.
Thursday, December 12, 2024

PEMIMPIN PERADABAN DUNIA BERKARAKTER FAST

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Proses konseling mengharapkan terjadinya  perubahan   yang  signifikan pada diri individu, terutama perubahan dari segi kognitif, emotif dan perilaku. Karakter atau ahklak   mengacu   pada   serangkaian sikap dan perilaku untuk melakukan hal yang terbaik.

Menurut Battistich dalam Arismantoro (2009: 65) individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang berusaha melakukan yang terbaik. Menurut Penulis melakukan yang terbaik artinya berakhlak mulia atau terpuji.          Ada sembilan karakter dasar (Ratna Megawangi, 2004:96) yang di dalamnya terkandung nilai-nilai universal, yaitu sebagai berikut: 1) Cinta tuhan dan segenap ciptaanNya;

 2) Kemandirian dan tanggung jawab; 3) Kejujuran/amanah, kebijaksanaan; 4) Hormat dan santun; 5) Dermawan, suka menolong dan gotong royong; 6) Percaya diri, kreatif, dan pekerja keras; 7) Kepemimpinan dan keadilan; 8) Baik dan rendah hati; 9) Toleransi dan kedamaian dan kesatuan.

Kesembilan karakter dasar di atas telah sesuai dengan   Islam di Nusantara yang menempatkan kecintaan kepada Tuhan dan alam semesta sebagai substansi dasar ideologi Pancasila. Sembilan karakter dasar tersebut terdapat dalam Islam, sudah terhimpun dalam sifat-sifat kenabian, seperti yang diaktualisasikan dan diteladankan oleh panutan umat Islam beliau Nabi Agung Muhammad SAW, yaitu siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh.

Pada tulisan ini disusun akronim FAST (fathanah, amanah, siddiq, dan tabligh), untuk memudahkan mengingat, membuat kesan emosional, sehingga bertahan lama di memori pembaca. 

 Fathanahberarti kecerdasan, lawan dari Jahlun(bodoh). Kecerdasan menjadi indikator keberhasilan individu dalam kehidupan. Fathanahdiartikan dengan kecerdasan, kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu. Kecerdasan merupakam kemampuan berpikir lebih cepat, menyelesaikan masalah lebih mudah, dan mengatasi kesulitan lebih jitu dibandingkan dengan individu lain.

          Menurut Toto Tasmara (2001: 212) “Fathanah merupakan ke-cerdasan yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan terutama spiritual.”

Beberapa karakteristik pribadi fathanah menurut Toto Tasmara (2001:213) adalah sebagai berikut:

Pertama, The man of wisdom.  Terampil melaksanakan

profesinya, sangat berdedikasi dan dibekali dengan hikmah

dan kebijaksanaan. Kedua, High in integrity.  Bersungguh

sungguh dalam segala hal, mampu melihat di balik tampak

dengan perenungan dan tafakur. Ketiga, Willingness to learn.

Memiliki motivasi yang sangat kuat untuk terus belajar dan

mampu mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang

dihadapi.

Keempat, Proactive stance. Proaktifdan ingin memberikan

kontribusi positif bagi lingkungan. Kelima, Fait in God.Sangat

mencintai Tuhannya, dan kerena selalu mendapat petunjuk

dari-Nya. Keenam, Creditable and refutable.Menempatkan

diri sebagai insan yang dapat dipercaya. Ketujuh, Being the

best.  Selalu ingin menjadikan dirinya sebagai teladan, dengan

menampilkan unjuk kerja yang terbaik. Kedelapan, Empathy

and compassion. Menaruh cinta kepada orang lain

sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Kesembilan,

Emotional maturity.Memiliki kedewasaan emosi, tabah, dan

tidak pernah mengenal menyerah serta mampu

mengendalikan diri. Kesepuluh, Balance.Memiliki jiwa yang

tenang. Kesebelas, Sense   of   mission.   Memiliki   arah tujuan

dan arah yang jelas dalam kehidupan. Keduabelas, Sense of

competition.Memiliki sikap untuk bersaing secara sehat.

Amanah artinya benar-benar bisa dipercaya. Individu yang amanah selalu ingin menampilkan sikap dan perilaku bisa  dipercaya,  menghormati  dan  dihormati. Menurut Toto Tasmara (2001:221).  Amanah merupakan  kekuatan ruhani yang senantiasa diterima dengan penuh rasa percaya, dihormati dan dipercaya.

 Siddiqdiartikan dengan jujur. Kejujuran merupakan   komponen ruhani yang memantulkan berbagai sikap ter- puji. Individu jujur adalah individu yang berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas  dari  segala  kepalsuan dan penipuan.

          Menurut Marzuki (2015: 98) Jujur pada diri sendiri yaitu berpihak pada kebenaran. Indikator orang yang jujur pada diri sendiri yaitu, berjalan dengan penuh keyakinan diri, berdiri di atas kebenaran, mandiri, memiliki kesadaran otentik, dan berani mempertahankan makna hidup dan jati dirinya bertanggung jawab, disiplin, dan taat.

          Selanjutnya jujur pada orang lain bukan hanya sekadar   berkata dan berbuat  benar, namun berusaha memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi orang lain. Terakhir jujur pada Allah SWT, artinya berbuat dan memberikan segala-galanya untuk Allah atau beribadah hanya untuk Allah.

 Tablighartinya menyampaikan kebenaran melalui suri teladan dan perasaan cinta yang sangat mendalam. Ditegaskan oleh Marzuki (2015: 97) “Rasulullah adalah komunikator unggul disertai pesan-pesan tidak saja verbal belaka, tetapi diikuti gerak amal nyata.

Nilai-nilai tabligh memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, pengem- bangan dan peningkatan kualitas sumber daya insani, dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu. Indikator atau ciri-ciri karakter FAST secara nyata dapat dilihat dari perilaku individu sehari-hari, dengan membuat indikator penampilannya selalu memperhatikan akhlakul karimah.

Kandungan akhlak mulia yang terdapat pada untaian kata atau akronim FAST, kiranya dapat menjadi pedoman bersikap dan bertingkah laku sebagai bentuk ideal, sekaligus sebagai bahan renungan serta pembiasaan. Sehingga ruhani  individu  semakin  tajam dan sensitif  menghadapi tantangan dalam cara berperan di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Karakter/ akhlak FAST itulah sejatinya yang juga seharusnya dijadikan panduan revolusi  mental yaitu  ikthtiar untuk  melakukan  perbaikan  pola  pikir, rasa, dan tindakan lalu bersama-sama dipahami diwujudkan dan diaplikasikan dalam praktik hidup sehari-hari, menjadi kebiasaan, dan pada akhirnya menjadi kepribadian.

Banyak pendekatan yang dapat digunakan, salah satunya adalah model konseling spiritual teistik, berfokus pada nilai-nilai religius Islam untuk  mengembangkan fitrah, berpikir, berperasaan, bersikap dan bertindak individu sesuai nilai-nilai Islam demi mewujudkan generasi yang berkarakter FAST (fathanah, amanah, siddiq, dan tabligh).

Sebagai sifat atau perilaku dalam menjalani sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang “Baldatun Thayyibatun Wa rabbun Ghafur” yang telah dicontohkan  para nabi. Terutama Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik dan conselor sejati dalam kehidupan umat manusia yang mengimaninya.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img