MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Meski memasuki musim hujan, krisis air bersih dampak kekeringan masih dirasakan belasan desa di Kabupaten Malang. Lokasi krisis air bersih meluas hingga 18 desa. BPBD Kabupaten Malang mencatat beberapa tambahan titik krisis air karena kekeringan terjadi pada awal November 2023.
Total bantuan air bersih yang digelontorkan hingga kemarin mencapai lebih dari 5,2 Juta liter. “Saat ini menjadi 18 desa di lima kecamatan, di antaranya Jabung, Kalipare, Singosari, Sumawe (Sumbermanjing Wetan), dan Donomulyo,” kata Penata Penanggulangan Bencana Ahli Pratama BPBD Kabupaten Malang, Isa Ansori.
BPBD mencatat, terbanyak titik terdampak krisis air berada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, yakni 10 desa, Disusul Kalipare dengan empat desa. Titik terbaru yang mengalami keterbatasan air bersih yakni Desa Ringinasri, Druju, dan Desa Klepu, Kecamatan Sumawe. Ketiga desa tersebut harus disuplai air bersih sejak 2 dan 3 November 2023 lalu.
Setiap harinya, kata Isa, BPBD mendistribusikan air bersih sejumlah 15-20 ribu liter pada setiap titiknya. Diharapkan hal ini dapat meringankan kondisi masyarakat terdampak dan masyarakat juga dapat menggunakan air dengan bijak dalam kondisi darurat. “Setidaknya lebih dari 3.025 KK terdampak,” katanya.
Titik-titik krisis air di Kabupaten Malang saat ini berbeda dibandingkan prediksi yang berkaca pada tahun 2019 lalu. Menurut catatan BPBD, 18 titik yang pernah mengalami kekeringan pada tahun 2019 lalu juga menjadi perhatian. Diantaranya dua desa di Jabung, lima desa di Donomulyo, satu desa di Singosari, tiga desa di Sumawe, tiga desa di Pagak, serta satu desa di Kecamatan Bantur.
Selama penanganan darurat krisis air, keterbatasan armada penyuplai air bersih sempat jadi kendala. Sebelumnya, bantuan armada yang diajukan ke sejumlah pihak telah tersedia. Meski begitu, kebutuhan armada penyuplai air masih dirasa kurang bisa teratasi dengan berbagai upaya. Termasuk mendatangkan bantuan. (tyo/mar)