.
Monday, December 16, 2024

Berkarya

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si

MALANG POSCO MEDIA – Salah satu prinsip yang Allah SWT tekankan dalam Al Qur’an dan terkadang diabaikan adalah prinsip untuk senantiasa melakukan amal pekerjaaan, tidak boleh vakum. Karena kevakuman itu hanya akan memberikan celah bagi setan untuk masuk, sehingga kita justru disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia.

Bagi seorang muslim tidak boleh ada kata menganggur, tapi harus terus disibukkan dengan melakukan amal-amal kebaikan. Inilah prinsip yang disampaikan dalam ayat Al Qur’an, tepatnya dalam QS. 94: 1-8: “Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? dan Kami pun telah menghilangkan bebanmu darimu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan sebutan (nama)-mu bagimu. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

Berkarya artinya mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang. Karya tersebut dapat berupa benda, jasa, atau hal lainnya. Islam sangat menganjurkan agar umatnya dapat saling menghargai yang didasari oleh jiwa yang tulus. Menghargai hasil karya orang lain berarti kita menghargai orang yang berkarya itu. Begitu juga sebaliknya, mencelanya berarti kita mencela yang menciptakannya.

Menghargai hasil karya orang lain merupakan salah satu upaya untuk membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud kehidupan yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan harkat kemanusiaan. Menghargai hasil karya orang lain adalah sifat terpuji yang harus dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

Menghargai Karya Orang

Agama Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar hidup dengan rajin bekerja dan selalu memiliki jiwa semangat bekerja keras. Tidak dibenarkan bahwa umat Islam itu hidupnya malas, QS. 9:105, menjelaskan “Dan katakanlah,bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasulnya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Setiap orang Islam seharusnya mampu berkarya dalam hidup sehari-hari, karena setiap orang Islam mempunyai tujuan yang mulia yang ingin dicapai, yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.Dalam berkarya, seseorang harus memiliki hal-hal sebagai berikut: (a)Perencanaan yang mantap, tepat, dan baik; (b)Pembagian waktu yang tepat dan efektif, sehingga diharapkan dengan pengorbanan waktu dan tenaga yang sedikit, tetapi dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan dan memperoleh banyak keuntungan; (c)Hati selalu gembira dalam menghadapi banyak pekerjaan; (d)Pantang mundur jika pekerjaan sulit, dan tidak mengeluh jika pekerjaan melemah; (e) Fisik selalu dalam kondisi sehat; (f)Rasa tanggung jawab yang tinggi dalam bekerja dan menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan, dan (g) Banyak ingat kepada Allah dan mengharap pertolongannya.

Dalam dunia yang semakin maju seperti sekarang ini, berkarya perlu diingatkan. Adapun cara untuk mengingat karya, yaitu dengan menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan cara kerja yang lebih efisien dan efektif, serta memanfaatkan alat-alat modern.

Menurut ajaran Islam, manusia diwajibkan berikhtiar dengan bekerja keras agar dapat mengubah nasibnya menjadi lebih baik.Semua manusia di dunia ini diciptakan oleh Allah dengan diberi akal dan dengan akal itu manusia dapat berpikir secara rasional.

Dengan akal pula manusia dapat belajar sehingga memperoleh ilmu pengetahuan yang bermacam-macam. Kemudian dengan ilmu pengetahuan itulah manusia dapat mengadakan perubahan-perubahan sosial dan mencapai kemajuan dalam hidupnya.

Nabi Muhammad SAW memuji kepada orang yang bekerja mencari kayu, beliau bersabda yang artinya:“Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kamu mengambil tali kemudian mencari kayu bakar dan kayu itu diletakkan di atas punggungnya, hal itu adalah lebih baik daripada ia mendatangi seorang yang kaya raya untuk meminta sesuatu kepadanya, yang adakalanya ia diberi, dan adakalanya ia tidak diberi. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkarya adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berupa hasil pekerjaannya. Berkarya sangat erat untuk hubungannya dengan kerja keras. Kerja keras menunjukkan bahwa seseorang mempunyai keinginan untuk memperoleh hasil secara baik dan efektif. Orang yang demikian bertujuan agar hari ini (sekarang) harus lebih baik daripada hari kemarin.

Agama Islam mendorong manusia supaya dapat mengubah nasib dirinya, yaitu dengan berusaha sungguh-sungguh dan berkarya serta meninngkatkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, manusia dapat mencapai perubahan sosial dan kemajuan dalam hidup.

Berkarya Sebagai Proses Transformasi

Transformasi, komitmen kerja keras, dan ketekunan, serta memberikan dampak positif dalam bekerja adalah keniscayaan. Transformasi seperti kupu-kupu yang mengalami perubahan dari yang awalnya hanyalah ulat yang merayap, manusia juga dapat mengalami perubahan dan transformasi dalam hidup mereka, dan mengembangkan potensi dan keindahan yang ada dalam diri mereka.

Manusia yang memiliki visi, harus melakukan perubahan dan transformasi dalam segala bidang kehidupan. Transformasi perlu dilakukan dengan komitmen tinggi, dengan berkinerja secara profesional-berintegritas. Setiap insan dalam bekerja membutuhkan komitmen, kerja keras, dan ketekunan yang sama seperti kupu-kupu yang berusaha melewati setiap tahap perkembangan dengan susah payah.

Dalam hal ini, filosofi metamorfosis kupu-kupu mengajarkan kita untuk memahami bahwa transformasi bukanlah proses yang mudah, tetapi dapat membawa manfaat dan dampak besar.Dampak positif, proses metamorfosis yang dialami oleh kupu-kupu mengajarkan bahwa, meskipun pada awalnya ulat tidak menarik, namun melalui perubahan yang berkelanjutan, ia dapat berubah menjadi kupu-kupu yang indah dan menawan.

Setiap transformasi dan perubahan harus memberikan dampak positif. Dalam hal ini, ulat dapat dianggap sebagai simbol dari diri kita sendiri, sementara kupu-kupu adalah gambaran dari diri kita yang telah bertransformasi.

“Proses ini mengajarkan kita bahwa, meskipun mungkin sulit pada awalnya, dengan usaha dan perjuangan yang berkelanjutan, kita dapat mencapai keadaan yang lebih baik dan lebih indah.’’(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img