MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pertama kali hadir di Malang, Arto Festival atau Arto Fest 2024 menampilkan seniman-seniman toys, maupun desainer toys hingga komunitas yang bergerak dibidang mainan atau toys. Acara pameran yang digelar di Malang Town Square (Matos) tersebut dimulai pada Senin (22/7) sampai dengan Minggu (28/7) mendatang.
Penanggung jawab kegiatan, Ken Yuditya T. W mengungkapkan Dengan hadirnya Arto Fest 2024 ini dapat mengenalkan toys atau mainan sebagai suatu bentuk alat yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal.
“Kalau biasanya orang melihat mainan itu sebagai alat yang digunakan untuk bermain. Tapi di sini kita melihat bahwasanya mainan itu bisa dilihat dari tiga sudut pandang, yang pertama dari sisi pendidikan, kedua dari sisi seni dan ketiga dari sisi industri,” terangnya.
Iya ingin menunjukkan mainan yang sama ini hanya dianggap sebagai suatu benda yang dimainkan memiliki banyak sekali kegunaan salah satunya dari sisi pendidikan dengan hadirnya permainan edukasi bisa membantu guru ataupun siswa dalam belajar di kelas.
“Selain itu mainan juga memiliki nilai seni sendiri. Banyak sekali seniman toys ataupun seniman mainan yang memberikan sentuhan seni di dalam karyanya. Di sisi lain mainan juga sebagai salah satu produk industri yang banyak digunakan untuk diperjualbelikan di tengah-tengah masyarakat,” ucapnya.
Terdapat 7 kolaborator, mulai dari lembaga pendidikan tinggi hingga startup. Sementara untuk pameran seniman dan desainer mainan terdapat 18 orang yang ikut serta dalam festival kali ini.
“Jika ingin masuk para pengunjung bisa langsung membeli tiketnya ada di lantai dasar mal Malang Town Square. Harga tiketnya sendiri Rp 15 ribu itu sudah bisa melihat pameran mulai dari yang ada di lantai bawah sampai ada di lantai 3 itu ada pameran karya seni dari desainer dan juga seniman toys,” imbuhnya.
Diselenggarakan di Matos bukan tanpa alasan, menurutnya jika biasanya pameran memiliki segmentasi tersendiri pada Arto Fest 2024 kali ini menginginkan sasaran dari masyarakat luas dan dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak remaja mahasiswa sampai dengan orang dewasa.
“Harapannya Ini bisa memberikan informasi terkait dengan mainan bahwasanya mainan itu tidak hanya suatu benda untuk menghibur ya, tapi juga banyak sekali manfaat termasuk untuk membantu dalam belajar, dalam berkesenian dan masih banyak yang lainnya. Tentunya kami berharap ini bukan pertama kali dan terakhir kalinya namun akan ada festival mainan yang diselenggarakan di Malang,” tandasnya. (adm/aim)
