Tak Terhalang Masa Lalu
Siapa pun bisa berprestasi. Masa lalu bukan penghalangan.
Ihda Filzafatin Habibah membuktikannya. Sederet prestasi diraih Duta Baznas 2023 ini.
MALANG POSCO MEDIA – Masa lalu bukan sesuatu yang bisa menghambat seseorang meraih berbagai prestasi. Itu dibuktikan Ihda Filzafatin Habibah.
Perempuan kelahiran tahun 2000 itu membuktikan dirinya bisa terus berjuang dan berprestasi sejak duduk di bangku sekolah. Walau sempat menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya.
“Dulu korban bullying, sampai harus pindah sekolah. Karena sudah tak tahan terhadap perlakuan yang diberikan. Dulu saya pendiam, tak terlalu banyak bicara. Namun itu jadi titik awal untuk bangkit hingga bisa meraih banyak prestasi seperti saat ini,” ungkap mahasiswa Pascasarjana Program Studi PBA UIN Maliki Malang itu.
Perempuan berdarah Lamongan ini menuturkan, salah satu motivasi terbesar yang mampu mengubah dirinya adalah kedua orang tuanya. Salah satunya sosok ayah yang senantiasa memberikan dukungan kepadanya.
“Orang tua jadi sosok yang paling berpengaruh hingga saya sampai di titik sekarang. Ayah menjadi role model hingga saat ini. Tidak pernah menuntut harus menjadi seperti ini, namun beliau senantiasa mendukung apa yang paling nyaman untuk anaknya,” terangnya.
Berbagai prestasi diraihnya sejak awal menjadi mahasiswa di UIN Maliki Malang. Mulai dari Duta Kampus, Mahasiswa Berprestasi, Leader Local Ambassador for Y20 Indonesian, Ketua Paguyuban Duta Kampus UIN Maliki Malang, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa, Juara Duta Persahabatan BAZNAS Jawa Timur 2023 dan masih banyak prestasi-prestasi yang lainnya dalam kurun waktu tahun 2021 hingga tahun 2023.
“Awalnya rasa kurang percaya diri itu ada, apalagi dulu pernah jadi korban bullying. Bahkan saat awal masuk kuliah, harus dirawat karena penyakit Liver dan Hepatitis B. Alhamdulillah, berkat izin Allah masih bisa terus berjuang sampai di titik sekarang,” tutur perempuan alumni MAM 02 Pondok Modern Paciran itu.
Awal Ihda, sapaan akrabnya mampu berprestasi ketika masuk kuliah. Support orang tua yang senantiasa diberikan, membuatnya terus berkembang. Ia bahkan menemukan kenyamanan berkegiatan dalam organisasi.
“Saya ingin memotivasi diri saya sendiri khususnya dan teman-teman di luar sana. Bahwa semua itu dapat berubah dan harus terus bergerak maju,” ungkapnya.
Di media sosial Instagram-nya, ia membuat siaran dalam tajuk ‘Halo Da’. Tujuannya berbagi motivasi kepada para pengikutnya di Instagram. Menurut Ihda, itu salah satu cara yang dilakukan untuk berbagi semangat dan energi positif kepada semua kalangan tanpa terbatas tempat.
“Prestasi bisa diraih di mana saja dan oleh siapa pun. Terpenting ada niat dan keinginan mencoba dan mencoba. Itu yang ingin saya gaungkan kepada teman-teman di luar sana. Bahwa semua orang bisa menjadi yang terbaik,” terang Ihda. (dam/van)
Jadi Aktivis yang Akademis
MALANG POSCO MEDIA – Ihda Filzafatin Habibah juga aktif di berbagai organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Menurut Ihda dengan mengikuti organisasi akan banyak bertemu orang dan menambah relasi. Ia ingin menjadi aktivis yang tetap akademis. Artinya antara organisasi dengan pendidikan yang ditempuhnya berjalan seiringan.
“Saya ikut organisasi seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), jadi bagian dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) hingga Duta Kampus dan forum-forum lainnya. Meskipun disibukan dengan banyak kegiatan, namun pendidikan harus tetap didahulukan,” ungkap perempuan yang hobi menulis itu.
Hal tersebut dibuktikannya dengan lulus tepat waktu serta mendapat IPK 3.90. Kini ia melanjutkan studinya di Pascasarjana pada program studi Magister Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan menjadi mahasiswa yang memperoleh beasiswa LPDP.
“Manajemen waktu penting. Tetapi jika bisa memprioritaskan maka semua dapat berjalan dengan baik. Apa yang seharusnya bisa dilakukan terlebih dahulu, jangan menunda-nunda waktu. Karena waktu adalah uang,” tuturnya.
Perempuan yang pernah menjadi Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maliki Malang ini senang berbagi dengan orang lain. Menurut dia itu salah satu cara agar dapat bermanfaat bagi sesama yang ada di sekitarnya.
Tak sedikit Ihda diminta menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan. Bahkan juga pernah mewakili perempuan muslim Jawa Timur dalam ajang Forum Srikandi Lintas Iman seluruh Indonesia di tahun 2021.
Dia menunjukan bahwa perempuan tak selalu harus ada di belakang. Seorang perempuan juga bisa menjadi pemimpin. Hubungan yang baik secara vertikal maupun horizontal serta mengutamakan kekeluargaan menjadi salah satu hal yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin.
“Kepemimpinan dan public speaking, itu yang biasa saya berikan. Bagaimana bisa berani berbicara di depan umum, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang arif dan mengayomi. Semua itu hasil pengalaman saya selama menjabat sebagai Ketua Dema,” ungkapnya.
Di balik kesibukannya menempuh pendidikan jenjang S2, perempuan yang bercita-cita ingin menjadi duta besar dan dosen ini tetap aktif di berbagai kegiatan. Mulai dari penelitian kolaborasi dengan dosen hingga mengikuti ajang Miss Hijab Jawa Timur 2023.
“Alhamdulillah, bisa jadi finalis di ajang Miss Hijab Jawa Timur 2023. Yang penting harus terus mencoba, jangan minder. Kita punya kelebihan masing-masing, harus memanfaatkan dengan maksimal apa yang telah dimiliki,” pungkasnya. (dam/van)