MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Taman Adipura yang berlokasi di Jalan Semeru belakangan menarik perhatian publik. Sebab, di taman yang masih dalam masa pemeliharaan revitalisasi tersebut kini terbangun sebuah akuarium ikan cukup besar. Sebelumnya, akuarium tersebut tidak terlalu terlihat oleh pengendara dan mirip seperti kolam. Namun kemudian berubah strukturnya menjadi akuarium yang bisa terlihat oleh pengendara yang melintas.
Belakangan, keberadaan akuarium ini justru memantik sorotan, terutama warganet di dunia maya. Banyak yang menilai keberadaan akuarium itu kurang pas karena bakal lebih cepat lumutan dan pengendara pun jarang menikmati. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menyampaikan pihaknya menerima kritik tersebut dan menjadi evaluasi baginya.
“Ya itu sebagai catatan pada kami. Semisalnya dalam konsep perencanaan ke depannya entah itu dianggap baik, berhasil, atau tidak, itu adalah merupakan evaluasi dari upaya kita untuk mengimprovisasi landskaping. Tentunya kami akan terus berinovasi sebagai bagian dari hasil evaluasi itu,” ujar Rahman kepada Malang Posco Media, Rabu (17/1) kemarin.
Konsep perencanaan akuarium ini memang tertuang dalam kontrak perjanjian revitalisasi Taman Adipura yang secara teknis pelaksanaannya dilakukan oleh PT. Pangeran Muda. Awalnya, akuarium sudah diserah terimakan dengan bentuk awal. Lalu karena dirasa kurang sesuai dengan ekspektasi, dilakukan evaluasi atau rapat bersama PPS (Pengamanan Pembangunan Strategis) Kejaksaan Negeri dengan pelaksana proyek.
Singkatnya pelaksana proyek pun akhirnya mau peduli dengan melakukan perbaikan dan akhirnya jadilah seperti saat ini. Masa pemeliharaan pun saat ini masih berjalan sehingga perawatan merupakan kewajiban pelaksana hingga Mei mendatang. Setelah itu, baru tugas DLH untuk melakukan perawatan.
“Menurut saya, kita generasi milenial ini harus bisa berpikir ‘out of the box’. Karena kalau selama ini taman hanya ditanami rumput-rumput, itu kan kesannya biasa saja, begitu-begitu saja. Tapi kalau kita bisa menuangkan improvisasi untuk bisa dituangkan di situ, itu kan lebih menarik. Perkara itu bisa diterima atau tidak, itu urusan belakang. Yang penting kan kita mau berkarya, berinovasi, ya memang pro kontra itu akan ada di mana-mana,” tambah Rahman.
Kendati begitu, Rahman menyebut berbagai masukan akan ditindaklanjutinya. Saat ini sudah dilakukan beberapa penyempurnaan. Harapannya akuarium tersebut bisa menghadirkan suasana yang estetis, pengganti kolam yang biasa ada di taman.
“Kalau seperti kolam seperti di kebanyakan taman, siapa yang mau lihat. Akhirnya kami berpikir bagaimana caranya bisa menuangkan semacam kolam tapi bisa dilihat oleh pengendara yang melintas. Sebetulnya ini sudah banyak di kota besar lainnya, mungkin di Malang masih belum familiar. Tapi di kota besar lainnya memang sudah banyak terkait dengan akuarium ini yang sudah dituangkan di landscaping kota besar lainnya. Bahkan sekelas Surabaya sudah ada,” tandasnya. (ian/aim)