MALANG POSCO MEDIA– Tradisi turun temurun setiap Idul Adha di Kota Malang masih terus dipertahankan. Yakni “Arak-arakan” hewan kurban. Ini dilakukan warga RW 07 Kelurahan Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang, Senin (17/6) sesaat setelah Salat Id dilakukan.
Terdapat 84 hewan kurban yang disiapkan sejak beberapa hari yang lalu untuk menjalani tradisi ini. Terdiri dari 80 ekor kambing dan empat ekor sapi.
Di sepanjang Jalan Prof M Yamin, puluhan ekor hewan ternak yang akan dikurbankan itu diarak berkeliling sebelum dikurbankan.
Arak-arakan hewan kurban yang diselenggarakan Panitia Qurban Masjid Noor Kidul Pasar Kota Malang ini memang diakui sebagai tradisi yang tidak pernah dilewatkan warga.
Salah seorang panitia, warga RW 07, Eki, mengungkapkan bahwa tradisi arak-arakan hewan kurban ini dilakukan sebagai syiar Islam untuk menyemarakan hari raya Idul Adha. Dan dilakukan setiap tahun oleh warga.
“Ini sebagai bentuk syiar Islam untuk menyemarakan hari raya Idul Adha. Tradisi ini juga sudah turun-temurun mulai dari orang tua kita dulu,” jelas Ekis.
Ia berharap kegiatan arak-arakan terus dilakukan agar nantinya dapat diikuti oleh anak cucu menyambut hari raya Idul Adha. Ini menjadi salah satu bentuk semaraknya warga menyambut Idul Adha dan semangat untuk terus memaknai Idul Adha dengan makna kurban yang sebenarnya.
Karena banyaknya hewan kurban yang diarak, tradisi ini menjadi perhatian warga. Tidak hanya warga kampung sekitar saja tetapi juga warga dari wilayah lain. Mereka tidak mau ketinggalan ikut menonton arak-arakan hewan kurban.
“Iya kami kebetulan lewat kan, terus lihat ada ini. Ini tradisi di tempat saya juga tapi sudah lama warga tak melakukannya. Ini tadi lihat ternyata masih ada yang lakukan arak-arakan jadi ya saya mau lihat,” tutur Adi Idham warga Kabupaten Malang yang melinta jalur arak-arakan hewan kurban.
Tidak hanya warga, jajaran Pemkot Malang pun tertarik dengan tradisi ini. Pelaksanaan Arak-arakan Hewan Kurban di RW 07 Kelurahan Sukoharjo ini dihadiri Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.
Tidak hanya di RW 07 Kelurahan Sukoharjo, warga RW 01 Kelurahan Sukoharjo atau warga Kampung Temenggungan juga melaksanakan tradisi arak-arakan hewan kurban. Di kampung ini ada 46 ekor kambing dan lima ekor sapi yang diarak.
Warga Temenggungan juga menyisipkan pesan lain dalam pelaksanaan tradisi arak-arakan hewan kurban. Yakni membawa spanduk berisikan kepedulian dan pembelaan terhadap penderitaan warga Palestina.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mencoba secara langsung atmosfer konvoi atau arak arakan hewan kurban yang ada di Masjid An-Noor Kidul Pasar, kemarin.
Kegiatan yang diadakan generasi muda Kidul Pasar ini semarak karena sudah menjadi tradisi tahunan dan dinantikan setiap momen Idul Adha. Tidak terkecuali Wahyu, ia begitu terkesan dengan tradisi seperti ini.
“Ini kan tradisi lama yang harus kita lestarikan. Tadi saya lihat memang sangat kompak dan bagus sekali. Kami dari Pemkot Malang akan terus mendukung dan mengapresiasi karena ini juga kearifan lokal, selain itu juga menjalankan ketentuan agama,” puji Wahyu.
Menurut Wahyu, tradisi seperti ini sesungguhnya menjadi salah satu praktik menyenangkan hewan kurban sebelum disembelih. Dengan kata lain, arak-arakan hewan sebelum disembelih ini sejatinya sejalan dengan syariat agama.
“Tadi saya sempat berdiskusi dengan habib yang menjadi khatib di Masjid Jami’, beliau berkomentar yang seperti ini bagus sekali. Akhirnya menyampaikan kalau memang ada ayatnya,” beber Wahyu.
“Ada satu ayat yang di situ tafsirnya sebelum melakukan penyembelihan hewan kurban, itu harus disenangkan dulu. Nah dengan diarak sekeliling ini kan menjadi salah satu bentuk menyenangkan hewan yang akan dikurbankan,” sambungnya.
Di sisi lain, Wahyu juga menilai arak-arakan hewan kurban ini terbukti menyedot antusias masyarakat luas. Tradisi ini selanjutnya bisa dimasukkan dalam agenda atau even kalender tahunan Kota Malang.
“Makanya di sini juga hadir Kepala Disporapar (Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata), saya meminta untuk bisa memantau potensi potensi dari sini. Untuk selanjutnya bisa dijadikan destinasi wisata dari segi religi,” tandasnya. (ica/ian/van)