Jumlahnya Paling Banyak di DPT Malang Raya, Coblos Berdasarkan Rasionalitas
MALANG POSCO MEDIA- Generasi milenial menjadi pemilih terbanyak Pilkada di Malang Raya. Itu artinya kelompok usia 28 tahun sampai 43 tahun ini penentu kemenangan calon kepala daerah (cakada). Itu berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Setelah itu disusul Gen X dan Gen Z.
Beda generasi, tak sama cara pandang dalam menentukan pilihan di Pilkada. Analis Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Wahyudi Winarjo memandang kelompok usia pemilih sangat menentukan siapa yang akan dipilih pada Pilkada serentak. Bisa menguntungkan bisa juga menjadi kelemahan yang harus dihadapi masing-masing paslon di Kota Malang.
Menurut Wahyudi, setiap generasi memiliki cara pandang yang tidak sama. Terutama tentang ukuran pemimpin yang ideal baginya.
“Generasi milenial dan Z memiliki irisan cara pandang tentang tipe pemimpin yang diimpikan, yakni sosok yang visioner, modern, terbuka, dan memiliki program kerja yang berhubungan dengan optimalisasi IT dalam kehidupannya,” jelas Guru Besar Ilmu Sosial dan Politik ini.
Untuk diketahui pula, generasi melinial merupakan generasi yang mengutamakan rasionalitas.
Sementara itu generasi X, lanjut Wahyudi, atau generasi tua akan lebih melihat sosok pemimpin yang ideal itu yang tenang. Dikatakannya, sosok calon yang dianggap pintar tidaklah menjadi hal utama. Moral diri dan keadaban ketimuran itu menjadi jati dirinya bagi Generasi X.
Dilanjutkannya, mindset calon pemilih tentang tipe ideal tersebut tentu memiliki pengaruh tentang kecenderungan konstituen dalam menetapkan calon kepala daerah (cakada) yang mau dipilih.
“Generasi X akan sangat mempertimbangkan track record pribadi cakada yang berhubungan dengan penyimpangan etika, moral, dan hukum,” katanya.
“Sementara generasi Y dan Z akan cenderung mengabaikan, karena lebih mementingkan kinerja produksi kepemerintahannya nanti, bukan persoalan-persoalan pribadi atau individual yang dimiliki oleh para cakada,” sambung Wahyudi.
Pasalnya, proporsi generasi Y dan Z lebih banyak, maka tentu cakada yang diuntungkan adalah yang ada pasangan mudanya. Ada kecocokan konsideransi pilihan masa depan. Yang harus dilakukan, tambah Wahyudi, tentu menggunakan alat atau saluran atau kanal atau media sosial yang akrab dengan dunia generasi Y dan X. Namun demikian, preferensi pemilih itu tidak hanya dipengaruhi oleh variabel umur saja.
Dikatakannya, banyak variabel independent lain yang turut memengaruhi. Misal tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, latar belakang organisasi, paparan money politics, dan lainnnya.
Serangkaian faktor tersebut turut memberikan kontribusi pada proses pembuatan keputusan pemilih dalam Pilkada nanti.
Untuk diketahui, dari total 660.744 pemilih dalam DPT Kota Malang, terdapat dua kelompok umur yang mendominasi.
Berdasarkan Berita Acara KPU Non 356/PL.02.1-BA/3573/2024 Tentang Rekapitulasi DPT Tingkat Kota Malang kelompok umur milenial dan Generasi X memiliki jumlah terbanyak pemilih dalam DPT Kota Malang untuk Pilkada Tahun 2024 ini.
Golongan Milenial, yakni usia 28-43 Tahun berjumlah 214.477 pemilih. Kelompok Generasi X di usia 44-49 Tahun berjumlah 187.696 pemilih.
“Kelompok usia ada Milenial, GenX, Baby Boomer, dan ada Gen Z juga,” kata ketua KPU Kota Malang Toyib.
Sementara itu kelompok usia yang terbanyak ketiga adalah Gen-Z yakni pemilih berusia di rentang usia 17 sampai 27 tahun. Yakni sebanyak 145.091 pemilih.
