Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Founder RSU Wajak Husada
Presiden Nusantara Gilang Gemilang
Malang sebagai pemilik luasan demografis yang mayoritas perdesaan memiliki peluang sekaligus tantangan bagaimana Malang yang secara geografis terletak mengelilingi Kota Malang dengan puluhan perguruan tingginya dan ratusan ribu mahasiswanya, serta Kota Batu yang menjadi magnet pariwisata nasional bahkan mancanegara ini memiliki nilai unduh bagi kemajuan Malang secara khusus.
378 desa dan 12 kelurahan yang tersebar di 33 kecamatan di Malang adalah cerminan bahwa tumpuan pembangunan dan pusat-pusat keunggulan Malang hakekatnya terletak di desa. Berdasarkan data yang dirilis oleh pemerintah Kabupaten Malang, Malang memiliki 45.851 hektar sawah, 108.209 hektar tegal/ladang dan 26.776 hektar perkebunan. Selain itu potensi peternakan, perikanan, energi dan sumber daya mineral serta air yang ada di Malang juga turut menjadi penegas bahwa internal resources yang dimiliki oleh Malang mayoritas berada di desa dan sangat berpotensi menjadi pusat keunggulan atas potensi tersebut.
Ada potensi agraris, bahari, pariwisata, industri, dan pendidikan yang ada di Malang atas dasar internal resources yang dimiliki Malang hari ini. Hal ini tentu menjadi peluang sekaligus tantangan bagi Malang untuk menyulap dirinya menjadi magnet bagi pertumbuhan daerahnya.
Angin segar menjadikan desa sebagai “centre of excellent” seolah gayung bersambut, hal ini terbukti dengan semakin intens nya pemerintah pusat dalam mengucurkan dana desa dan berbagai macam program lainnya yang juga di kucurkan melalui pemerintah provinsi dan kabupaten lewat alokasi APBD nya. Seolah tidak ada alasan lagi bagi desa-desa untuk tidak bertransformasi menjadi pusat keunggulan bagi Malang secara umum.
Munculnya Kesadaran Kolektif
Pekerjaan menggemilangkan desa merupakan pekerjaan kolektif yang harus di dasari oleh kesadaraan bersama semua pihak, bahwa membangun kedaulatan desa adalah penting. Pemerintah desa sebagai leading sector idealnya harus memberikan contoh kesadaraan itu dengan cara menjadi yang pertama dalam memberikan vibrasi dan menjadi juru kampanye secara terus menerus perihal pentingnya untuk memajukan desa dan berkarir didesa.
Kesadaran akan pentingnya menjadikan desa sebagai pusat keunggulan juga hendaknya terbangun dalam sudut pandang masyarakat desa. Terlebih hari ini yang mayoritasnya adalah kaum muda, maka membnagun kesadaran kepada generasi muda desa untuk berdikari dan membangun kemulyaannya didesa mereka masing-masing menjadi perihal yang sangat penting. Tentu munculnya kesadaran ini harus diimbangin dengan jaminan dan suporting sistem dari pemerintah sebagai leading sector nya.
Tersedianya Infrastruktur Yang Memadai
Infrastruktur merupakan hal fundamental yang akan menjadi daya dukung bagi terwujudnya desa sebagai centre of excellent. Baik infrastruktur berupa akses jalan, kemudahan transportasi, ataupun ketersediaan koneksi internet yang memadai.
Infrastruktur yang memadai ini bukan hanya akan menguatkan keyakinan generasi muda desa untuk berdikari dan membangun kemulyaannya di desanya masing-masing, namun juga akan menjadi akan menjadi penguat alasan bagi mereka untuk tidak hijrah ke kota-kota besar.
Selain itu tersedianya infrastruktur pendidikan dan jaminan akan kualitasnya juga menjadi bagian yang sangat penting, kebutuhan dasar masyarakat desa akan pendidikan telah tuntas di fasilitasi oleh pemerintah desa, tentu pendidikan yang berkualitas dan bermutu sebagaimana kualitas pendidikan yang ada di kota-kota besar.
Budaya Inovasi dan Orkestrasi
Era kemajuan zaman yang terjadi hari ini menuntut semua orang untuk bisa beradaptasi agar terus memiliki relevansi terhadap apapun yang terjadi. Tidak luput desa sebagai etalase dalam membangun kedaulatan bangsa, peran dan posisinya hari ini harus bisa beradaptasi terhadap perubahan zaman yang berganti dari konveksional menjadi digital.
Desa harus pandai dan terampil dalam memobilisasi orang untuk tahu tentang keunggulan desanya dan dia juga wajib bisa mengorkestrasi semua aktifitas kegiatan desanya yang berdampak pada penambahan pendapatan masyarakat, pengentasan kemiskinan, dan makmurnya semua orang di desa itu.
Suatu contoh sebuah desa penghasil kopi terbaik akan menjadi tidak istimewa jika tidak di orkestrasi hasil kopinya, namun akan berbeda jika hasil perkebunan kopi dan pengolahan kopinya itu di orkestrasi dengan baik, misalkan dikemas dengan baik, di buatkan video profilenya, dibuatkan leafletnya, dibuatkan websitenya dan di iklankan disemua platform digital, pasti berbeda hasilnya, itulah yang di maksud dengan mobilisasi dan orkestrasi.
Tentu inovasi dan orkestrasi ini membutuh kedisiplinan, pendampingan dan monitoring serta evaluasi. Hadirnya pemerintah desa dan seluruh elemen stakeholders dalam membangun desa menjadi suatu hal yang menentukan dalam gerakan menjadikan desa sebagai centre of excellent ini.
Malang dengan mayoritas wilayahnya perdesaan tentu harus berfikir serius, bagaimana menjadikan 378 desa dan 12 kelurahan yang ada di Malang ini bisa menjadi centre of excellent atau pusat keunggulan bagi Malang, yang pada akhirnya bukan hanya nama baik desa yang terangkat, bukan hanya nama Malang yang akan menjadi rujukan, namun seluruh potensi yang dimiliki bisa menjadi alat untuk mewujudkan kedaulatan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat yang ada di desa, menjadi penjamin bagi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan seluruh manusia yang ada didesa.