spot_img
Wednesday, October 16, 2024
spot_img

Penelitian Mahasiswa UB Diprotes, Sebut Ritual Pesugihan Terkait Gangguan Mental

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Yayasan Ngesti Gondo Pesarean Gunung Kawi Malang memprotes hasil penelitian yang dilakukan lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) terkait Pesarean Gunung Kawi. Penelitian mereka, mengaitkan praktik ritual pesugihan dengan kecenderungan mental disorder (gangguan mental), khususnya psikologi pelakunya.

Penelitian itu dianggap tanpa izin dan tidak memiliki sumber yang jelas, serta menimbulkan dampak negatif yang meluas. Informasi yang dihimpun, lima mahasiswa UB yang melakukan penelitian yakni Muhammad Harun Rasyid Al Habsyi, Zulfikar Dabby Anwar, Suntari Nur Cahyani, Anggi Zahwa Romadhoni, dan Andini Laily Putri.

- Advertisement -

Mereka dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB. Mereka juga didampingi dosen pembimbing, Destyana Ellingga Pratiwi, SP, MP, MBA. Juru bicara Yayasan Ngesti Gondo Pesarean Gunung Kawi Malang, Alie Zainal Abidin menegaskan penelitian tersebut tanpa sepengetahuan pengelola.

Menurut dia, riset berjudul Artha Kawi: Kawi’s Local Culture and Mental Disorder itu sangat disayangkan, karena berisi informasi yang tidak faktual dan tanpa sumber yang jelas tentang Pesarean Gunung Kawi. “Prinsipnya informasi penelitian itu mengagetkan kami karena tidak pernah ada izin. Lalu diksi yang digunakan di dalamnya cenderung ‘mengerikan’,” ujarnya.

“Ada yang menyebut pesugihan, membutuhkan tumbal hingga yang lainnya tentang ritual pesugihan. Yang disampaikan masih bersifat rumor dan bekum terkonfirmasi kebenarannya,” tambah Alie, kemarin. Selain itu, disampaikan juga beberapa informasi tentang mistis. Bagi pengelola, hal itu tak bisa dibenarkan lantaran tak sesuai kaidah ilmu pengetahuan.

Penelitian yang merupakan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) itu diketahui kali pertama muncul justru di media sosial dan media massa. Namun, hasil penelitian yang berupa naskah publikasi dan sejenisnya belum ditemukan atau diterima pengelola. “Yang ada pernyataan anggota penelitian kelompok melalui media,” katanya.

Menurut Alie, hal sebuah penelitian harusnya bisa dipertanggungjawabkan. Serta, materi riset tersebut jika belum diklarifikasi selayaknya tidak dipublikasikan lebih dulu. Pihaknya menemukan ada belasan artikel media massa yang mengacu pada penelitian tersebut. Yakni sejak tanggal 6 Oktober 2023.

Serta puluhan unggahan media sosial milik kelompok mahasiswa tersebut. “Dampaknya ke masyarakat. Ada ribuan warga yang bergantung hidup di area pesarean dari pedagang barang dan jasa, sampai pemandu. Gunung Kawi, khususnya kompleks pesarean dikenal sebagai wisata religi dan budaya yang bersahabat bagi semua orang,” jelasnya.

Menurut dia, pengelola pesarean telah bersurat ke pihak UB dan kelompok mahasiswa untuk menghapus unggahan media sosial yang berdampak negatif maupun di media masa. Pihak pengelola juga meminta klarifikasi terkait hasil penelitiannya. Ia menegaskan pihak Pesarean Gunung Kawi tidak pernah tertutup untuk kerja sama penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan berbagai bidang.

Bahkan dari pengalaman, lembaga pendidikan hingga tingkat kementerian pernah melakukan penelitian di Gung Kawi. Alie berharap pihak kampus segera menanggapi persoalan tersebut. Sayangnya, Instagram Artha Kawi belum menjawab konfirmasi dari Malang Posco Media mengenai penelitian  mereka yang tengah dipermasalahkan. (tyo/mar)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img