MALANG POSCO MEDIA, MALANG – 200 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Malang menerima bantuan dari Pemkot Malang. Bantuan stimulan berupa modal peralatan bagi UMKM di Kota Malang ini dilakukan untuk mendorong perkembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis UMKM di wilayah tersebut.
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung perkembangan pelaku UMKM. Pendanaan diperoleh dari berbagai sumber, termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), alokasi dari pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. Manfaat dari pemberian stimulan semacam ini dalam melindungi warga dari perangkap rentenir atau pinjaman online.
“Kami ingin menekankan hal tersebut. Jika modal menjadi kendala, program-program pemerintah dapat dimanfaatkan. Kami juga menyediakan kemungkinan pinjaman melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Tujuan kami adalah mencegah warga terjebak dalam rentenir. Ini merupakan salah satu langkah untuk mendorong kemandirian dan perkembangan yang baik bagi pelaku UMKM,” terangnya dalam Bantuan Stimulan Permodalan dan Bantuan Peralatan bagi UMKM di Hotel Atria Malang, Senin (21/8) kemarin.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menjelaskan edukasi ini melibatkan 200 pelaku UMKM yang mewakili 5 wilayah kecamatan di Kota Malang.
“Sebelumnya, kami melalui proses kurasi yang teliti. Kami mengidentifikasi jenis usaha mereka, kebutuhan peralatan yang diperlukan, dan faktor-faktor lainnya. Anggaran yang telah dialokasikan untuk bantuan modal peralatan ini mencapai sekitar Rp 1 miliar,” tegas Eko Sya.
Dijelaskannya, melalui proses kurasi tersebut, terungkap banyak pelaku UMKM yang memerlukan modal untuk peralatan usaha mereka. Jenis peralatan produksi yang diperlukan pun beragam dan telah disetujui. Mayoritas pelaku UMKM, khususnya di bidang kuliner (makanan dan minuman) serta pengemasan, membutuhkan peralatan pendukung produksi. Eko menambahkan bahwa proses kurasi ini juga merujuk pada masukan-masukan utama dari anggota-anggota legislatif Kota Malang.
“Setelah peralatan disalurkan, kami tidak hanya akan melepaskannya begitu saja. Setiap minggu, petugas akan melakukan kunjungan lapangan. Kami akan melakukan pencatatan terkait adanya masalah atau keluhan. Kami juga akan memberikan bimbingan secara rutin,” tutup Eko. (ica/aim)