Setelah itu kelompok usia berikutnya adalah Baby Boomer yakni pemilih di rentang usia 60-78 Tahun sebanyak 102.339 pemilih. Terakhir kelompok usia Pre Baby Boomer yakni di rentang usia lebih dari 79 tahun terdata sebanyak 11.141 pemilih.
Seperti di Kota Malang, KPU Kabupaten juga mengungkapkan ada tujuh kelompok pemilih Pilkada 2024.
Pembagian kelompok tersebut berdasarkan usia. Yaitu mulai dari kelompok pemilih pemula sampai dengan kelompok usia 79 tahun ke atas.
Dia menjelaskan kelompok pemilih pemula jumlahnya 34.048 pemilih. Mereka tidak hanya dari kalangan usia 17 tahun. Tapi beberapa pemilih tersebut merupakan pensiunan TNI dan Polri.
“Sebelumnya mereka tidak memiliki hak pilih karena usianya belum genap 17 tahun. Tapi sekarang sudah berusia 17 tahun, dan bagi mereka yang anggota TNI dan Polri sekarang sudah pensiun. Mereka memiliki hak suara. Mereka ini kami klasifikasikan sebagai pemilih pemula,’’ katanya.
Terkait dengan klasifikasi pemilih kelompok usia, Dika begitu sapaan akrabnya menyebutkan pemilih dari kelompok milenial paling banyak di Kabupaten Malang. Jumlahnya mencapai 643.806 pemilih. Kelompok milenial sesuai klasifikasi adalah mereka berusia 28-43 tahun.
Sedangkan kelompok pemilih terbanyak kedua yakni Gen X. Berusia 44-59 tahun. Jumlah mereka mencapai 612.993 pemilih
Peringkat ke tiga terbanyak pemilih Gen Z. Di Kabupaten Malang Gen Z dibagi dua kelompok. Yakni kelompok usia 17 tahun secara keseluruhan dan kelompok usia 18 -27 tahun.
Kelompok usia 17 tahun secara keseluruhan jumlahnya 34.004 dengan rincian 17.437 laki-laki dan 15.567 perempuan.
“Sedangkan untuk kelompok usia 18-27 tahun, jumlahnya 396.453. Dengan rincian 201.695 laki-laki dan 194.758 perempuan,’’ tambah Dika.
Selain itu, KPU Kabupaten Malang ini juga menyebutkan ada dua kelompok lain pemilih di Kabupaten Malang. Yakni kelompok Baby Boomer dan Pre Boomer. Baby Boomer dikatakan Dika memiliki rentang usia 60-78 tahun, sedangkan pre boomer adalah pemilih di atas usia 79 tahun.
“Baby Boomer jumlahnya 334,272. Sedangkan Pre Boomer 39.048,’’ tandasnya.
KPU Kota Batu menetapkan 166.942 DPT Pilkada Kota Batu dan Pilgub Jatim 2024. Dari total DPT tersebut, pemilih di dominasi oleh generasi milenial yakni 57.747 pemilih.
“Dari pengelompokan yang dilakukan KPU Kota Batu, kami mencatat DPT Kota Batu didominasi oleh generasi milenial 57.747 pemilih. Kemudian Gen Z (18-27 tahun) 33.850 pemilih. Ini artinya banyak dari pemilih Kota Batu adalah usia muda,” ujar Komisioner KPU Kota Batu, Marlina kepada Malang Posco Media.
Lebih lanjut, dengan banyaknya pemilih muda, KPU telah menjalankan program sosialisasi ke pemilih muda atau pemula. Salah satunya ke sekolah-sekolah agar mereka menyuarakan hak pilihnya.
“Selain itu kami juga menggelar kegiatan-kegiatan yang diisi dengan sosialisasi Pilkada seperti menggelar gerak jalan sehat di tiap kecamatan. Harapannya hak pilih Kota Batu bisa tercapai 90 persen,” bebernya.
Menurut dia dengan sosialisasi yang dilakukan KPU kepada anak muda Kota Batu agar tidak apatis terhadap pesta demokrasi 5 tahun sekali ini. Tapi sebaliknya mereka bisa berperan aktif dalam untuk menentukan pilihan dalam memilih kepala daerah. (ica/ira/eri/van)