MALANG POSCO MEDIA – Hari ini, Kamis (22/12) bertepatan dengan Peringatan Hari Ibu (PHI). PHI tahun ini sudah yang ke-94 sejak tahun 1928. Hari Ibu ditetapkan berdasarkan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Dalam PHI kali ini mengambil tema Perempuan Berdaya Indonesia Maju.
Selain tema besar ada beberapa sub tema yakni; Kewirausahaan Perempuan: Mempercepat Kesetaraan, Mempercepat Pemulihan, Perempuan dan Ekonomi Digital, Perempuan dan Kepemimpinan, dan Perempuan Terlindungi, Perempuan Berdaya.
Ibu memang harus berdaya dalam berbagai bidang, termasuk berdaya dalam menghadapi penetrasi teknologi yang menyerbu semua anggota keluarga. Ibu yang punya kecakapan bermedia (media literate) akan dapat membentengi keluarga dari dampak buruk teknologi. Peran Ibu di era kecanggihan teknologi saat ini bisa menjadi penjaga literasi teknologi dan melek media digital bagi keluarga.
Ibu yang dulu memang bukanlah ibu yang sekarang. Ibu yang dulu tak punya akses pada internet dan beragam platform media sosial (medsos). Namun ibu zaman sekarang tak jarang hari-harinya banyak disibukkan dengan aktivitas bermedsos. Menulis dan komentar status, mengunggah foto dan video menjadi aktivitas yang banyak dipilih kaum ibu era digital saat ini. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah “wajah” ibu zaman now.
Konsumsi informasi para ibu saat ini juga telah berubah. Kalau zaman dulu, tak banyak ibu yang bingung dalam memilih dan memilah informasi. Sementara ibu saat ini harus pandai mengonsumsi informasi di tengah banjir informasi yang menerpanya. Tak ada pilihan lain, seorang ibu dituntut bijak dan cerdas saat bermedia. Kemampuan melek media (media literacy) menjadi keterampilan dan kemampuan yang wajib dimiliki para ibu.
Didikan Medsos
Ibu, jangan biarkan putra putri ibu dalam didikan medsos. Ibu harus tampil menjadi pendamping anak-anak saat mereka disetir oleh aneka media dan teknologi terbaru. Ibu harus mengambil alih anak-anak dari didikan medsos. Jangan biarkan generasi muda harapan bangsa menjadi rusak gegara ibu lupa mendampingi mereka. Ibu adalah sosok yang mampu membentengi keluarga dari keperkasaan internet, medsos, dan aneka gadget canggih.
Sering tersiar kabar anak-anak dan remaja yang kecanduan game dan medsos. Bahkan tak jarang di antara mereka sampai mengalami gangguan kesehatan fisik dan psikis yang serius. Tak sedikit anak-anak yang rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk asyik bermain di depan layar gadget-nya.
Tentu seorang ibu yang baik tak boleh membiarkan situasi buruk ini terus berlanjut. Ibu harus berdaya dan terus mencari cara agar putra dan putrinya tak menjadi korban dari kemajuan teknologi terkini.
Ketika seorang ibu saat ini dituntut mampu membentengi dan melindungi anak-anak mereka dari ketergantungan pada teknologi maka seorang ibu meski lebih dulu terdaya di hadapan teknologi. Tentu tak akan ada artinya ibu mengawasi atau melarang putra putri mereka untuk tidak tergantung pada teknologi sementara sang ibu sendiri setiap hari waktunya banyak dihabiskan untuk unggah status, foto, video, komentar, di berbagai laman medsos yang dimilikinya.
Seperti pepatah yang mengatakan bahwa contoh adalah guru terbaik. Maka dari itu untuk mengembalikan putra-putri dari ketergantungan pada teknologi adalah dengan contoh nyata dari ibu, bapak, dan anggota keluarga yang lain dalam sehat bermedia.
Menggunakan media yang sehat berarti tak mengonsumsi media secara berlebihan. Sikap kritis juga perlu dikedepankan saat menerima informasi yang dibawa oleh internet dan medsos. Perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa tak semua informasi yang masuk di smartphone atau laptop kita itu semua benar.
Penjaga Literasi
Mengapa posisi ibu penting dan strategis berkaitan dengan penetrasi teknologi saat ini? Karena ibu adalah penjaga literasi di rumah. Ibu yang idealnya bisa memainkan peran sebagai pendamping putra putrinya saat berselancar di dunia maya. Ibu mestinya yang menjadi teman setia para buah hatinya saat hidup berdampingan dengan teknologi yang punya sisi buruk di balik sisi baiknya.
Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital. Termasuk di dalamnya alat-alat komunikasi, jaringan dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Keluarga di era milenial dituntut lebih paham teknologi, khususnya para ibu untuk mengimbangi anak-anak yang sudah melek teknologi digital.
Konsep literasi digital yang berangkat dari lingkungan keluarga butuh peran ibu, selain kontribusi bapak dan semua anggota keluarga yang lain tentunya. Peran kaum ibu yang umumnya lebih dominan dekat dengan anak haruslah berperan optimal dalam pengawasan dan berupaya mengurangi dampak negatif teknologi digital. Literasi digital menjadi hal yang perlu dikuasai oleh seorang ibu dalam perannya sebagai pendidik anak-anak.
Melek media digital saat ini sebuah keniscayaan. Sosok ibu dituntut tak gagap teknologi. Sedikit banyak perlu mengetahui tentang berbagai aplikasi dan fitur pada gadget. Sehingga memiliki kemampuan untuk menyaring dan mengawasi anak. Yang terpenting ibu perlu mendampingi dan membatasi penggunaan teknologi pada anak-anaknya, tak melarang dengan mutlak tetapi berusaha memanfaatkan sisi positif teknologi yang bisa dimaksimalkan.
Perkembangan teknologi internet dan medsos yang pesat perlu diantisipasi agar tak berdampak buruk pada anak-anak dan remaja. Peran ibu sangat penting dalam memberikan pemahaman dan pencegahan masuknya konten-konten negatif di perangkat elektronik anak-anak dan remaja. Para ibu harus mengenal berbagai situs yang dapat merugikan tumbuh kembang anak. Pemahaman terhadap situs-situs berbahaya sangat penting agar ibu dapat memantau penggunaan teknologi dalam keluarga.
Di tangan para ibulah generasi emas masa depan bangsa terukir. Saat teknologi melahirkan dunia baru secara revolutif mulai mengambil alih peran-peran kehidupan nyata. Kini peran orang tua dan keluarga banyak tergantikan oleh campur tangan teknologi.
Tak sedikit nilai yang sebelumnya begitu tabu, sakral, konsevatif, menjadi mulai lumrah oleh sistem internet. Ibu, salah satu yang bisa memainkan peran mengatur injak gas atau rem atas penetrasi teknologi dalam lingkungan keluarga. Selamat Hari Ibu. (*)