MALANG POSCO MEDIA-Bermain Tamiya tidak hanya sekadar hobi bagi Rachmad Priyanto. Pria yang akrab disapa Memed ini berhasil menjadikan hobinya menjadi “mata pencaharian”. Ia kini dikenal sebagai Race Direction kompetisi Race Tamiya asal Malang.
“Race Direction itu istilah untuk wasit dalam setiap kompetisi race Tamiya. Ya kebetulan saya juga mendirikan EO (promotor) saya namakan 0341. Kapan hari kami mengadakan Kejurnas Tamiya Damper Style yang di MCC itu,” papar Memed kepada Malang Posco Media kemarin.
Tren Tamiya di Malang, menurut Memed sudah ada sejak zaman Tamiya populer di Indonesia. Akan tetapi ia memang mengakui bahwa saat ini memang tren ini kembali muncul dan menguat. Dengan komunitas pecinta Tamiya yang juga berkembang. Dan banyak kompetisi yang diminati.
Ia bahkan akan kembali mengadakan Open Race di MCC. Yakni pada Minggu 24 November. Itu karena melihat antusiasme pecinta Tamiya pada kejuaraan-kejuaraan sebelumnya yang ia helat.
Diakuinya bahwa Kelas Damper Style Tamiya memang sedang booming di kalangan pecinta Tamiya. Menurut Memed, di kelas ini siapapun memang bisa bergabung dan ikut langsung kompetisi.
“Kalau di dua kelas lainnya itu speed (kecepatan) dan presisi jadi kunci. Nah kalau Damper Style ini, tinggal plug and play dan terkadang saya melihat butuh keberuntungan juga di race-nya. Ya jadi memang kelas Damper jadi favorit banyak orang, pemula maupun yang sudah main lama,” papar dia.
Secara pribadi, Memed menyukai kelas STO atau Japan Style. Mereka yang bermain di kelas ini memang memiliki “budget” lebih dari pada kelas lainnya. Karena bisa melakukan modifikasi, beberapa penggemar bahkan mengeluarkan puluhan juta rupiah untuk bisa menghasilkan rakitan Tamiya yang sesuai keinginannya.
Memed senang melihat perkembangan pecinta Tamiya di Malang. Ia kerap bertemu dengan banyak komunitas Tamiya di Malang. Beberapa lokasi tempat mereka “nongkrong” dan berbagi pengalaman di antaranya seperti di BLDW Tamiya Store di Sawojajar dan juga di Astro Turen.
“Kedua tempat itu buka terus kan sering jadi tongkrongan anak-anak Tamiya di Malang. Ada yang sering ke Mambo Tamiya, itu di Sumbermanjing Kabupaten Malang. Kalau area Kota Malang ya BLDW Sawojajar itu,” jelas Memed.
Sebagai Race Direction, Memed melihat tren Tamiya kembali populer tidak hanya di Malang saja. Tetapi juga di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan di Papua. Belum lama ini Memed juga diundang sebagai Race Direction pada kompetisi Tamiya di sana.
Ia memandang bahwa Tamiya tidak hanya sekadar hobi merakit dan koleksi mobil mainan. Tetapi juga tentang kepuasaan pada kecepatan dan batasan yang ada. Pada setiap kompetisi.
“Karena sejak dari merakitnya saja sudah tantangan. Jika ikut lomba, menghadapi rintangan, limit dan waktu itu yang bikin puas. Menang dan kalah semua bisa puas melihat apa yang dirakitnya bisa mencapai batas dan limit yang ada. Kepuasannya di situ,” kata Memed yang sudah keliling Indonesia menjadi Race Direction ke berbagai daerah di Indonesia. (ica/van)