SMPK Kolese Santo Yusup 2 Malang
MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Saint Joseph 2 Smart Competition (SJ2SC) Malang berlangsung meriah. Ajang kompetisi siswa SD tingkat Jawa Timur ini merupakan program OSIS SMPK Kolese Santo Yusup 2. Digelar Sabtu (4/11) kemarin, dengan diikuti puluhan peserta.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE., MM mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia kagum OSIS SMPK Santo Yusup 2 sukses menyajikan kegiatan besar tingkat Jawa Timur. “Kalian keren sekali, mampu menggelar event besar tingkat Jawa Timur, ini sungguh keren,” katanya saat memberi sambutan.
Suwarja juga menyambut para peserta SJ2SC yang berasal dari luar kota. Kehadiran mereka di SMPK Santo Yusup 2 membawa semangat besar untuk menjadi juara dan mewarnai kompetisi di Kota Malang. “Selamat datang kepada seluruh peserta. Terimakasih atas semangat dan motivasinya, terutama yang dari luar Kota Malang,” ujarnya.
Dia mengimbau agar peserta mengikuti perlombaan dengan baik. Menurutnya, event SJ2SC dapat melatih siswa memiliki kemampuan otak kanan dan kiri yang bagus. Baik bagi peserta maupun bagi pengurus OSIS sebagai penanggungjawab teknis. “Selamat berlomba, kalian semua adalah siswa-siswi terbaik. Utusan dari masing-masing sekolah, yang artinya kalian yang disini adalah pilihan terbaik,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang juga mengapresiasi diselenggarakannya pameran puncak Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang digelar bersamaan dengan SJ2SC. Suwarjana didampingi Kepala SMPK Santo Yusup 2, Theofilda Wulan Dwiningsih, S.Pd menyempatkan diri berkunjung ke stand-stand siswa.
“Kreatif sekali, kami bangga melihat karya anak-anak. Yang penting mereka mau lebih dulu untuk berkarya. Hasilnya menyusul. Yang penting mereka mau memasak sendiri dan mempersiapkan sendiri. Masalah rasanya itu nomor 2,” kata dia.
Kepada orang tua siswa, Suwarja juga mengimbau agar mampu bersinergi dengan guru. Bahwa pendidikan anak-anak mereka menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya guru atau lembaga pendidikan. “Jangan diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Orang tua tetap yang pertama bertanggungjawab. Maka harus ada kerja sama yang baik dengan guru,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala SMPK Kolese Santo Yusup 2, Theofilda Wulan Dwiningsih, S.Pd mengatakan, SJ2SC tahun ini terasa berbeda dari yang sebelumnya. Lebih spesial. Karena SJ2SC tahun ini digelar bersamaan dengan pameran P5 kelas 7 dan 8.
Maka selain ada panggung utama sebagai tempat ekspresi siswa, juga ada beberapa stand kewirausahaan. Siswa kelas 7 dan 8 menjual aneka makanan dan minuman. Stand kewirausahaan ini merupakan implementasi dari P5. “Ada deretan bazar siswa-siswi kelas 7 dan 8 yang sedang mempraktikkan kewirausahaan. Stand ini ikut memeriahkan kegiatan SJ2SC,” kata Filda, sapaan akrabnya.
Dia menyampaikan, SJ2SC merupakan program unggulan OSIS yang dilaksanakan dua tahun sekali. Kegiatan ini menampung dan mengembangkan bakat dan potensi siswa SD. “Tujuan dari kegiatan ini untuk menjadi wadah yang lengkap dalam memfasilitasi siswa berekspresi, baik dalam bidang sains, seni dan bahasa,” tuturnya.
Selain mengembangkan potensi siswa di tiga bidang tersebut, SJ2SC memuat nilai-nilai karakter yang membuat siswa semakin cakap. Antara lain mengajarkan kepemimpinan, kerjasama, peduli dan disiplin. “Kami bangga mempersembahkan acara ini. Semoga dapat mengantarkan siswa menjadi saleh dan terpelajar. Maka kami berharap pada seluruh peserta, untuk dapat menunjukkan usaha mereka yang terbaik. Tetap bersemangat,” tandasnya.
