.
Monday, December 16, 2024

Deg-Degan Tapi Lancar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- 17 sampai 19 November lalu, saya Sisca Angelina dan Ira Ravika mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang diadakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya. Kami berdua mengikuti ujian kompetensi di Tingkat Madya.

Selayaknya ujian kompetensi profesi, materi yang diujikan sebenarnya yang sudah kami lakukan sehari-hari sebagai wartawan di lapangan. Nah, tetapi ada saja yang bikin sedikit deg-degan.

Salah satu materi yang diujikan adalah materi jejaring. Bisa ditanyakan pada semua wartawan yang ikut UKW. Pasti materi ini yang sering kali membuat panas dingin. Materi ini mengharuskan kami yang diuji untuk mengontak narasumber kami.

Penguji akan meminta peserta ujian  mendaftarkan sebanyak 20 list narasumber. Tapi tidak semudah itu juga. Narasumber yang masuk list untuk diujikan harus disesuaikan dengan tingkatan ujiannya.

Karena saya dan Mba Ira Tingkat Madya, maka list narasumber harus yang setingkat atau memiliki level jabatan provinsi.  

Sampai H minus 1 ujian, kami berdua belum mempersiapkan siapa-siapa saja narasumber yang akan dimasukan dalam list narasumber. Saya, pun pasrah saja. Tapi toh tidak kehilangan akal dong.

Mulailah saya mencari-cari siapa saja narasumber yang dulu bertugas di Kota Malang tetapi sekarang sudah naik tingkat ke level provinsi. Iya saya dapat beberapa nama.  

Tibalah hari “penghakiman”. Penguji saya waktu itu adalah Bapak Ainur Rohim. Ia mantan Ketua PWI Jatim. Juga merupakan Direktur Utama Beritajatim.com. Pada saat saya diuji materi ini, terpilih salah satu nama dari list yang saya ajukan untuk uji jejariing narasumber,

Yakni Totok Hariyono. Saya mengenal Pak Totok saat ia menjadi anggota Bawaslu Provinsi Jatim. Pak Totok kini anggota Bawaslu RI. Pas sekali, kok yang dipilih langsung yang tingkat nasional.

Beruntunglah saya. Karena tidak lama setelah saya kontak Pak Totok menjawab dengan sigap. Tidak hanya Pak Totok, penguji juga meminta saya mengontak Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Nah di sini saya kurang beruntung, Pak Wahyu tidak langsung mengangkat telpon saya.

Penguji meminta saya mengganti narasumber yang akan ditelepon. Terpilihlah Ibu Fifi Trisjanti, Direktur Malang Town Square. Bu Fifi langsung mengangkat telepon saya, meskipun saat itu dia sedang berada di Jepang.

Eh, tidak lama. Pak Wahyu menelepon balik. Sebelumnya saya tidak memberitahu Pak Wahyu untuk mengangkat telpon saya untuk urusan ujian kompetensi. Tetapi Pak Wahyu memang humble. Dia memang selalu terbuka dalam berelasi dengan wartawan. Karena Pak Wahyu menelepon balik, kata orang-orang menjadi poin baik.

Yup! Itulah bagian terberat dari UKW. Yang saya dan Mbak Ira bisa lalui dengan baik dan lancar. Alhasil, seluruh peserta UKW angkatan saya pada waktu itu, yakni 48 orang semuanya lulus ujian kompetensi. Ada yang tingkat Muda, Madya seperti saya, dan juga Tingkat Utama.

Selain instruksi kantor, UKW juga penting. Saya jadi kembali belajar tentang ilmu-ilmu baru penulisan seperti pedoman pemberitaan anak. Lalu merefresh kembali poin penting Kode Etik Jurnalistik. Sangat baik karena wartawan harus terus belajar. Terus menerus. (ica/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img