spot_img
Tuesday, April 15, 2025
spot_img

Depresi Jadi Faktor Mahasiswa PTN Asal Jaktim Akhiri Hidup

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Aksi nekat seorang pemuda berinisial BG (20), mahasiswa PTN asal Jakarta Timur, yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Tunggulmas, Kamis (10/4) lalu, masih meninggalkan sejumlah tanda tanya. Dari hasil penyelidikan sementara, Satreskrim Polresta Malang Kota dan Unit Reskrim Polsekta Lowokwaru menduga kuat bahwa korban mengalami depresi akibat persoalan pribadi dan keluarga.

Hal itu disampaikan Kapolsekta Lowokwaru, Kompol Anang Tri Hananta, usai jajarannya melakukan identifikasi dan olah TKP. “Dugaan sementara, korban melakukan aksi bunuh diri. Namun motif pastinya belum bisa kami pastikan karena tidak ditemukan surat atau catatan khusus di lokasi maupun di kamar kos korban,” ujarnya, Jumat (11/4) kemarin.

-Advertisement- HUT

Meski demikian, polisi menemukan sejumlah barang pribadi milik korban yang cukup mencolok, seperti pakaian dan aksesori wanita hingga kostum anime. Kompol Anang menjelaskan, korban diketahui aktif di media sosial dan sering mengunggah foto dengan dandanan menyerupai karakter anime perempuan.

“Dugaan kami, korban mengalami gangguan psikologis dan tekanan akibat masalah internal keluarga. Namun ini masih dalam proses penyelidikan,” jelasnya.

Satu unit ponsel milik korban juga ditemukan di lokasi kejadian, namun hingga kini belum dapat diakses karena terkunci dengan kata sandi. Polisi masih berupaya untuk membuka akses perangkat tersebut guna mengumpulkan informasi tambahan.

Jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan. Pihak keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi maupun visum lanjutan dan menyatakan menerima kejadian ini dengan ikhlas.

Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menanggapi peristiwa tersebut dengan menekankan pentingnya pendampingan mental bagi masyarakat. Ia juga mengimbau agar publik tidak menyalahkan keberadaan Jembatan Tunggulmas.

“Jembatan itu dibangun untuk menghubungkan wilayah, bukan untuk hal seperti ini. Pemkot sudah melengkapi pengamanan dengan kawat pembatas. Kami juga punya program pendampingan psikologis gratis bekerja sama dengan komunitas yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” tegas Wahyu.

Sebelumnya, jasad BG ditemukan warga sekitar pukul 05.00 WIB dalam posisi terlentang di bawah jembatan. Di saku celananya ditemukan dompet berisi SIM C dan satu unit ponsel, yang kemudian digunakan sebagai petunjuk identitas oleh polisi. Dari hasil identifikasi, diketahui bahwa korban tinggal di sebuah rumah kos di kawasan Lowokwaru. (rex/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img