.
Sunday, December 15, 2024

Weekend Story

Bukan Sekadar Perang-Perangan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Pacu Adrenalin Juara

Sempat dianggap hanya sekadar main perang-perangan. Ternyata jadi ajang asah prestasi. Pemain olahraga Airsoft Gun Ika Pristanti membuktikannya.

MALANG POSCO MEDIA – Ketangkasan, kecepatan, ketangguhan hingga kedisiplinan jadi keharusan. Itu wajib  dimiliki, pemain olahraga Airsoft Gun. Olahraga ini bisa untuk pria maupun wanita.

Seperti yang dilakoni Ika Pristanti, asal Tanjungrejo Kecamatan Sukun Kota Malang. Mei bulan lalu dia menjuarai Festival Olahraga Daerah (FORDA) Jatim dari Airsoft Gun.

Olahraga yang belakangan makin populer ini diketahui memang agak berbeda seperti olahraga kebanyakan. Terutama dari segi penampilan hingga perlengkapannya. Menggunakan sebuah replika senjata yang biasa disebut ‘unit’. Selain itu, juga ada safety glass (kacamata) hingga rompi atau vest. Bisa disebut olahraga ini seperti ‘ala militer’.

“Kita menyebutnya bukan senjata, tapi unit. Karena kalau disebut senjata, khawatirnya olahraga ini konotasinya jadi berbahaya,” kata Ika, ditemui Malang Posco Media.

Sebagai informasi, jenis unit airsoftgun ada AEG (Automatic Electric Gun) yang bertenaga dinamo dan digerakkan oleh baterai. Lalu ada unit High Pressure Air atau unit bertekanan tinggi yang mampu melontarkan peluru BB. Kemudian Gas Powered Airsoft yang bertenaga gas dan Spring yang menggunakan penggerak pegas atau spring. Unit-unit ini sebenarnya relatif aman karena   pelurunya seperti bola kecil berbahan plastik.

Sementara dari segi permainan olahraganya, juga sangat menarik. Selayaknya seperti yang ada di dunia militer, ada gerakan mengendap, tembak menembak, bahkan hingga menyergap dan menyelamatkan sandera.

“Makanya awal saya tertarik itu tahun lalu dan kenal airsoft gun itu ketika ada demonstrasi ekstra kurikuler Airsoft Gun di kampus. Ada jalan terucuk, lalu posisi membidik, dan tertarik gerakan-gerakannya bagus. Ini asyik dan tidak monoton seperti yang lainnya,” kenang Ika.

Siswi SMKN 4 Malang ini pun kemudian menekuni olahraga Airsoft Gun di sekolahnya. Saat itu ia ingat betul  sekali tidak gentar mengikuti latihan Airsoft Gun. Ika sudah bulat dan nekat tetap ikut walaupun tahu bagaimana beratnya olahraga yang memacu adrenalin itu.

Kala pertama ia mengangkat unit, ternyata hampir tidak mampu mengangkatnya. Bahkan tangan Ika diakui sangat tremor saat itu.

“Kurang tahu berapa kilogram beratnya, tapi saat itu tangan saya getar-getar mengangkatnya. Padahal harus fokus membidik. Tapi tidak apa-apa, nekat karena saya memang suka,” kata  siswi Jurusan Teknik Grafika ini.

Tidak berhenti di situ, Ika makin dibuat kaget ketika ternyata ada latihan ‘Rapling’. Atau turun dari ketinggian hanya menggunakan tali. Padahal, Ika sendiri saat itu bisa dikatakan sangat takut ketinggian.

Alhasil Ika pun memaksa dirinya bisa melebihi batas kemampuannya saat itu. Beruntung, para senior begitu pintar memotivasinya.

“Saya lihat ketinggian saja takut. Hanya saya yang tidak berani, takut ketinggian banget. Jadi saya hanya teriak-teriak saja awalnya. Tapi mereka bilang  tidak apa-apa dicoba saja. Satu kali coba bisa, ternyata kok saya jadi ketagihan. Jadi ikut Airsoft Gun ini saya bisa berani ketinggian,” ungkap Ika.

Gadis berusia 17 tahun ini pun makin bersemangat menjalani latihan Airsoft Gun. Apalagi didukung penuh oleh orang tuanya. Meski diakui, sempat ada sedikit keheranan dari orang tuanya lantaran memilih olahraga yang notabene diikuti oleh pria.

“Makanya saya jelaskan ke orang tua olahraganya itu bagaimana. Perlindungan dari bahayanya, sampai kegiatan kegiatannya,” kata Ika 

Karena olahraga Airsoft Gun masih jarang diikuti oleh banyak orang, maka tidak sedikit yang memandang sebelah mata. Ika sendiri beberapa kali mendengar omongan- omongan atau sindiran kepada dirinya. Mereka menganggap olahraga ini malah seperti mainan.

