.
Thursday, December 12, 2024

Berbeda-beda, 500 Anak Barikan Bersama

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Berbeda-beda tapi tetap satu. Itulah momen menarik tradisi barikan (syukuran) menjelang HUT Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Malang, Selasa (16/8) kemarin. Tepatnya di Alun-alun Kota Malang Jl Merdeka, terlihat ratusan anak-anak dan muda mudi kumpul bareng merayakan momen kemerdekaan.

Uniknya, mereka tidaklah saling kenal satu sama lain. Sekitar 500 anak-anak ini mewakili sekolahnya dan lingkungannya masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang dari sekolah swasta, sekolah Katolik, Kristen berkumpul bersama mengenal tradisi barikan.

Tidak hanya itu, mereka pun bersama-sama membentangkan bendera merah putih berukuran besar di tengah Alun-alun Kota Malang. Kegiatan yang diinisiasi Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB) Kota Malang ini juga dihadiri ratusan muda-mudi Kota Malang.

“Ada tiga unsur, anak-anak, pemuda-pemudi dan orang tua. Tapi kita lebih mengajak banyak anak-anak agar mereka mengenal tradisi barikan ini. Dan lebih-lebih akan lebih mengenal nilai perjuangan dengan solidaritas antar suku antar agama. Semua tanpa perbedaan di sini,” jelas Ketua Pelaksana Kegiatan Barikan Anak Nusantara Ahmad Masudin kepada Malang Posco Media di sela kegiatan kemarin.

Dijelaskannya, kegiatan yang baru pertama kali digelar ini memiliki tujuan sederhana, yakni mengajak generasi penerus mengenal tradisi “berkumpul” dan mensyukuri bersama-sama Kemerdekaan Republik Indonesia.

Maka dari itu, selain membentangkan simbol negara Bendera Merah Putih anak-anak yang hadir juga diajak mendengarkan dongeng nusantara, menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, dan mendengarkan teks proklamasi kemerdekaan RI.

“Yang membawakan cerita, dongeng itu pendeta. Lalu ada pembacaan doa-doa syukur kemerdekaan dari teman-teman PC NU. Intinya memang kita semua di sini seluruh elemen dan kepercayaan jadi satu bareng-bareng mensyukuri kemerdekaan,” jelas Udin, sapaan akrabnya.

Ratusan anak-anak yang hadir pun berpenampilan unik. Mereka dengan antusias mengenakan kostum-kostum bernuansa merah putih. Ada pula yang mengenakan kebaya adat jawa, dan kostum ala pejuang zaman dahulu.

Selain mengajak anak-anak lintas suku dan agama, kelompok pemuda-pemudi juga ikut berpartisipasi. Mulai dari kelompok organisasi daerah hingga organisasi keagamaan diajak. Mereka pun diminta membawa kue masing-masing kemudian ditukarkan ke kelompok lainnya. “Iya jadi tadi ada saling tukar makanan dan kue-kue. Setelah itu yang tidak kenal jadi saling mengenal satu sama lain. Ini tujuan kita juga,” papar Udin.

Selain itu pula, Alun-alun Kota Malang dipilih menjadi lokasi Barikan Nusantara, menurut Udin, Alun- alun Kota Malang menjadi tempat jujukan warga berkumpul di sore hari. Dan dengan adanya kegiatan mereka juga akan tertarik ikut merayakan kemerdekaan RI.

Udin mengatakan meski baru pertama kali diadakan, kegiatan Barikan Nusantara ini akan menjadi event rutin yang akan diadakan tiap tahunnya memperingati HUT RI.  “InsyaAllah akan kita rutinkan setiap tahun. Melihat antusiasme besar peserta tadi. Dan anak-anak kita harus terus dikenalkan dengan tradisi mengenang perjuangan kemerdekaan dan mencintai perbedaan menjadi satu bangsa,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu anak peserta Barikan Nusantara, Checilia Ayu mengatakan, senang bisa merayakan peringatan HUT ke-77 kemerdekaan RI tidak seperti biasanya. Siswi kelas 5 SD ini mengatakan bahwa dirinya juga mendapat teman baru.  “Ya senang, ada teman baru. Suka juga soalnya bisa main-main, nyanyi-nyanyi Satu Nusa Satu Bangsa” ungkap Cecil dengan polosnya.(ica/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img