spot_img
Sunday, June 8, 2025
spot_img

Gawat, Saluran Irigasi Rusak Berat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media, Malang –  Sebagian besar saluran irigasi di Kabupaten Malang mengalami kerusakan. Bahkan lebih dari setengah panjang irigasi tersebut masuk kategori rusak berat.

“Total panjang irigasi di seluruh Kabupaten Malang mencapai 1.246,13 kilomter. Mengalami rusak berat 721,01 kilometer, rusak sedang 198,63 kilometer, dan rusak ringan sepanjang 104,53 kilometer,’’ kata Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kabupaten Malang Ir Tomie Herawanto.

Praktis saluran irigasi yang kondisinya baik, dikatakan Tomie hanya 221,01 kilometer.  “Kerusakan itu tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Malang,’’ tambanya.

Dikatakan oleh Tomie kerusakan saluran irigasi ini, oleh Bupati Malang HM  Sanusi telah disampaikan kepada Menteri PU RI saat rapat kooordinasi beberapa waktu lalu. Yang mana dalam rapat koordinasi tersebut, Tomie berharap adanya bantuan dari pemerintah pusat untuk memperbaiki saluran irigas tersebut.

“Kami pemerintah tidak diam sebetulnya. Setiap tahun, menganggarkan untuk perbaikan. Namun, karena anggarannya minim, maka perbaikan kerusakan saluran irigasi itu bertahap,’’ ucapnya.

Dia mengatakan sesuai kalkulasi nilai kerusakan, anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan seluruh saluran irigasi itu mencapai Rp 950 miliar. Sementara anggaran tahun ini untuk pembangunan atau perbaikan irigasi hanya tersedia Rp 95 Miliar. Yang itu artinya hanya 10 persen saluran irigasi yang rusak tersebut dapat diperbaiki.

“Ya dalam rangka itu juga kami ke Kementrian PU. Kami sampaikan semuanya ke Kementrian PU RI dengan harapan ada bantuan yang digelontorkan untuk perbaikan atau pembangunan  saluran irigasi,’’ tambah Tomie.

 Dia mengatakan, dengan kondisi semua saluran irigasi baik, maka bukan hal yang sulit bagi Kabupaten Malang untuk menjadi swasembada pangan di Jawa Timur.

Disinggung dengan dampak irigasi yang rusak? Tomie mengatakan sangat banyak dan dampaknya sangat serius. Dia menyebutkan kondisi irigasi yang rusak membengaruhi hasil panen warga. Bahkan, menurut dia dari laporan para petani sawah yang dialiri air dari saluran irigasi rata-rata tiga sampai empat kali panen dalam satu tahun. Tapi seiring dengan banyaknya saluran irigasi yang rusak, maka panen mengalami penurunan. Yakni hanya 1-2 kali setahun.

“Hal ini tentunya sangat merugikan para petani, yang sawahnya sangat bergantung pada air dari saluran irigasi.Karena secara kuantitas produksi padi yang dihasilkan menurun karena tidak bisa panen, lantaran sawahnya kering akibat tidak bisa teraliri air,’’ urainya.

Lantaran itu, Tomie pun berharap adanya respon serius dari pemerintah pusat. Yaitu  pembangunan saluran irigasi yang rusak.

“Jika arahnya Swa Sembada pangan ye harapan kami adanya perbaikan saluran irigasi ini manjadi prioritas,’’ pungkasnya.(ira/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img