MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menghadapi masa depan dan Nahdlatul Ulama akan memasuki usia 1 abad, perlu persiapan untuk menghadapi masa depan. Salah satunya dengan menggunakan teknologi dan kapabilitas digital di Indonesia bagi warga Nahdliyin.
Karena itu, ralam rangkaian menuju satu abad, Nahdlatul Ulama (NU) membuka kesempatan besar bagi muda-mudi seluruh Indonesia yang memiliki kemampuan teknologi. Lewat NU Tech “Final Day” PBNU menciptakan atmosfir “masa depan” yang digelar di Hotel Savana Kota Malang, Senin (19/12) kemarin.
“Program ini menyasar pelajar, santri, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai wadah peningkatan teknologi untuk inovasi bangsa,” Ketua Panitia Pelaksana Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU, Yenny Wahid dalam sambutannya.
NU Tech merupakan kompetisi menciptakan teknologi diinisiasi PBNU dalam rangkaian Satu Abad NU. NU Tech merupakan salah satu upaya dari Badan Inovasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berbasis literasi digital dalam rangka menyongsong abad kedua NU pada 16 Rajab 1444 H atau 7 Februari 2023 mendatang.
Beberapa langkah strategis dilakukan sebagai bentuk selebrasi momen historis untuk menguatkan syiar dan menegakkan kalimat Allah serta mencapai kemaslahatan umat
“Memasuki abad kedua ini, NU juga harus memperhatikan bidang teknologi, dengan harapan bisa memberikan kontribusi untuk kemaslahatan umat. Harapannya, warga nanti ada warga Nahdliyin yang mampu dikirim ke angkasa dan bisa bersalawat di angkasa dengan teknologi,” lanjutnya.
Menurutnya, NU Tech dilaksanakan dalam rangka mengajak talenta yang dapat berkontribusi untuk negara, syiar dan menguatkan pengabdian. Sebab, teknologi merupakan salah satu faktor besar yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan NU Tech merupakan ajang mengembangkan teknologi digital NU. Pernyataan tersebut disampaikan saat sambutan virtual dalam acara NU Tech: Final Day kemarin.
Gus Yahya menyebutkan, NU Tech diinisiasi untuk mengajak pelajar, santri, mahasiswa, dan keluarga besar NU untuk bergabung mengembangkan diri dan memajukan kapabilitas digital Indonesia.
“Kegiatan NU Tech ini merupakan hal paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi,” ungkapnya.
Gus Yahya mengaku cukup bergembira karena jumlah peserta sesuai laporan dari panitia ada kurang lebih 300 talent. Untuk itu, ia mengajak peserta untuk ikut membangun peradaban bangsa melalui digital bersama Nahdlatul Ulama.
Setidaknya terdapat 130 tim terdaftar dalam lomba Innovation Pitching Competition dan 10 masuk dalam babak final. Sementara ada pul 150 tim berpartisipasi dalam event Heckaton (Hacking Competition). Dan 10 tim yang masuk dalam babak final kemarin.
Berbabagi inovasi seperti aplikasi Ponpesku, aplikasi donasi sampah, hingga ternak secara online pun dipresentasikan tim dalam kompetisi NU Tech ini. Turut hadir Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nadiem Makarim, Gita Irawan Wirjawan, Ainun Najib dari Singapura dan lainnya. Nadiem memberikan apresiasinya pada kontribusi yang diberikan PBNU selama ini.
“Teutama di bidang teknologi. Kedepan memang bidang ini menjadi salah satu yang prosepek. Pendidikan ke arah mengenalkan anak-anak ke teknologi bisa mengembangkan aplikasi mutakhir sangat dibutuhkan,” tegasnya.
Atas NU Tech yang digelar ini, Ia berharap lahir teknolog-teknolog NU yang dapat memberikan kontribusi ilmunya. Sehingga bisa memudahkan berbagai kebutuhan masyarakat di Indonesia. (ica/aim)