Ramadan tahun ini hadir di tengah suasana yang masih ‘hangat’ pasca pemilu. Pesta demokrasi rakyat Indonesia ini berlangsung serentak tanggal 14 Februari 2024 lalu. Hasil perhitungan suara quick count pemilu menimbulkan berbagai gejolak. Sehingga suasana hangat ‘memanas’ terjadi negara ini, bahkan sampai menjelang ramadan.
Namun demikian kita sebagai umat Islam harus tetap menjaga perdamaian dan kestabilan umat. Hal ini dikarenakan ramadan merupakan bulan istimewa dengan berbagai kemuliaan, keagungan dan keberkahan ada dalam bulan ini.
Keistimewaan Bulan Ramadan
Bulan ramadan, identik dengan puasa satu bulan penuh. Perintah puasa ramadan disebutkan dalam Q.S Al Baqarah ayat 183. Memupuk keimanan dan ketaqwaan menjadi tujuan utama dari puasa. Menahan diri dari lapar, dahaga dan ‘nafsu’ tentu tidaklah mudah.
Bagi sebagian orang, untuk mengawali puasa terasa sangat berat. Tubuh kita perlu latihan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Dan perlu kita yakini, bahwa dengan puasa tubuh melakukan detoksifikasi secara alami. Diperlukan mental dan sugesti kuat akan memampukan diri. Keimanan seseorang mampu memberikan ‘kekuatan’ dan dorongan bagi jasmani. Tak heran, jika anak kecil pun mampu melakukan puasa.
Ramadan sebagai salah satu bulan istimewa yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Keistimewaan tersebut antara lain; pertama, pelaksanaan rukun Islam keempat yaitu puasa. Puasa ini diwajibkan bagi seluruh umat Islam seluruh dunia. Kedua, waktu pertama kali turun wahyu Al Qur’an kepada Nabi Muhammad. Waktu tersebut jatuh pada malam 17 ramadan atau Nuzulul Qur’an.
Ketiga, bulan dilipatgandakan pahala kebaikan dalam semua ibadah. Ibadah ini mencakup ibadah wajib maupun yang bersifat sunnah. Keempat, terdapat satu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan lailatul qadar. Kelima, bulan penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka.
Kenikmatan Ramadan
Kebersamaan umat Islam pada bulan ramadan merupakan salah satu kenikmatan ramadan. Kebersamaan dalam salat fardu dan tarawih serta hadir dalam majelis ilmu atau disebut dengan majelis taklim. Majelis ini dapat dilakukan sepanjang waktu sesuai kebutuhan. Tujuan majelis taklim untuk menambah wawasan tentang agama, memupuk iman dan taqwa seseorang baik secara online maupun offline.
Berbagai media digital termasuk media sosial menyajikan berbagai majelis ilmu online. Mulai dari youtube, tiktok, instagram website maupun kegiatan zoom ataupun google meet. Sedangkan secara offline dapat dilakukan dengan menghadiri langsung majelis ilmu yang ada. Tentu hal ini akan lebih mempererat jalinan silaturahmi kehidupan beragama.
Kehidupan beragama menjadi bagian penting kehidupan sosial bermasyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa, masyarakat Indonesia saat ini dihadapkan dengan degradasi moral. Hal ini terlihat dari bebasnya pergaulan di dunia nyata maupun ‘dunia maya’. Menjadi tantangan dan tugas tersendiri bagi umat Islam. Upaya menyelamatkan generasi penerus bangsa menjadi tanggung jawab bersama oleh pemerintah, masyarakat serta orangtua.
Mensyukuri Nikmat Ramadan
Kemuliaan ramadan yang kita nantikan, sudah hadir dan kita jalani. Kita wajib mensyukuri atas nikmat dan karunia ini. Sejenak kita lupakan hiruk pikuk suasana Pemilu. Sebagai umat Islam yang bijaksana, tentu mempercayai adanya qodho’ dan qodar.
Kita memasrahkan kepada Allah Swt apapun hasil dari pemilu. Pemimpin maupun dewan wakil rakyat yang terpilih sudah atas dan dengan izin dari Allah. Kita ambil hikmah bersama dan tentu tetap berdoa serta berharap takdir terbaik diberikan untuk umat dan bangsa Indonesia.
Sebagai manusia beriman, tentu kita memahami bahwa umur di tangan Tuhan. Karunia umur mempertemukan kita ramadan tahun ini. Pertanyaannya, sudahkah kita bersyukur dengan karunia umur hari ini? Sudahkah tanda-tanda keberkahan umur itu tampak pada kehidupan kita?
Jawabannya adalah dengan merenung dan introspeksi muhasabah diri. Tentu tidak mudah, diperlukan kebersihan dan kerendahan hati kita. Dan tentunya yang mampu menjawab itu semua itu adalah diri kita sendiri. Berbekal pengetahuan dan ilmu yang kita miliki dari guru-guru kita. Dibantu dengan doa-doa yang kita panjatkan dengan ikhlas akan membawa kesyukuran pada Dzat yang Maha Memberi.
Lantas, bagaimana kita sebagai umat Islam mensyukuri pertemuan ramadan tahun ini? Jawabannya adalah mengisi ramadan dengan berbagai amal sholeh. Puasa dengan baik, bermunajat, bersedekah, menjaga lisan dan membantu sesama. Tentunya, secara kualitas dan kuantitas kita tingkatkan sesuai dengan tuntunan.
Dengan niat yang benar Lillahi ta’ala, agar yang kita lakukan diterima oleh-Nya. Sehingga ibadah tersebut dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan kita. Uluran tangan kita sangat diperlukan bagi sesama yang membutuhkan dan peduli sesama. Terakhir, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri dan berbuat baik. Mari selalu kita lakukan perbaikan dalam setiap langkah dan perjuangan.(*)