Ikatan Alumni (IKA) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke X dengan mengambil tema ‘Kemajuan Universitas dan Optimalisasi Jejaring Alumni’ di Gedung Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UB, Jumat (11/8). Acara ini dihadiri jajaran pengurus IKA UB, pimpinan UB dan segenap alumni UB dari berbagai daerah di Indonesia.
Rektor UB Prof. Widodo, SSi.,MSi.,PhD.Med.Sc didampingi oleh Ketua Umum IKA UB periode 2019-2023, Prof. Ahmad Erani Yustika, SE.,MSc.,PhD membuka kegiatan Munas ke X IKA UB. Dalam sambutannya Erani menyampaikan bahwa pada kepengurusan IKA UB periode 2019-2023 praktis sebagian besar waktunya diliputi oleh masa pandemi Covid-19.
Pada masa yang tidak menentu tersebut seluruh pengurus berusaha membuat program yang menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Berbagai diskusi dan pembahasan mendalam dilakukan untuk menghasilkan berbagai program untuk membantu meningkatkan kualitas UB dengan eksistensi alumni.
“Sebagian besar waktu pada kepengurusan IKA UB (2019-2023) diliputi oleh ketidakpastian akibat masa pandemi. Kami berusaha membuat program menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Melaksanakan berbagai diskusi dan pembahasan mendalam untuk membuat program yang mampu membantu meningkatkan kualitas UB. Berusaha memfasilitasi alumni yang ingin berkiprah di sektor publik dengan memanfaatkan berbagai jejaring yang telah ada. Hal yang paling penting lagi adalah membangun dan membangkitkan alumni UB di tingkat daerah. Alhamdulillah saat ini telah ada sekitar 30 ikatan alumni di berbagai daerah,” terang Guru Besar dari FEB UB tersebut.
Pada kesempatan yang sama Widodo selaku Rektor UB menyampaikan bahwa saat ini UB menjadi perguruan tinggi paling diminati di Indonesia. Jumlah peminat terbesar calon mahasiswa di Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di UB adalah salah satu indikatornya. Peran dan pengaruh dari alumni merupakan salah satu hal yang mampu mendongkrak popularitas UB di masyarakat. Kualitas pendidikan akan terus digenjot dan ditingkatkan dengan perbaikan dan meningkatkan akreditasi internasional berbagai program studi, karena UB ingin dikenal secara internasional.
UB saat ini tengah mengembangkan kampus di beberapa daerah untuk menopang ketersediaan sumber daya manusia menyongsong Indonesia emas 2045. Alumni sangat aktif untuk ikut membantu meningkatkan kualitas UB. Terbentuknya IKA UB di tingkat daerah diharapkan mampu memperkuat jejaring alumni UB.
“Saat ini UB merupakan perguruan tinggi yang paling diminati di Indonesia. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh alumni UB yang telah banyak membantu meningkatkan popularitas UB di masyarakat. Banyak sekali alumni UB yang menduduki posisi strategis menjadi salah satu faktor UB semakin dikenal oleh masyarakat. UB berharap IKA UB ini juga menjadi salah satu sayap untuk membantu UB terbang tinggi,” ungkap Widodo.
Setelah melalui rangkaian proses pemilihan di Munas X IKA UB, maka ditetapkanlah Ir Mohammad Zainal Fatah sebagai Ketua Umum IKA UB periode 2023-2027. Pria yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini resmi menjadi Ketum IKA UB setelah menjadi kandidat tunggal dalam Munas IKA UB. Dia menggantikan Prof Erani Yustika, Ketum IKA UB Masa Jabatan 2019-2023.
Pada saat menandatangani kesediaannya untuk dicalonkan menjadi Ketum IKA UB dalam Munas X Brawijaya, Fatah mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk dapat membantu almamaternya menjadi lebih maju lagi. “Dengan dukungan bersama, saya akan maju untuk membesarkan IKA UB,” ucap pria kelahiran Pamekasan Madura itu.
Selain Ketum IKA UB periode 2023-2027, Munas IKA UB ke 10 ini juga menetapkan Prof Ali Syafaat (Wakil Rektor II UB) sebagai ketua dewan pengawas IKA UB. Fatah berharap, dengan kepengurusan baru ini, bisa membawa angin segar, sehingga Alumni UB bisa berkontribusi lebih terhadap masyarakat dan juga almamater. (imm/bua)