.
Thursday, December 12, 2024

109 Tahun Kota Malang

Soewarso, Wali Kota yang Hilang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Tahun 1940- an, Kota Malang mengalami situasi sulit. Khususnya saat masuk pendudukan pemerintah militer Jepang  saat itu. Lepas dari kepemimpinan kaum Eropa-Belanda, pemerintah Jepang masuk dan mengangkat wali kota Malang saat itu.

Era pemerintahan Jepang, pada Maret 1942, tercatat ada dua nama pemimpin Kota Malang saat itu. Yakni RAA Sam dan Soewarso Tirtowijogo. Tidak banyak referensi mengenai dua figur  tersebut, yang diketahui hanya keduanya tidak memimpin Kota Malang dalam waktu lama.

Pemerhati Sejarah Kota Malang Agung H Bhuana menjelaskan pada 8 Maret 1942, Tentara Darat Jepang masuk ke Kota Malang. Mengambil alih pemerintahan kota.

Diketahui saat itu Wali Kota Malang yang dijabat Boerstra masih bekerja sampai pertengahan April 1942 sebelum semua pegawai Belanda ditahan dan dibawa pergi, Jepang kemudian semakin berkuasa.

“Memang tidak terlalu banyak referensi sejarah soal ini. Yang jelas saat itu Jepang memang mengangkat sesuai selera mereka. Termasuk ada nama Suhargo, wali kota diangkat Jepang tapi sangat minim data soal itu,” jelas Agung.

Meski begitu nama pejabat atau wali kota atau saat itu sempat disebut caretaker di era  pendudukan Jepang adalah Bupati Malang yakni RAA Sam. Diangkat sebagai shicho (wali kota). Kemudian diganti Soewarso Tirtowijogo.

Raymond Valiant Ruritan, yang juga pemerhati sejarah Kota Malang menyebut beberapa informasi yang didapat. Yang cukup menyedihkan tentang Wali Kota Malang Soewarso Tirtowijogo.

“Soewarso, menurut catatan Wirjosoedibyo (1954) maupun Schaik (1996) ditangkap polisi militer rahasia Jepang atau kempeitai. Dan dia ditahan,” papar Raymond kepada Malang Posco Media saat menceritakan hasil pencariannya soal sosok Soewarso.

Setelah diangkat menjadi wali kota saat itu oleh pemerintah Jepang, tidak lama setelah itu ia hilang. Tak diketahui lagi keberadaannya. Raymond mengatakan kemungkinan besar Soewarso dihukum dan meninggal di suatu tempat milik kempeitai.

Soewarso memang tercatat sebagai wali kota  yang diangkat Pemerintah Militer Jepang menggantikan caretaker Wali Kota Malang, RA Sam saat itu.

“Memang sangat minim referensi soal Soewarso. Termasuk mengapa ia diangkat jadi wali kota, latar belakang dia apa saat itu. Kita memang  harus menggali lagi datanya, karena sangat minim. Dan dia tercatat hilang juga saat itu,” tegas Raymond.

Kemungkinan besar ia ditahan kemudian dibunuh di era 1942, pemerintahan Jepang mulai goyah. Dan di daerah-daerah lain di Indonesia mulai muncul pemberontakan demi pemberontakan melawan penjajah.

Di masa Soewarso menghilang, kata Raymond, memang di beberapa daerah di Indonesia yang diduduki pemerintahan Jepang bergejolak. Atau mengalami kerusuhan maupun pemberontakan.

“Karena mungkin panik atau curiga, pejabat pribumi seperti Soewarso ditahan atau ditangkap. Takut kalau melakukan pemberontakan saat itu,” tegas mantan Dirut Perum Jasa Tirta I ini.

Hingga saat ini nasib dan keberadaan Soewarso tidak pernah lagi terdengar. Minim jejaknya di sejarah populer tentang Kota Malang. (ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img