MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberi penghargaan kepada jajarannya yang melakukan inovasi terhadap layanan publik. Penghargaan itu diserahkan langsung ketika apel rutin yang diadakan di Balai Kota Malang Senin, (10/7) kemarin.
Sutiaji menekankan selama ini pihaknya memang selalu mendorong agar tiap perangkat daerah menciptakan sebuah inovasi. Tidak hanya perangkat daerah bahkan tiap sekolah juga sepatutnya menciptakan sebuah inovasi atau ‘One School One Innovation’. Hal ini selaras dengan semangat dari pemerintah pusat.
“Berkali-kali Bapak Presiden mengatakan bahwa kerja kita jangan semata rutinitas. Mulai dari pak Lurah hingga kepala dinas jangan sampai kerja monoton. Maka kerja cerdas dan cepat, caranya bagaimana inovasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan. Bahwa kita ini telah memiliki potensi dalam diri dan potensi tersebut harus dioptimalisasi dengan cara inovasi-inovasi itu,” terang Sutiaji
Dalam kesempatan kemarin, ada 10 inovasi yang masuk dalam Top 10 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Pemerintah Kota Malang Tahun 2023. Yakni SMPN 5 Malang dengan inovasi Si Kawan Duduk (Pondasi untuk Solusi Cerdas membentuk remaja berkarakter dan berwawasan kependudukan), lalu SMPN 10 Malang dengan Inovasi Mas Kadin Bersinar (Mencegah Anak Sekolah Menikah Dini Bersama Inovasi Anak Remaja), Bappeda Kota Malang dengan inovasi Laskar Perencana dan inovasi Validasi Data Kesejahteraan Sosial, hingga Bapenda Kota Malang dengan inovasi Aplikasi Persada (Aplikasi Online Pajak restoran dan Subyek Pajak Daerah Lainnya)
Selain itu, juga ada inovasi inovasi INDIGO (Internal Dream Intervention to Grow Obsession) dari SMPN 14 Malang, inovasi SIAPEL (Sistem Aplikasi Pelayanan Elektronik) dari Dispendukcapil Kota Malang, inovasi SEPAKAT_22 (Sistem Pengelolaan Kantin Sehat) dari SMPN 22 Malang, iovasi IBUKOTA (Inovasi Bulu Kotoran Ayam) dari SDN Kotalama 1 Malang dan inovasi KOPI TUBRUK (Konsultasi dan Investigasi Online Tuberkulosis) dari Puskesmas Kedungkandang.
Menurut Sutiaji kesemuanya sangat bagus, bahkan beberapa diantaranya telah dijadikan percontohan atau piloting di tempat lain.
“(Bagusnya) sama saya kira, cuma dari sudut pandangnya saja. Dari Dikbud itu macam-macam, demikian juga seperti Bapenda itu, Persada sekarang sudah menjadi piloting dari dinas pendapatan di daerah lain. Dan insya Allah di Kota Malang pun, besok Korsupgah KPK itu meminta Kota Malang untuk menjadi piloting juga dari pelaksanaan optimalisasi pendapatan asli daerah dan sertifikasi hasil,” bebernya.
Ia pun juga bersyukur sebelumnya sudah ada beberapa inovasi yang melaju penilaiannya di tingkat provinsi hingga nasional. Misalnya seperti inovasi Jarik Ma’Siti yang kini sudah tembus 99 besar inovasi pelayanan publik 2023 tingkat nasional.
“Alhamdulillah kemarin sudah kami presentasikan lagi dan semoga nanti masuk ke 45 besar,” pungkasnya. (ian/aim)