MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji kembali melanjutkan program keliling pondok pesantren (Ponpes). Rabu (28/12) kemarin, bersama segenap jajaran Pemkot Malang bersilaturahmi dengan pengurus dan pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikmah Al Hasani Merjosari Lowokwaru Kota Malang.
Dalam silaturahmi tersebut Sutiaji menyampaikan rasa syukurnya kepada pondok pesantren atas peran sertanya dalam pembangunan bangsa. Yakni dalam pembentukan karakter generasi bangsa.
“Kontribusi pondok pesantren terhadap pengembangan keagaamaan ini berujung pada kuatnya karakter generasi bangsa. Itu peran dan kontribusi pondok selama ini,” tutur Sutiaji.
Oleh karenanya, kehadirannya ke pondok pesantren juga sekaligus merupakan bagian untuk memperkuat hubungan antara pemerintah dengan pondok pesantren. Ia berpesan, agar pembinaan agama dan karakter di pondok pesantren untuk terus dikuatkan.
“Bangunlah jiwanya dan raganya. Kalau badan sehat tapi mental tidak sehat, ini yang bahaya. Terus menerus kita bangun kebersamaan seperti ini,” tegasnya.
Ke depan Sutiaji juga akan berupaya untuk berkontribusi dalam pengembangan pondok pesantren. Tidak hanya dalam infrastruktur pondok, namun pihaknya juga akan berupaya memperbaiki akses jalan menuju pondok yang saat ini masih ada jalan bebatuan.
Pengasuh Ponpes Darul Hikmah KH. Junaedi M.PdI mengaku bersyukur atas kehadiran jajaran Pemkot Malang. Peran pondok pesantren dalam pembentukan karakter memang tidak tergantikan. Sebab pondok pesantren merupakan sebuah sistem pendidikan yang utuh, mulai dari bangun tidur hingga akan tidur lagi.
Di Ponpes Darul Hikmah Al Hasani ada beberapa program untuk mendukung penguatan karakter. Pertama transformasi untuk input keilmuan. Kedua proses transaksi, yakni proses interaksi pengasuh dan santri. Sehingga program tersampaikan secara penuh.
“Terakhir adalah trans internalisasi, disitu penguatan karakter yang betul betul mengkristal pada santri. Maka untuk mewujudkan itu pertama program taklim, kajian keilmuan mulai dari fikih, akidah, akhlak, Alquran, kedua, membentuk karakter itu adalah proses riyadoh dengan ibadah,” bebernya.
Pondok pesantren yang baru berdiri sejak empat tahun lalu ini sudah mengasuh sedikitnya 70 santri. Santrinya merupakan kalangan mahasiswa. Dalam waktu dekat, Junaedi mengatakan pihaknya bakal melakukan pengembangan pondok di lahan 6.000 meter persegi untuk santri SD.
Dia berharap pemerintah bisa terus hadir untuk memberi perhatian kepada pondok pesantren. Terlebih dengan rencana adanya perda pesantren sehingga bisa bersinergi dan mendukung program program pesantren. Mulai dari program taklim, pendidikan hingga anggaran fisik atau non fisik.
“Meskipun hakikatnya ruh pondok pesantren itu di pengasuh dan masyarakat, tetapi ketika pemerintah hadir mengawal ini akan cepat. Kami berharap Pemkot bisa memperkuat program pesantren dalam rangka mengimbangi kemajuan yang begitu cepat ini. Dengan pembentukan karakter yang kokoh, keinginan kuat, akhlak mulia, diharapkan menjadi benteng,” tandasnya. (ian/aim)