spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Ciptakan Lingkungan Ramah Anak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Amir Rifa’i

Dosen AIK, Universitas Muhammadiyah Malang

Malang Posco Media – Setiap orang tua tentu menginginkan lingkungan pendidikan yag aman dan nyaman bagi putra putrinya. Terlebih jika berada di lingkungan sekolah, seringkali kita memikirkan tempat yang aman dan mendukung bagi pertumbuhan pembelajaran para siswa. Akan tetapi kenyataannya tidak selalu sesuai dengan harapan, seringkali sekolah justru menjadi tempat yang horor, rawan bullying, kekerasan dan tindakan yang merugikan.

          Kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sesama siswa masih menjadi masalah serius di banyak sekolah di seluruh dunia tanpa kecuali di Indonesia. Akhir-akhir misalnya kekerasan fisik Kembali terjadi di Kota Batu Jawa Timur, dengan pelaku lima orang teman belajar dan bermainnya, ini menjadi tamparan keras bagi pendidikan. Betapa tidak, kekerasan yang dilakukan oleh teman-temanya tersebut menjadikan korban meninggal dunia.

          Kasus di atas barangkali hanya contoh kecil dari banyaknya kasus kekerasan yang berujung meninggal dunia yang dilakukan oleh anak yang seharusnya tidak berbuat demikian. Kekerasan dari intimidasi verbal hingga pelecehan fisik yang terjadi tidak hanya merusak kesejahteraan mental para korban, tetapi juga mengganggu proses pembelajaran yang harusnya tercipta lingkungan yang aman dan ramah anak.

          Lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat ideal untuk mendidik siswa malah menjadi momok yang menakutkan. Siswa yang harusnya bisa belajar dengan nyaman dan tenang harus terusik ketenteramannya karena menjadi korban. Seorang guru yang seharusnya menjadi jembatan transfer ilmu pengetahuan, dihormati siswa juga tidak jarang mengalami tindak kekerasan, begitu pula sebaliknya. Banyaknya kasus kekerasan yang ada ini menggambarkan bahwa pekerjaan kita tidaklah mudah.

          Salah satu penyebab kekerasan kerap terjadi adalah lingkungan. Lingkungan merupakan tempat yang aman, nyaman dan ramah anak, khususnya pendidikan, tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga memupuk keterampilan, rasa percaya diri juga kepemimpinan. Ini adalah pondasi bagi perkembangan berkelanjutan, yang merupakan tugas kita untuk memprioritaskan penciptaan lingkungan semacam itu.

          Lalu, lingkungan pendidikan seperti apa yang harusnya kita ciptakan? Pertama-tama, sebuah lingkungan pendidikan yang ramah anak haruslah inklusif. Setiap anak, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau identitasnya, harus merasa diterima, aman dan dihargai.           Menciptakan ruang di mana perbedaan dihormati dan dirayakan merupakan sebuah kewajiban, bukan dipandang sebagai hambatan. Inklusivitas membangun keberagaman, mempersiapkan anak-anak untuk dunia yang semakin global, serta memperkuat solidaritas sosial.

          Lingkungan pendidikan yang ramah anak harus terbebas dari segala praktik kekerasan, pembulian, hinaan yang berujung pada penganiayaan. Setiap siswa yang diberikan kenyamanan dalam menjalani aktivitasnya akan lebih mudah mendapatkan ilmu, bebas dari segala praktik yang menakutkan.

          Meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah adalah langkah penting untuk mencegah kekerasan dan penganiayaan. Guru dan staf sekolah harus aktif mengawasi interaksi antara siswa dan bersikap proaktif dalam menanggapi tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan yang mungkin terjadi. Juga penting kiranya untuk mendorong siswa untuk melaporkan tindakan kekerasan atau penganiayaan yang mereka saksikan atau alami.

          Selain itu, lingkungan yang ramah anak harus memberikan kebebasan untuk bereksplorasi dan mencipta. Dimana anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan imajinasi yang luas. Perlu adanya ruang untuk mengeksplorasi minat mereka, menciptakan proyek-proyek kreatif, dan belajar dari kesalahan mereka sendiri.

          Sebuah lingkungan yang menghargai proses daripada hasil akhir. Prinsip “gagal adalah bagian alami dari belajar”, akan menghasilkan individu yang lebih percaya diri dan inovatif.

          Mengembangkan keterampilan sosial dan emosional juga merupakan salah satu hal terciptanya lingkungan yang ramah anak. Keterampilan seperti kerjasama, empati, dan penyelesaian konflik adalah kunci keberhasilan dalam kehidupan. Namun hal itu sering kali diabaikan dalam kurikulum yang terfokus pada akademis semata.

          Padahal, mengintegrasikan pelajaran-pelajaran tentang keterampilan dalam setiap aspek pembelajaran akan membantu menciptakan individu yang lebih berempati, pengertian, dan mampu beradaptasi dalam berbagai situasi.

          Selanjutnya, sebuah lingkungan pendidikan yang ramah anak haruslah aman dan mendukung. Anak-anak harus merasa nyaman untuk mengekspresikan diri tanpa takut dicemooh atau diintimidasi. Guru dan staf sekolah harus siap memberikan dukungan emosional dan mental yang diperlukan, serta memiliki kepekaan terhadap isu-isu kesejahteraan yang mungkin dihadapi oleh mereka.

          Kita semua berperan untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak, termasuk keterlibatan orang tua dan komunitas juga sangat penting dalam upaya mengatasi kekerasan dan penganiayaan baik di lingkungan sekolah maupun di luar. Orang tua harus didorong untuk terlibat dalam setiap kegiatan anak, berkomunikasi secara terbuka dengan mereka, juga dan mendukung dalam memahami pentingnya menghentikan kekerasan.

          Menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak bukanlah tugas yang mudah, tetapi merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga. Dengan memberikan anak-anak kita lingkungan yang inklusif, mendukung, dan merangsang, kita mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global dengan keberanian dan empati. Inilah pondasi yang akan membantu kita membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan dan harmonis.(*)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img