MALANG MBIEN
MALANG POSCO MEDIA- Bumiayu di Kecamatan Kedungkandang dahulunya lahan pertanian. Namun juga terdapat pemukiman penduduk. Di pemukiman itu sistem huniannya per blok kampung. Banyak warga asal Madura yang bermukim.
Karena itulah muncul nama Budengan, sebelum saat ini menjadi Bumiayu. Cerita ini dikisahkan salah seorang tetua Kampung Budengan, Bumiayu, Sutimin.
Kepada Malang Posco Media pria yang sudah sejak 1957 menjadi warga Budengan ini menceritakan perbedaan perubahan Budengan yang kemudian menjadi Bumiayu ini.
“Kenapa namanya Budengan itu dari Bahasa Madura. Budengan artinya blok-blok atau bahasanya sekarang kampung-kampung. Tidak seperti sekarang, kalau dulu blok kampung satu ada, terus dipisah dengan lahan kosong nanti ada blok lainnya (kampung lain) jadi pisah-pisah,” cerita Sutimin.
Ia menyampaikan dahulu Budengan terbagi menjadi empat kawsan. Dibagi berdasarkan arah mata angin. Yakni Budengan Utara, Tengah, Selatan, Barat dan Timur. Wilayah Budengan dahulu sama seperti Bumiayu saat ini.
Dimana batas awal saat ini berada di Jalan Kyai Parseh Jaya hingga meluas sampai ke arah kawasan Jalan Rajasa.
“Wilayahnya sama seperti sekarang kalau yang saya di sini, ini Budengan Utara (Jl Kyai Parseh Jaya-Jl Bayam). Kalau terus sampai ke jalan kembar (Jl Rajasa) itu juga masih Budengan sampai sekarang kan masih Bumiayu semua,” paparnya saat ditemui Malang Posco Media.
Sutimin menjelaskan bahwa asal kata Budengan yang berasal dari Bahasa Madura, dikarenakan sejak dahulu memang Budengan dihuni kebanyakan warga yang berasal dari Madura. Ia tidak mengerti asal muasalnya mengapa, Namun dari situlah nama Budengan muncul.
Dahulu, Budengan yang sekarang menjadi Bumiayu adalah kampung-kampung dengan lahan pertanian yang luas.
“Ya kebanyakan dulu di sini orangnya bertani. Karena dulu ini pertanian semua lahannya. Sekarang kan sudah semakin banyak orang, sawah sudah berkurang. Kebanyakan sekarang sudah jadi tempat usaha, banyak karyawan. Memang beda sekali kalau dibandingkan dengan dulu,” papar Sutimin.
Tidak itu saja, Sutimin mengaku nama Bumiayu mulai muncul di era tahun 1960-1970-an. Setelah penduduk Kota Malang semakin padat dan muncul sistem tata kota yang baru, maka jadilah kelurahan Bumiayu.
Ditambahkannya warga Bumiayu masih familiar dengan kata Budengan. Maka dari itu saat ini pula, tepatnya di kawasan RW 2 Kelurahan Bumiayu muncul kegiatan warga yang kerap dikenal dengan “Pasar Wisata Budengan”.
Hal ini kata Sutimin menunjukan warga Bumiayu masih mengingat dan melestarikan istilah lawas kampungnya. Dengan tetap menggunakan kata Budengan merujuk wilayah kampung di Bumiayu.
Pemerhati Sejarah Kota Malang Ir Budi Fathoni juga menyampaikan bahwa Budengan memang merujuk pada kawasan keseluruhan Bumiayu.
“Ya memang Bumiayu itu Budengan dulu. Sampai sekarang pun kata Budengan masih dipakai oleh warga. Kebetulan memang saya diminta mendampingi pasar wisatanya setia Hari Minggu,” pungkas Budi. (ica/van)