MALANG POSCO MEDIA – Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi 3 September 2022 lalu, masyarakat disibukkan dengan pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT). BLT BBM merupakan salah satu bentuk pengalihan subsidi BBM dari pemerintah. Masing-masing penerima bansos BLT BBM 2022 akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 300.000 sebanyak dua kali atau total Rp 600.000.
Terkait program BLT BBM ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 12,4 triliun, yang akan disalurkan kepada 20,65 juta penerima. Selain pemberian BLT BBM, juga diberikan subsidi BBM bagi para pekerja sebesar Rp 600 ribu untuk kurang lebih 16 juta pekerja.
Dikutip dari Laman Setkab, Selasa (6/9/2022), Presiden Jokowi menegaskan, pemberian BLT BBM agar daya beli masyarakat, konsumsi masyarakat menjadi lebih baik. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah; Pertama, apakah pemberian BLT BBM dan subsidi BBM bagi pekerja bisa meredam efek kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di pasaran?
Kedua, sudah meratakah BLT BBM dan Subsidi BBM bagi pekerja? Ketiga, bagaimana dengan masyarakat yang tidak tersentuh BLT BBM dan Subsidi BBM bagi pekerja? Apa yang mereka dapat dari kenaikan harga BBM bersubsidi yang sudah diberlakukan pemerintah sejak awal September lalu?
Pertanyaan-pertanyan di atas dan masih banyak kegelisahan dan protes yang bisa dilontarkan oleh masyarakat sebagai dampak kenaikan harga BBM kali ini. Yang paling menyesakkan hati masyarakat adalah, kelatahan kenaikan segala harga kebutuhan di pasaran. Dengan harga BBM naik, semua sektor punya alasan untuk menaikkan harga. Tanpa kompromi.
Sementara masyarakat yang sudah menjerit akibat BBM naik, tak punya kuasa dan tak berdaya dengan mencekiknya beragam kenaikan harga-harga yang tak bisa ditolak dan tak bisa dihindari. Dalam konteks efek kenaikan harga BBM inilah, seharusnya pemerintah hadir dengan kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Sehingga tidak semua sektor boleh dengan mudah menaikkan harga seketika.
Alih-alih hadir untuk meredam kenaikan harga, nyatanya pemerintah seperti tak berdaya menghadapi respon masyarakat, yang dengan tegas langsung menaikkan harga. Harga kebutuhan sembako di pasar naik dan transportasi naik seketika.
Padahal bila pemerintah hadir dengan kebijakan yang tegas, maka kenaikan yang spontanitas itu sangat mungkin bisa ditunda dengan kebijakan-kebijakan yang mengikat. Sehingga masyarakat tidak menjerit dan menangis berkali-kali.
Kenaikan harga BBM bersubsidi, apapun alasan pemerintah, membuat masyarakat makin tak berdaya. Masyarakat makin sengsara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan BLT BBM dan Subsidi BBM bagi pekerja dinilai banyak pihak tak menyelesaikan persoalan.
Apa gunanya mendapatkan BLT yang nilainya tidak seberapa, sementara kebutuhan-kebutuhan di pasaran harganya melonjak semuanya? Bagaimana daya beli masyarakat bisa makin baik bila harga-harga kebutuhan yang mau dibeli harganya melangit semua? Padahal jelas-jelas, tujuan diberikan BLT adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, BLT BBM tidak cukup efektif meredam dampak kenaikan harga BBM. Pasalnya dampai kenaikan harga BBM ini berdampak luas ke berbagai sektor perekonomian. Mulai dari menaikkan inflasi, memangkas daya beli, menahan pertumbuhan dan pemulihan ekonomi, hingga meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan.
‘’Dengan perkiraan luasnya dampak kenaikan harga BBM subsidi, adanya BLT BBM tidak cukup menutup semua dampak negative kenaikan harga BBM subsidi,’’ ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (7/9/2022).
Terlebih, lanjut Piter, pemberitan BLT BBM ini hanya untuk sebagian kecil dari pihak pihak yang terdampak. Sementara, UMKM yang diperkirakan terdampak cukup besar justru tidak mendapatkan BLT. Kemudian, hal ini juga akan membuat sebagian besar masyarakat yang sebelumnya masuk kategori rentan miskin, kini justru akan terperosok ke jurang kemiskinan. Sebab kenaikan harga BBM membuat biaya kebutuhan sehari-hari menjadi lebih mahal dari biasanya.
Kalau sudah begini, lagi-lagi pemerintah membutuhkan pihak pihak swasta untuk membantu mengatasi persoalan masyarakat. Betapa tidak, harga BBM sudah naik dan sudah diberlakukan. Tapi gaji karyawan, terutama swasta tidak pasti naik. Karena bagi perusahaan kenaikan gaji karyawan membutuhkan perhitungan yang sangat matang.
Apalagi kenaikan gaji itu sudah diadvokasi pemerintah setiap setahun sekali dengan memperbarui UMR masing-masing daerah. Kebijakan ini yang kemudian memaksa perusahaan perusahaan di daerah untuk menyesuaikan sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan. Dan proses menentukan UMR juga relatif alot, tidak semulus yang dibayangkan.
Maka bila ada perusahaan yang peduli kepada karyawannya, merespon kenaikan harga BBM, maka perusahaan-perusahaan itu patut diapresiasi. Kalau perlu diberi penghargaan oleh pemerintah daerah. Sebab perusahaan-perusahaan itu ikut membantu pemerintah memberikan BLT BBM versi perusahaan masing-masing.
Tentu jumlah BLT BBM nya tak harus sama dengan yang diberikan pemerintah sebesar Rp 600 ribu itu. Yang perlu diapresiasi adalah iktikad baik perusahaan memberikan BLT BBM kepada karyawan pada kondisi yang memang sangat dibutuhkan. Soal jumlahnya itu bisa dimengerti oleh karyawan.
Tapi soal perhatian dan kebaikan manajemen perusahaan memberikan BLT BBM itu yang membuat karyawan akan senang dan gembira. Pasti, karyawan akan mendoakan para pimpinannya dan perusahaan akan Makin maju, Sejahtera dan Jaya selalu. Apapun kesulitannya, akan dimudahkan segala urusannya karena kesejahteraan akan kembali pada karyawannya.
Salah satu perusahaan yang akan memberikan BLT BBM kepada karyawannya adalah PT Malang Pos Siber yang menerbitkan koran Malang Posco Media (MPM). Siang ini, Direksi dan jajaran manajemen MPM akan mengundang seluruh karyawan tepat pukul 12.00 WIB dengan agenda pemberikan BLT BBM sebesar Rp 500 ribu untuk masing-masing karyawan.
MPM sudah memulai berbuat baik kepada para karyawannya. Perusahaan anda akan menyusul? Silakan dipercepat karena doa para karyawan akan mempercepat pulihnya kemampuan finansial perusahaan anda. Seperti tema Agustusan lalu: Bangkit Lebih Cepat, Pulih Lebih Kuat!. So, berbuat baiklah! Maka ke depannya, perusahaan akan Bangkit Lebih Top.(*)