MALANG POSCO MEDIA – Deklarasi dan hari anti bullying baru dilaunching berbagai pihak di Kota Batu, Minggu (9/6). Bahkan 31 Mei ditetapkan sebagai Hari Anti Bulying agar kasus yang menelan korban jiwa tak terulang lagi. Kasus kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi di Kota Batu. Kalau kasus sebelumnya, seorang siswa SMP Negeri dikeroyok lima temannya hingga akhirnya meninggal dunia dipicu tugas kelompok. Kini oknum guru di sekolah swasta di Kota Batu melakukan tindak kekerasan pemukulan terhadap dua siswa. Pemicunya dua siswa tersebut terlambat ujian selama 30 menit.
Sontak kasus ini pun membuat geger masyarakat di Kota Batu. Beruntung semua pihak yang terkait sigap dan langsung menuntaskan kasus tersebut dengan baik. Pihak sekolah, siswa, orang tua siswa, pengasuh ponpes dan Polres Batu bertemu dalam satu forum guna menindaklanjuti kasus kekerasan tersebut.
Oknum guru yang dikatakan pendiam dan sabar itu sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Begitu juga dengan orang tua siswa juga mengakui kalau anaknya juga salah. Bahkan informasi dari kepala sekolah, siswa yang menjadi korban kekerasan oknum guru ini, sebelumnya memang sering melakukan tindakan indisipliner. Sering mbolos dan baju tidak rapi.
Meski kedua belah pihak sudah membuat pernyataan damai dan tidak mengulangi perbuatannya masing-masing, kasus ini harus menjadi refleksi bersama semua pihak. Apapun alasannya, tindak kekerasan terhadap siapapun tak bisa dibenarkan. Apalagi dilakukan di lingkup pendidikan.
Tak boleh ada tindakan provokatif yang bisa memicu salah satu pihak untuk melakukan tindakan kekerasan dan sejenisnya. Guru menyadari posisinya sebagai pendidik. Sementara sang murid juga menyadari posisinya sebagai pembelajar. Masing-masing pihak harus terus berkomitmen untuk sama-sama membuat situasi di sekolah nyaman, aman dan menyenangkan.
Apapun kesalahan siswa di sekolah harus tetap diperlakukan sesuai standar pengelolaan pendidikan yang ada. Pembinaan terhadap siswa yang sering melakukan pelanggaran juga harus diperlakukan khusus. Di sinilah pentingnya guru tatib dan guru bimbingan konseling (BK). Pendekatan dan penanganan kepada mereka harus tepat dan pas.
Siapapun orang tua tak pernah menginginkan anaknya bertindak indisipliner di sekolah. Termasuk semua guru juga menginginkan para siswanya tertib, disiplin dan berprestasi. Begitu juga siswa yang bersekolah, pasti juga menginginkan yang terbaik. Kalau pun ada siswa yang berulah, berulang-ulang melakukan pelanggaran, maka kerjasama sekolah dengan orang tua makin diintensifkan.
Pendidikan harus dijalankan dengan kasih sayang. Guru menyayangi murid. Murid menyayangi guru. Apapun alasannya, stop kekerasan dalam dunia pendidikan.(*)