“Ada yang bilang; apa sih kegiatannya itu cuma tembak tembakan seperti itu. Ada juga yang bilang; ngapain ikut ekskul terus. Memang kebanyakan dari mereka yang banyak nongkrong dan bolos terus sih. Ya didengar saja,” tukasnya.

Tidak disangka, berkat ketekunan, kegigihan dan kedisiplinan Ika dalam berlatih Airsoft Gun, nyatanya juga bisa meraih prestasi. Menepis anggapan dan omongan negatif itu dengan capaian yang membanggakan.

Terbaru, Ika   sukses mengalahkan puluhan pemain Airsoft Gun dari berbagai daerah dan menjuarai Festival Olahraga Daerah (FORDA) tingkat provinsi pada akhir Mei lalu dari olahraga Airsoft Gun. Ini merupakan capaian yang begitu berharga karena merupakan kali pertama. Atas hasil ini, ia pun dipercaya untuk mengikuti FORNAS pada Juli nanti.

“Targetnya tentu juara. Walaupun musuh tidak seperti kemarin, karena nanti pasti ada yang senior dan mestinya lebih hebat. Tapi optimis saja dulu,” tegas Ika.

Menurut Ika, setidaknya melalui olahraga Airsoft Gun ini, dirinya mendapatkan begitu banyak manfaat. Terutama masalah kesehatan. Baik dari segi fisik maupun mental. Maka dari itu ia berjanji bakal terus mengasah kemampuannya itu untuk bekal di masa mendatang.

“Manfaat dari segi fisik, saya yang selama Covid-19 di rumah dan tidak pernah olahraga, sekarang merasa fisik jauh lebih kuat. Lalu dari segi mental, saya merasa lebih berani, lebih disiplin dan semakin mudah bersosialisasi,” tandas alumnus SMP Salahuddin ini. (ian)

Tetap Utamakan Belajar

MALANG POSCO MEDIA – Olahraga Airsoft Gun yang ditekuni  Ika Pristanti telah terbukti memberi kebanggaan bagi masyarakat luas. Tak hanya Kota Malang, namun juga Provinsi Jawa Timur.

Namun demikian  meski Ika selalu disibukkan dengan olahraga Airsoft Gun, ia mengaku tetap memprioritaskan belajar.

Menurut Ika ini penting karena menjadi landasan dasar untuk berkarya lebih jauh. Ika sendiri mengakui memang harus ada manajemen waktu yang maksimal agar keduanya, baik olahraga Airsoft Gun maupun belajar di sekolahnya sama- sama berjalan lancar.

“Kalau latihan fisik, biasanya pas sepulang sekolah. Ekskul juga hari libur dan pas mungkin ada kerja kelompok sekiranya bisa izin ya izin dulu. Jadi sebenarnya ini tidak saling mengganggu waktunya. Kalau diibaratkan, sekolah itu 9,5 kalau Airsoft Gun itu 9. Artinya ada porsi masing-masing dan pastinya prioritas belajar,” sebut Ika sambil tersenyum

Kendati begitu, Ika juga mengaku ambisi-ambisinya dalam dunia Airsoft Gun tetap ia kejar. Misalnya, ia sejak lama berkeinginan untuk mengupgrade unit yang biasa dipakai. Sebab saat ini, unit yang dimiliki Ika masih unit Tec-9 berjenis Spring atau kokang manual. Jarak efektifnya masih berkisar 20 meteran.

“Nah saya ingin beli yang (berbahan) metal. Itu memang jutaan. Banyak unit seharga jutaan yang dipakai waktu FORDA kemarin. Malah saya lihat ada yang Rp 20 jutaan. Tapi saya target ingin yng harga Rp 30 jutaan. Seperti senjata M4. Kualitas dan spesifikasinya pasti lebih bagus,” beber bungsu dari lima bersaudara ini.

Terlepas dari itu, Ika hanya ingin menunjukkan bahwa sebagai anak muda harus bisa produktif bahkan berprestasi. Sebab sudah selayaknya anak muda mengisi waktunya dengan hal yang bermanfaat.

Jangan sampai justru dihabiskan dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat. Bahkan yang paling dikhawatirkan adalah tindakan-tindakan kriminalitas.

“Maka dari itu jangan salah pilih teman dan ikuti keinginan positif mu. Apa saja yang penting positif.  Saya saja walaupun di sekolah itu yang cewek ikut Airsoft Gun itu hanya tiga orang tetap pede. Apalagi ini kegiatan positif dan bermanfaat,” tutur gadis yang juga hobi bersepeda ini.

Untuk kedepannya, Ika sendiri mengaku bercita-cita menjadi seorang prajurit TNI. Ini tidak mengherankan dan sesuai dengan olahraga Airsoft Gun. Apalagi selama di Airsoft Gun, Ika selalu digembleng baik fisik maupun teknik-teknik menyerbu seperti prajurit.

“Iya kalau tidak menjadi tentara, mungkin saya akan memilih jadi pebisnis, direktur di sebuah perusahaan. Karena dari kecil saya memang pernah berjualan dan itu saya cukup senang,” pungkasnya. (ian/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img