VISI
Menjadi komunitas belajar unggul berpedoman pada standar nasional, berorientasi global, yang menghayati nilai-nilai kasih, taat, kerjasama, dan disiplin.
Kosayu merupakan komunitas belajar unggul. Komunitas belajar dipahami sebagai suatu konsep terciptanya masyarakat pembelajar di sekolah, yakni proses belajar antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, bahkan antara masyarakat sekolah dengan masyarakat di luar sekolah. Unggul berarti memiliki nilai lebih dan nilai tambah.
Kosayu berpedoman pada standar nasional. Kaidah dan aturan yang dilaksanakan oleh Yayasan Kosayu berpedoman pada standar yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kosayu berorientasi global, Kosayu melihat dan menyadari perkembangannya di tengah-tengah dunia. Dengan terlampauinya batas-batas primordial, Kosayu memandang dunia secara utuh. Kosayu tidak sekedar hadir, namun menjadi penyumbang serta ambil bagian dalam perkembangan dunia, melalui lingkungan yang terdekat.
MISI
Mewujudkan pendidikan kaum muda Indonesia seutuhnya melalui keunggulan akademik, kecakapan hidup, dan keterbukaan.
Kaum muda merupakan manusia yang sangat terbuka terhadap segala nilai. Kosayu mengarahkan kaum muda dan mendidik mereka secara menyeluruh meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam relasi dengan lingkungan dan Tuhan.
Keunggulan akademik tidak sekedar mengejar nilai akademik, tetapi menumbuhkan cinta akan ilmu pengetahuan sehingga tumbuh inovasi, kreasi, dan pembaharuan, baik dalam hidup maupun ilmu itu sendiri.
Kecakapan hidup merupakan keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif. Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu: kecakapan mengenal diri, kecakapan berpikir, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan kejuruan (WHO, 1997)`
Keterbukaan adalah sikap bersedia menerima perubahan atas perkembangan dan kemajuan zaman, tanpa kehilangan jati diri
Budaya Sekolah
NILAI-NILAI : Kasih, taat, kerjasama, dan disiplin
Kosayu menghayati nilai kasih. Kasih yang dihayati mengarah pada sikap peduli. Kepedulian yang dimiliki oleh setiap manusia akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan saling menyayangi. Makna kasih diarahkan pada bagaimana kita memberikan yang terbaik kepada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar secara tulus. Kristus adalah guru utama sehingga Kosayu menghayati nilai kasih yang bersumber pada kasih Kristus. Pada dasarnya, kasih ada di hati setiap orang, namun menjadi kabur ketika ambisi dan kosombongan menguasai diri. Kasih menjadi kekuatan Kosayu dalam bekerjasama dan mencapai cita-cita.
Kosayu menghayati nilai taat seperti Santo Yusup yang taat pada rencana dan kehendak Allah. Ketaatan bersumber pada ketulusan hati, bukan karena rasa takut. Ketaatan menunjukkan kerendahan hati dan sikap hormat. Sebagai komunitas, Kosayu memandang ketaatan sebagai kebajikan moral untuk secara tulus patuh kepada pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Kosayu menghayati nilai kerja sama sebagai kekuatan komunitas dalam mencapai tujuan dan cita-cita bersama. Nilai kerja sama menyadarkan bahwa kompetisi atau persaingan tidak boleh menjadi penghalang dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bersama, namun justru sebagai pendorong untuk saling mendukung sesuai dengan kekhasan masing-masing.
Kosayu menghayati nilai disiplin sebagai proses belajar yang terus menerus dan konsisten. Dengan nilai disiplin, Kosayu mewujudkan keadaan yang tertib, sesuai aturan yang berlaku. (adv/imm/udi)