MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dua titik perlintasan kereta api di Kota Malang segera dilengkapi dengan palang pintu standar dan sarana lainnya untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Dua titik tersebut tepatnya berada di kawasan Plaosan Kecamatan Blimbing dan Kebonsari Kecamatan Sukun.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Widjaja Saleh Putra menyampaikan untuk pembangunan dua palang pintu beserta sarana lainnya itu menelan anggaran sekitar Rp 480 juta.
“Tahun 2023 ini melalui anggaran perubahan, Pemkot Malang berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan kereta api dengan jalan. Yaitu menganggarkan untuk dua titik yang ada di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) ada di Kebonsari sama satunya di Plaosan,” ungkap Jaya, sapaannya, Rabu (25/10) kemarin.
Sebagaimana diketahui, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No. 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api Dengan Jalan, yang mana disebutkan bahwa tiap perlintasan harus dievaluasi oleh Dirjen Kemenhub untuk jalan atau perlintasan nasional, gubernur untuk jalan provinsi dan wali kota untuk jalan kota.
Hasil evaluasi tersebut disertai rekomendasi apakah perlintasan tersebut dibuat menjadi tidak sebidang, ditutup, atau ditingkatkan keselamatannya dengan memasang portal, isyarat lampu, tulisan, suara, dan lainnya.
Dikatakan Jaya, karena hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah maka segala yang kelengkapan harus diwujudkan, apalagi berkaitan dengan keselamatan jiwa. Di Kota Malang sendiri, pihaknya mencatat ada sebanyak 11 titik perlintasan tanpa palang pintu. Saat ini, baru bisa tercover dua titik terlebih dahulu.
“Perlu dianggarkan pemasangan portal kereta api termasuk untuk sarana yang lainnya, agar lebih safe lagi lebih aman. Jangan sampai terjadi seperti yang terakhir di Lamongan, satu keluarga hilang nyawa karena tidak ada penjaganya,” tuturnya.
Selain dua titik yang dilakukan ditingkatkan keselamatannya, dua titik lainnya akan dicover oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sementara tiga titik lainnya telah ditutup oleh Balai Teknik Kereta Api Kemenhub karena tidak memenuhi syarat.
“Yang tiga ditutup ada pada wilayah Kotalama dan sisanya akan kita lakukan secara bertahap,” sebutnya.
Sementara untuk petugas penjaga atau sukarelawan perlintasan kereta api, pihaknya secara rutin memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis. Untuk saat ini, mereka bekerja dengan sumbangan sukarela dari warga. Namun nantinya, juga ada wacana untuk mengkaji kemungkinan honorarium dari pemerintah untuk mereka.
“Mudah-mudahan Pemkot akan memfasilitasi mengenai honorarium pada mereka. Kemudian di tahun 2024 target kita belum bisa menjanjikan, lihat kondisi nantinya,” pungkasnya. (ian/aim)