MASIH banyak masyarakat Kabupaten Malang menjaga warisan leluhurnya. Apalagi, mereka juga diberikan kemampuan untuk meneruskannya. Seperti kemampuan untuk menjadi pandai besi yang sudah ada sejak turun temurun di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan. Penduduk desanya banyak yang memiliki kemampuan mengolah logam menjadi perkakas atau peralatan yang dibutuhkan.
MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Rutinitas pande besi tak sulit ditemui di Jatikerto. Berkat terjaganya pande besi yang sudah menjadi pencaharian warga, desa ini menjadi salah satu desa yang diluncurkan sebagai program desa berdaya. Nama Wesi Geni, diambil dari bahasa jawa yang berarti besi dan api telah menjadi ikon desa Jatikerto.
Tak lain karena didasari potensi yang dimiliki desa tersebut. Yakni sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai pandai besi. Menurut pemerintah desa setempat, Desa Jatikerto yang luas, 70 persen warganya adalah petani. Sedangkan sekitar 30 persen adalah kelompok pande besi. Pangsa pasar dari pande besi di Jatikerto sudah sampai Lampung, Kalimantan dan beberapa daerah lain di Indonesia.
Setidaknya tercatat ada 68 kelompok pande besi. Namun, dari jumlah tersebut, ada 45 kelompok yang terbilang aktif melakukan aktivitas produksi sebagai seorang pandai besi. Selain dari itu adalah kelompok yang menangani pemesanan khusus. Artinya tidak bisa setiap hari melakukan aktivitas pembuatan kerajinan besi, hanya jika ada pesanan.
Kelompok pande besi aktif berarti dalam satu minggu para kelompok pandai besi ini bekerja. Mereka akan libur pada hari Kamis dan Minggu. Hari Kamis, memang menjadi budaya pandai besi untuk libur, sedangkan hari Minggu, menjadi hari istirahat para pandai besi ini. Jatikerto juga merupakan desa dengan kekayaan wisata edukasi.
Jujugan bagi yang mau belajar mengenai budaya dan pencaharian masyarakat. Uniknya lagi beberapa kelompok sudah ada yang menggunakan cara lebih modern meski masih banyak juga yang masih tradisional. Warga setempat berharap bahwa melalui ‘Wesi Geni’, hasil produksi kelompok pande besi di Desa Jatikerto bisa semakin dikenal, bahkan kini sudah menjadi ikon Desa Jatikerto. (tyo/mar)