.
Friday, December 13, 2024

EDITORIAL; Terima Kasih Warga Tlekung

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Tak selamanya aksi massa itu berdampak buruk. Penutupan TPA Tlekung oleh Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setelah didesak warga Desa Tlekung Kecamatan Junrejo justru membuka mata semua pihak untuk bersama-sama berpikir tentang sampah. Karena warga Desa Tlekung bukan hanya menuntut tapi juga siap mengelola sampah secara mandiri di TPS.

Bukan soal siapa pejabatnya yang berkuasa atau kepala dinasnya yang berwenang, tapi sampah menjadi persoalan lingkungan yang harus diselesaikan dan dicarikan solusi bersama. Penutupan TPA Tlekung yang memang sudah overload sejak 2015 lalu dan kemudian ‘meledak’ persoalannya hingga membuat warga Tlekung murka di awal Agustus lalu, kini memunculkan harapan baru.

Betapa tidak, Pemkot Batu, Dinas Lingkungan Hidup, Pemerintah desa/lurah bersama komunitas pecinta lingkungan, Sabers Pungli, Tandur Banyu dan stakeholder lainnya bahu membahu membuat komitmen bersama. Pilah sampah di masing-masing TPS.

Efek positif massal dari gerakan warga Desa Tlekung ini yang kini harus dikawal betul oleh Pemerintah Kota Batu. Komitmen masing-masing desa/ kelurahan untuk mengelola dan memilah sampah di TPS ini yang harus didampingi dan dikawal.

Termasuk juga kalangan usaha, perhotelan dan restoran. Mereka juga sudah komitmen untuk ikut andil dan bertanggungjawab mengelola dan memilah sampah. Karena menjadi pekerjaan bersama, pihak pihak yang mempunyai pengetahuan tentang cara mengelola dan memilah sampah harus memberikan pendampingan kepada masyarakat, kalangan usaha dan perhotelan.

Agar semua berjalan dengan baik dan lancar, maka pemilahan sampah di masing-masing TPS, di kalangan usaha dan PHRI perlu dikawal secara serius. Pengawalan dan pendampingan ini menjadi pekerjaan dan tanggungjawab Pemkot Batu agar program TPS3R di masing-masing desa/ kelurahan bisa terwujud secara keseluruhan. Termasuk di kalangan PHRI.

Dengan begitu, pelan tapi pasti persoalan sampah di Kota Batu bakal terurai. Karena beban TPA Tlekung tidak semakin berat. Meski butuh waktu, namun setidaknya saat ini kesadaran masyarakat digerakkan dan ditumbuhkan secara bersama-sama. Kasus TPA Tlekung sudah membuat semuanya sadar bahwa sampah adalah persoalan masyarakat Kota Batu secara keseluruhan.

Kalau program TPS3R di Kota Batu ini bisa terwujud 100 persen di masing-masing desa/ kelurahan, kalangan usaha dan PHRI, maka penyelesaian sampah di Kota Batu bisa menjadi proyek percontohan nasional. Tentu bukan semangat ini yang dibangun, tapi semangat warga yang dengan kesadaran untuk ikut andil menyelesaikan persoalan sampah, inilah yang patut dicontoh wilayah lain di Malang Raya.

Saat inilah kesempatan masyarakat untuk menjadi ‘pahlawan-pahlawan’ yang berjuang untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Batu dari hulu hingga hilir hingga tuntas. Terima kasih masyarakat Desa Tlekung. Terima Kasih Pemkot Batu, DLH, Komunitas Sabers Pungli, Komunitas Tandur Banyu dan seluruh stakeholder terkait yang fokus dan konsen untuk menyelesaikan persoalan sampah di Kota Batu.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img