.
Saturday, December 14, 2024

Membangun Ekosistem Pertanian Berkelanjutan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

          Kerisauan publik akibat inflasi bahan pangan sebagai imbas terhadap perekonomian dunia yang berawal dari ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina tampaknya tidak akan menjadi sebatas kekhawatiran belaka. Bahkan, kondisi ini telah berimbas hingga level regional di Provinsi Jawa Timur.

          Sebagai imbas dari tekanan perekonomian global pada rantai pasokan bahan makanan, inflasi bahan makanan juga terjadi di Jawa Timur, hingga pada bulan Juli 2022 lalu, angka inflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau telah mencapai 9,52 persen secara year on year dengan IHK sebesar 116,50 yang meningkat sebesar 16,50 persen dibandingkan dengan tahun 2018.  

          Di tengah berbagai ketidakpastian perekonomian global hingga regional, penguatan pertanian untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri serta tetap menjaga ritme ekspor pertanian menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi. Sebuah paradigma terkait pertanian berkelanjutan diharapkan dapat menawarkan angin segar untuk menjawab tantangan tersebut.

          Pertanian berkelanjutan memerlukan perencanaan matang dan perhitungan yang akurat untuk mencapainya. Grand design pertanian berkelanjutan merupakan sebuah padanan dari konsep pembangunan berkelanjutan, secara spesifik pada pertanian. Dalam konsep ini terdapat penggabungan tiga unsur pembangunan pertanian dalam pandangan ekonomi, sosial, dan ekologis.

Memotret Dari Berbagai Sisi

          Pertanian berkelanjutan perlu dipandang sebagai sebuah konsep yang multidimensi. Food and Agriculture Organization (FAO)mengisyaratkan konsep multidimensi ini melalui kaitan pertanian berkelanjutan dengan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).    Terwujudnya pertanian berkelanjutan, akan berkaitan pula dengan pencapaian 12 dari 17 indikator SDGs. Di antaranya adalah pengentasan kemiskinan, pemberantasan kelaparan, kesetaraan gender, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan, dan sebagainya.

          Luasnya kaitan pertanian berkelanjutan, lekat dengan keterkaitan antar sektor perekonomian baik secara backwardmaupun forward linkage dari sektor pertanian. Keterkaitan ini menunjukkan bagaimana pergerakan ekonomi pada sektor pertanian akan turut menggerakkan sektor lain seperti industri manufaktur, transportasi, bahkan sektor perdagangan.   

          Lebih lanjut, bila melihat dari pembentuk kerangka pertanian berkelanjutan, terdapat tiga sisi yang perlu untuk ditelaah. Dari sudut pandang ekonomi, pertanian diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu meningkatkan produktivitas, menciptakan pekerjaan layak, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

          Kondisi ini telah teruji secara empiris di Jawa Timur. Sektor pertanian mampu menjadi sektor yang tangguh di tengah pandemi. Pertumbuhan ekonomi yang sanggup berakselerasi sebesar 0,09 persen secara kumulatif sepanjang tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya telah menunjukkan ketahanan sektor ini di tengah kontraksi yang dialami banyak sektor lain di tengah kondisi pandemi. Namun, di sisi lain upah pekerja pertanian masih tergolong dalam low pay rate.

          Dari sudut pandang sosial, sektor pertanian Jawa Timur masih lekat dengan kondisi sosiologis pedesaan. Pertanian masih menjadi sektor utama bagi penduduk Jawa Timur yang tinggal di daerah pedesaan. Di tahun 2021, 7 dari 10 petani di Jawa Timur, tinggal di daerah pedesaan. Fenomena ini menunjukkan keeratan budaya dengan sektor pertanian. Hal ini akan menghadirkan tantangan baru untuk menyelaraskan upaya pemberdayaan masyarakat desa yang berpusat dari sektor pertanian.

          Sisi lain yang perlu menjadi perhatian adalah secara ekologis, fakta empiris menunjukkan bahwa di Jawa Timur telah muncul berbagai inovasi pertanian yang lebih ramah lingkungan. Inovasi riset pertanian telah menghasilkan berbagai metode pertanian yang dapat menjaga keberlangsungan lingkungan, serta menjadi inisiator peningkatan kualitas lingkungan.

          Tantangan yang muncul adalah bagaimana terus dapat menjaga keberlangsungan inovasi dan riset serta memasyarakatkan pertanian ramah lingkungan yang dapat diaplikasikan dengan mudah oleh petani Jawa Timur.

Aksi Kolaborasi

          Lalu, langkah konkrit seperti apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan? Aksi kolaborasi antara pemerintah, dunia industri, akademisi, serta pelaku usaha tani diperlukan untuk mencapainya.

          Peran serta pemerintah dalam peningkatan produktivitas pertanian melalui akses keuangan pada usaha pertanian, diperlukan untuk meningkatkan produktivitas. Digitalisasi pertanian dapat menjadi jembatan untuk memperluas akses tersebut. Pertanian digital, akan memudahkan akses finansial, pemasaran, dan peningkatan kapabilitas petani dalam pengolahan produk pertanian.  

          Pemerintah juga perlu berperan mendukung penyediaan pasar, secara spesifik dengan menghubungkan usaha pertanian dengan pasar yang sesuai. Selain itu, dengan menggandeng akademisi serta dunia industri, akan menjadikan petani lebih berwawasan, khususnya terkait diversifikasi produk yang akan menunjang diversifikasi pendapatan dari usaha pertanian.

          Meningkatkan wawasan petani dengan membangun pengetahuan, serta investasi pada human capital pertanian melalui pendidikan dan pelatihan juga akan dapat membangun kapabilitas dalam mengusahakan sektor pertanian.

Data Pertanian Berkelanjutan

          Namun, setiap rencana aksi kolaborasi, akan terkendala bila tidak didukung dengan ekosistem data yang akurat dan komprehensif. Membangun pertanian berkelanjutan tanpa data, akan meningkatkan peluang munculnya berbagai ketidaktepatan dalam penentuan sasaran berbagai program.

          Intervensi pemerintah dan stakeholder pertanian akan menimbulkan bias, jika tidak didukung dengan data yang akurat. Pemberian pelatihan pertanian, fasilitas akses finansial, serta berbagai program lain, tidak dapat sampai ke tangan yang tepat, tanpa data yang akurat.

          Data pertanian yang berkelanjutan, adalah kunci tercapainya keberlanjutan pertanian. Melalui data akurat, akan diperoleh kebijakan yang tepat dan cermat, serta spesifik pada tujuan pertanian berkelanjutan.

          Harapannya, sebuah ekosistem pertanian berkelanjutan akan terwujud, didukung dengan ekosistem data yang komprehensif melalui Sensus Pertanian 2023. Mencatat pertanian Jawa Timur dengan akurat, akan menjadi faktor kunci keberhasilan perwujudan pertanian berkelanjutan.(*)  

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img