.
Thursday, December 12, 2024

Dampak Kekeringan Meluas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Masalah Air Terasa di Wilayah Kabupaten Malang

Distribusi Lebih dari 2,6 Juta Liter Air

MALANG POSCO MEDIA- Kekeringan dan krisis air ancaman serius di sejumlah wilayah Kabupaten Malang. Apalagi kekeringan diprediksi bakal meluas. Kemarau pun masih Panjang hingga bulan depan.

Sejak awal September 2023 lalu, hingga kini sudah sembilan desa di empat kecamatan mengalami krisis air bersih. Menyusul fenomena el nino yang mengakibatkan musim kemarau diprediksi bakal lebih panjang.

Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sembilan titik kekeringan ada di Kecamatan Singosari, Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Jabung  dan Kalipare. Upaya penanggulangan dilakukan dengan bantuan suplai air bersih.

Sejak 1 September 2023 hingga sekarang sudah lebih dari 2,6 juta liter air disalurkan. Jika dirincikan, kekeringan di Kecamatan Jabung meliputi enam RT di Dusun Gunung Kunci Desa Jabung sebanyak 269 KK terdampak  dan di  Desa Kemiri 485 KK terdampak.

Di Kecamatan Singosari, meliputi Dusun Sumbul Desa Klampok  sebanyak awbanyak 188 KK. Lalu di Kecamatan Sumbermanjing Wetan  meliputi Desa Sumawe sebanyak 51 KK, Desa Sumberagung sebanyak 182 KK, serta Desa Kedung banteng sebanyak 185 KK. Selain itu di Kecamatan Kalipare meliputi Desa Putukrejo sebanyak 65 KK, dan Desa Kalipare di Dusun Sumbermaron sebanyak 80 KK. Terbaru, Desa Kalirejo 33 KK. Rata-rata penyalurannya setiap hari 5-25 ribu liter sekali kirim.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pertama BPBD Kabupaten Malang, Isa Ansori mengatakan, tak jarang  armada yang dibutuhkan masih kurang dan sesekali harus bergantian. “Untuk hari ini (kemarin) di Klampok Singosari tidak disalurkan. Jangka waktu untuk sasaran di sana dua hari libur dan satu hari penyaluran lagi,” kata Isa kepada Malang Posco Media, Minggu (15/10) kemarin.

Dikatakannya, kekeringan di sembilan titik saat ini sebelumnya hanya enam titik. Setelah pengkajian dan ada kebutuhan suplai air, tiga titik di Kecamatan Kalipare jadi yang terbaru memerlukan bantuan karena kekeringan pada sumber airnya. Meski belum ada laporan tambahan, kata Isa, BPBD masih melakukan pemantauan ke semua kecamatan.

Isa menyebut, ada sekitar dua titik yang saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda kekeringan. Dua titik tersebut sedang dikaji pihaknya terkait potensi krisis air serupa sembilan titik yang sudah tercatat.

“Saat ini tengah asesmen titik lain. Di luar sembilan desa itu. Yakni di Desa Sitiarjo Kecamatan Sumawe, dan ada Desa Sumberpetung  Kalipare,” rincinya.

Sementara itu, 18 titik yang pernah mengalami kekeringan pada tahun 2019 lalu juga menjadi perhatian. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, ada kemungkinan titik kekeringan bertambah sesuai data awal tahun 2019.

Di antaranya dua desa di Jabung, limadesa di Donomulyo, satu desa di Singosari, tiga desa di Sumawe, tiga desa di Pagak, serta satu desa di Kecamatan Bantur. “Masih jadi info awal dan kita masih akan lakukan asesmen,” katanya.

Dampak kekeringan juga dirasakan para petani. Salah satunya penanam cengkeh di Sumberagung, Sumawe. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa  Sumberagung, Muzayid. “Tentu petani kebanyakan merasakan dampaknya, karena beberapa harus mengairi tanaman mereka,” ujar Muzayid.

Dirincikannya, pertanian di wilayah Sumberagung di antaranya mencakup petani cengkeh, kopi, tebu dan masih banyak lainnya. Meski begitu, beruntungnya hingga saat ini belum ditemukan petani yang gagal panen meskipun wilayah Sumberagung mulai dilanda kekeringan sejak awal September 2023.  

Di sisi lain, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau diperkirakan sampai pertengahan November untuk wilayah Malang Raya. Naik turunnya suhu udara juga akan terus terjadi. Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur di Karangploso Kabupaten Malang  Maksum Purwanto, yang harus diwaspadai selama kemarau tak lain adalah kekeringan, suhu yang lebih tinggi dari biasanya serta kebakaran lahan dan hutan.

“Untuk ke dampak kesehatan mungkin penyakit yang berkaitan dengan panas dan debu akan banyak potensi. Seperti batuk dan yang lainnya,” kata dia.

Ia  mengimbau masyarakat agar menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan konsumsi air yang cukup. Serta menghemat air karena musim hujan yang diperkirakan datang lebih lama.

“Kemarau akan lebih panjang, terutama dibanding tiga tahun terakhir. Karena tiga tahun sebelumnya yang terjadi fenomena la nina. Untuk tahun ini fenomena el nino. Untuk wilayah Malang Raya tergantung wilayahnya. Normalnya selama sekitar empat sampai enam bulan,” imbuh Maksum. (tyo/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img