Malang Posco Media – Setelah minggu lalu bersilaturahmi dengan Rektor ITSK RS dr. Soepraoen Malang, lanjut saya bersama tim Malang Posco Media mengunjungi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang. Lokasinya di Jl. Jend. Ahmad Yani Utara No.202, Polowijen, Kecamatan Blimbing.
Masih sama, tema besarnya silaturahmi. Menjaga hubungan baik, sekaligus mengenalkan produk Malang Posco Media yang tidak hanya koran. Saya kenalkan produk lainnya seperti media online, termasuk mengenalkan ekoran yang bisa dibaca kapanpun dan dimanapun berada, lewat HP.
Kami diterima langsung Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi. Orangnya ramah, seperti para penyuluh pertanian saat menghadapi para petani. Kami tidak langsung dibawa masuk ke ruang kerjanya, melainkan keliling dulu melihat sukses Mini Food Estate milik Dispangtan.
Food Estate adalah lumbung pangan yang memiliki konsep pengembangan pangan secara terintegrasi. Lantaran ukurannya kecil di komplek kantor Dispangtan Kota Malang, maka disebut mini. Ada sayur mayur, buah, ternak ayam dan ikan. Sayang, kami datang saat belum waktunya panen.
“Lahan sawah di perkotaan semakin tahun semakin berkurang, untuk itu kita kembangkan pertanian perkotaan dengan memanfaatkan pekarangan, urban farming, menanam sayuran yang terintergrasi dengan perikanan dan peternakan,” ungkap Pak Slamet.
Urban farming jadi solusi untuk pertanian perkotaan. Tepatnya jadi program unggulan. Meski bukan berarti Kota Malang tidak memiliki lahan persawahan. Masih ada lahan pertaniannya, meski saya sempat meragukan keberadaan dinas ini, karena saya pikir apa yang mau ditani di Kota Malang.
“Warga Kota Malang sendiri yang di tengah kota dan belum sempat ke pinggir, juga tidak sempat meminitor keberadaan sawah ini, padahal di Kota Malang ini masih ada sawah yang ditanami padi,” sebut Pak Slamet menjawab keraguan tentang Dispangtan Kota Malang ini.
Tak hanya mengurusi tanam menanam, dinas ini, cakupan tugasnya lebih banyak. Bandingannya di Kabupaten Malang, seingat saya ada Dinas Tanaman pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Sementara Dispangtan Kota Malang, di dalamnya ada fungsi bidang ketahanan pangan, bidang pertanian, bidang peternakan dan bidang perikanan. Bisa dibayangkan tugasnya, belum lagi kalau juga memikirkan inflasi di Kota Malang akibat produk-produk pertanian.
Atau saat harus memikirkan ketahanan pangan di Kota Malang, yang memiliki sawah ditanami padi hanya sekitar 803 hektar. Bandingkan dengan Kabupaten Malang yang memiliki lahan sawah yang ditanami padi sekitar 45.888 hektar. Ya tak bisa dibandingkan, terlalu jauh.
Pantas jika Pak Slamet menyampaikan bahwa untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Malang, pihaknya bekerja sama dengan daerah lain. Khususnya dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu dalam pengadaan beras, sayur mayur dan kebutuhan lainnya.
Selain itu, diharapkannya warga Kota Malang bisa mewujudkan dan menjaga ketahanan pangan dengan mengkonsumsi bahan pangan yang tidak hanya beras. Produk beras dalam bentuk nasi atau lontong itu, diminta bisa disubstitusi atau digantikan dengan keanekaragamnan pangan lainnya.
“Bisa disubstitusi dengan umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, labu, jagung atau pisang rebus. Pernah kita coba, makan pecel dengan menggunakan pisang rebus dan menggunakan ketela pohon, ternyata juga enak. Sop juga bisa dimasukkan jagung, juga enak,” terangnya.
Meski agak sulit membayangkan makan pecel tanpa nasi dan diganti pisang rebus, saya coba merasakan enaknya seperti dikatakan Pak Slamet. Ya patut dicoba bagi yang lagi diet nasi. Mungkin juga bisa dicoba, makan rawon tanpa nasi, diganti ubi kayu atau singkong.
“Menganekaragamkan pangan ini agar ketergantaungan kita pada beras, makin hari makin berkurang. Selain itu, mohon tidak boros pangan. Seolah-olah ingin makan banyak, tapi sisa di piring lumayan banyak, sehingga dibuang, itu namanya boros pangan,” yakin Pak Slamet.
Menurutnya kita harus makan sesuai kebutuhan, bukan keinginan, agar tidak boros pangan. Ya, menghindari boros pangan adalah salah satu cara menjaga ketahanan pangan. Khususnya menghindari boros beras. Saat jumlahnya semakin terbatas. (*)