spot_img
Friday, September 20, 2024
spot_img

Awas! Selalu Ada Laka Air di Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kejadiannya Hampir Setiap Bulan, Coban Kedung Darmo Ditutup Sementara

MALANG POSCO MEDIA- Jangan remehkan risiko kematian karena tenggelam atau kecelakaan di dalam air.  Basarnas Surabaya menyebut resiko kematian akibat tenggelam terbilang tinggi.

Bahkan Basarnas Surabaya menyebut untuk wilayah Malang Raya hampir setiap bulan ada peristiwa kecelakaan (laka) di perairan. Tempat kejadian musibah (TKM) variatif. Ada di sungai, danau atau waduk, dan di  pantai Malang Selatan.

“(Durasi waktu korban meninggal karena tenggelam) cukup singkat, hanya dalam hitungan menit,” kata Pranata Pencarian dan Pertolongan Mahir atau Rescue Mahir Basarnas Surabaya, Bayu Prasetyo, Rabu (18/9) kemarin.

“Empat sampai enam menit secara teori orang mengalami henti napas dan henti jantung dapat diselamatkan dengan persentase 50 persen,” sambung pria yang pernah menjadi korlap pencarian hanyutnya bocah di Kecamatan Pakisaji Agustus 2024 lalu, ini.

Ia menambahkan total kecelakaan di perairan kurang lebih sampai 75 persen dari seluruh operasi SAR yg ditangani oleh Basarnas Surabaya, “Sedangkan di Malang Raya hampir setiap bulan ada,” tambah Bayu.

Ia membeberkan risiko kematian karena tenggelam terbilang tinggi. Sebab habitat manusia bukan di air. Dikatakan Bayu, bila kemampuan berenang saja tidak cukup. Banyak yang bisa berenang tapi menjadi korban. 

“Penyebabnya ketidakmampuan atau kurang memahami kemampuan diri sendiri dan pengetahuan tentang bahaya di air,” tandasnya.

Sementara itu, kematian akibat tenggelam di Kabupaten Malang terus terjadi. Geografis perairan di wilayah Kabupaten Malang meliputi pantai, sungai beserta anak sungai, bendungan, waduk maupun embung.

 Dalam website resmi Pemkab Malang mengenai Profil Kabupaten Malang 2023 oleh Diskominfo Kabupaten Malang tercatat 10 sungai. Di antaranya Kali Brantas panjangnya 58.00 km, Kali Metro 42.00 km, Kali Lesti 46.00 km, Kali Lahor panjangnya 17.00 km, dan masih ada kali lain-lainnya.

Dalam kurun waktu sekitar setahun belakangan, berdasarkan catatan Malang Posco Media ditambah data dari Sat Polairud Polres Malang setidaknya sembilan peristiwa kecelakaan air di wilayah Kabupaten Malang.

Korbannya dari kalangan anak-anak hingga usia muda. Tempat kejadian musibah (TKM) ada yang di sungai, aliran irigasi, maupun di laut. Penyebab korban tenggelam ada yang tidak bisa berenang dan ada juga yang mengalami kelelahan saat berada di dalam air.

Namun hal tersebut dipengaruhi oleh derasnya aliran air atau ganasnya ombak bila di pantai. Kejadian terbaru, dua orang tenggelam ditemukan tak bernyawa secara berturut-turut di tempat wisata Malang Selatan, Minggu dan Senin (16/9) lalu.

Pertama, Mohamad Rafi, 15 tahun asal Dusun Sumber Makmur Desa Tambaksari Kecamatan Sumbermanjingwetan (Sumawe) tenggelam usai terseret ombak di Pantai Pancer Desa Sidoasri, Sumawe, Minggu (15/9). 

 Korban terseret ombak saat mandi bersama tiga teman seumurannya. Namun mereka berhasil selamat. Sedangkan Mohammad Rafi tenggelam. “Korban tenggelam karena tidak bisa berenang,” kata  Kasat Polairud Polres Malang, AKP Teguh Iman Sugiarto.

Pihaknya mencatat empat peristiwa kecelakaan laut di Malang Selatan. Termasuk perahu nelayan terhempas oleh ganasnya ombak di kawasan Pulau Sempu, Januari 2024 lalu.

Senin (16/9), salah satu rombongan pemuda,  Mukhamad Sifa Uddin, 25, asal Jalan Bandulan VIII Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun Kota Malang dilaporkan tenggelam saat mandi.

Korban, Mukhamad Sifa Uddin kemudian ditemukan tak bernyawa besok harinya sekitar pukul 09.30 WIB. Buntut kejadian itu Coban Kedung Darmo ditutup selama waktu yang belum ditentukan. 

“Ya, masih saya tutup sementara selama waktu yang belum ditentukan. Masih berkoordinasi dengan pihak setempat,” kata Kapolsek Bantur, AKP Sutadi saat ditemui di Mapolres Malang, Rabu (18/9) kemarin.

Ia mengatakan, kedalaman sungai yang dikunjungi delapan rombongan pemuda tersebut sekitar tiga meter. Enam orang pemuda mandi saat itu, termasuk korban, Mukhamad Sifa Uddin. Dua lain berada di sekitar sungai.

Saat enam anggota rombongan tersebut berenang hendak kembali ke tepian sungai, korban Mukhamad Sifa Uddin tidak kuat mencapai tepian dan tenggelam.

Rescue Mahir Basarnas Surabaya, Andi Pamudji menjelaskan untuk wilayah wisata perairan sejauh ini sudah dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab Malang.

“Itu kami bekerja sama dengan pengelola mengimbau pemasangan spanduk di tempatkan yang rawan dan batas aman bagi pengunjung,” kata Andi.

Basarnas Surabaya juga meminta setiap wisata perairan ada life guard dan menyediakan alat apung guna pertolongan awal serta meminimalisir kejadian.

“Untuk wilayah wisata pantai Malang juga sudah kami lakukan koordinasi dengan Pol Air, Posal, PSR, dan muspika setempat. Contoh kejadian kemarin di Bantur, langsung pak camat menginformasikan ke kami kalau ada kejadian tenggelamn,” bebernya. “Kami juga melaksanakan zoom bersama Pemkab Malang, dalam hal ini Kadis pariwisata mengenai pencegahan kejadian di wisata Malang Selatan,” tandas Andi. (den/van)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img