantara sebagai modelnya.

Jika kita sarikan dari banyak pelajaran kepemimpinan yang pernah ada di Nusantara dan kisah sukses dua imperium besar Nusantara yakni Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit, setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan mereka bisa membangun kebesaran imperiumnya dan bisa eksis pada masanya. Para pemimpin tersebut memiliki apa yang dikatakan oleh Jim Chollins sebagai Disiplin pikiran, Disiplin tindakan dan disiplin diri yang tinggi.

Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dengan segala kegemilangannya setidaknya telah menyajikan tiga hal kedisiplinan semasa kejayaannya dulu. Mereka memiliki orang-orang dan pemimpin yang berdisiplin tinggi, mereka memiliki kedisiplinan pikiran dan mereka memiliki kedisiplinan aksi. Layak dan pantas jika Sriwijaya dan Majapahit saat itu kekuasan dan pengaruhnya tidak hanya di Nusantara akan tetapi hampir sebagian wilayah Asia Tenggara menjadi bagian dari wilayah kekuasannya.

Meneladani dua imperium Nusantara adalah perkara menghadirkan kembali spirit kebanggaan, keteladanan, implementasi dan modelling akan kegemilangan tata kelola kenegaraan oleh para pemimpin Nusantara terdahulu. Bahwa ternyata “portofolio” kepemimpinan yang pernah ada dalam sejarah Indonesia sudah selayaknya menjadi model bagi para pemimpin penerus kejayaan bangsa saat ini.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img