spot_img
Thursday, February 6, 2025
spot_img

Distinctive School

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Edi Sutomo
Staf Pengajar MAN 2 Kota Malang

          Topik pendidikan, dari waktu ke waktu selalu mendapat posisi yang aktual sesuai dengan perkembangan zaman. Tuntutan zaman mendorong dunia pendidikan untuk senantiasa berinovasi dengan tetap memperhatikan fleksibelitas dalam implementasinya.

          Mengingat begitu banyak harapan yang tertanam dalam sekolah, mulai masa depan yang pintar secara akademis, cerdas secara emosional, berbudi luhur, penempaan manusia berkarakter, hingga pada akhirnya kelak menjadi manusia yang sukses semua ada di sekolah. 

          Hadirnya konsep Merdeka Belajar yang digaungkan dalam beberapa tahun terakhir dengan penekanan pada konsep yang memperhitungkan kemampuan dan keunikan kognitif individu para siswa perlu direspon secara positif sekaligus kritis.

          Peserta didik di zaman ini diharapkan mampu menunjukkan kemampuan minimum dalam dua aspek “literasi” dan “numerik” yang berimbas pada adanya perluasan penilaian hasil belajar siswa yang tadinya hanya berbasis pada nilai ujian nasional menjadi berbasis pada penugasan dan portofolio siswa.

          Harapan ke depannya peserta didik diberikan ruang untuk bisa mengoptimalkan pengembangan diri sesuai minat dan bakat. Sehingga pengelolaan sekolah pada era ini harus mengakomodasi konsep-konsep pendidikan yang terus berkembang, sesuai kebutuhan dan tantangan zaman.

Distinctive School

          Salah satu isu yang berkembang dalam dunia saat ini adalah tidak adanya penyeragaman pada peserta didik. Artinya semua harus berjalan sesuai dengan ciri khas dan karakteristik. Peserta didik dipandang bukan lagi sebagai “kertas kosong” yang akan diberi tulisan atau gambar oleh orang dewasa.

          Akan tetapi mereka membawa sketsa dan blue print masing-masing yang disebut bakat dan ini perlu dikembangkan. Manusia tidak ada yang sama. Konsekuensi dari hal ini lembaga pendidikan pun harus mampu menunjukan diri bahwa ia unggul, unik, memiliki ciri khas atau pembeda dari sekolah lain karena input yang berbeda. 

          Keunikan ini bisa dilihat dari pencapaian akademik, non-akademik, pengembangan skill tertentu, jaringan sekolah dengan lebaga lain yang kuat dan segala sesuatu yang menjadikannya istimewa. Daya beda yang dimiliki sekolah bisa diamati dengan mudah (observable). Misalnya karena sekolah ini memiliki model, sistem, dan penekanan pada sisi pengembangan pendidikan yang diterapkannya.

          Bekal utama untuk menuju Distinctive school adalah sekolah yang memiliki keunggulan bukan hanya pada pencapaian hasil belajar yang tinggi, tapi juga besarnya lulusan/ outcome yang bisa terserap baik langsung oleh dunia kerja atau kuantitas serta kuantitas lulusan yang berhasil melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.

          Untuk hal mendasar yang tidak boleh lupa dari lembaga pendidikan masa depan adalah kepribadian peserta didik serta kedekatan sosial dengan masyarakat yang terdekat di mana lingkungan sekolah berada.

          Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh sekolah untuk menuju kepada label distinctive school. Di antaranya dengan mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, mengembangkan kurikulum yang relevan dan fleksibel, pengembangan guru yang terampil dan inovatif, menjalin kemitraan dengan lembaga lain, penguatan pendidikan karakter, lingkungan belajar yang mendukung peserta didik mencapai potensi maksimalnya, serta pemberian layanan personal. Memang tampaknya berat untuk menuju lebaga pendidikan yang berciri khas, akan tetapi itulah tuntutan zaman.

Personalisasi dan interpersonal skills

          Secara individu setiap peserta didik memiliki karakter yang unik dan berbeda satu dengan yang lain sekaligus sebagai “Zoon Politicon” yang secara alamiah ingin selalu bergaul dan berkumpul. Di sinilah tantangan sekolah bagaimana mengoptimalkan kemampuan peserta didik yang sangat personal sekaligus bagaimana menyelaraskan setiap keunikan peserta didik bisa bersinergi dengan lingkungan dimana ia berada. Pendidikan masa depan harus mampu memberikan layanan pendidikan personal karena dunia akan terus bergerak mengalami personalisasi. 

          Secara sederhana, setiap peserta didik memiliki kecenderungan yang berbeda-beda dalam belajar. Ada peserta didik yang lebih senang belajar dengan mendengarkan penjelasan guru, ada yang lebih suka belajar dengan membaca buku atau menonton video, dan ada pula yang lebih senang belajar dengan melakukan kegiatan praktik langsung.

          Hal ini menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan dan preferensi yang berbeda dalam belajar. Sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kondisi tersebut. Tujuannya tak lain adalah untuk memfasilitasi peserta didik mencapai potensi maksimalnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri peserta didik.

          Di sisi lain, peserta didik juga membutuhkan manusia lain, membutuhkan komunitas yang mengakui keberadaannya, serta berbagai elemen dalam kehidupan sosial. Di sini peserta didik tidak lagi didik sebagai pribadi yang individualis serta jauh dari kondisi lingkungan.

          Artinya sekolah harus mampu mewujudkan kondisi lingkungan yang jauh dari kesan individualis. Peserta didik setidaknya harus membekali kemapuan dasar tentang interpersonal skills atau keterampilan komunikasi yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, baik secara verbal maupun non verbal.

          Keterampilan ini menjadi hal yang sangat penting dan menjadi kunci dalam mewujudkan tujuan bermasyarakat. Seseorang dengan interpersonal skills yang kurang baik, maka akan mempengaruhi perilaku dan kerjasama dengan lingkungan begitu juga sebaliknya.

          Ada beberapa point yang harus dijadikan prinsip dalam pengembangan interpersonal skills yang nantinya dijadikan dasar perancangan program sekolah. Di antaranya adalah berperilaku etis, menghargai orang lain, dan mampu mengendalikan diri.

          Secara garis besar ketiga prinsip tersebut merupakan perilaku/ tindakan yang sesuai dengan norma atau tindakan yang baik, benar, dan bermanfaat serta memiliki dampak positif terhadap lingkungan. Selain itu perlu ada pembiasaan untuk selalu bertindak positif dan tidak merugikan orang lain.

          Pada akhirnyap peserta didik tidak lagi didik untuk memandang sejawatnya sebagai pesaing. Ia perlu didik untuk mampu bersinergi, menerima perbedaan sebagai suatu potensi untuk maju bersama. Ia harus diberikan bekal bahwa keberadaan superman tidak akan ada artinya tanpa superteam yang solid untuk mewujudkan kehidupan yang selaras.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img