Ini bukan soal iklan sarung yang biasa muncul jelang Ramadan dan Idul Fitri. Tapi, ini soal sarung yang dijadikan modus baru tawuran di kalangan remaja. Aksi meresahkan ini dilakukan sekelompok remaja selepas tarawih atau sehabis sahur. Para remaja menggunakan sarung yang dimodifikasi dengan menyertakan senjata tajam di dalamnya. Aksi nakal ini menular dari satu kota ke kota lain yang diamplifikasi oleh media sosial (medsos).
Seperti diberitakan Koran Malang Posco Media (27/03), di Malang perang sarung berhasil digagalkan melalui Operasi Skala Besar oleh Polsek Dampit dan Polres Malang, pada Sabtu (25/3) dini hari lalu. Saat melakukan operasi, petugas mendapati sebuah angkot yang mencurigakan dan sejumlah pemotor yang berboncengan di Jalan Segaluh Barat, Dampit, sekitar pukul 02.00 WIB. Saat didatangi petugas, angkot tersebut dipenuhi remaja yang akan tawuran.
Polres Kota Batu juga telah mengamankan 10 remaja lantaran terlibat aksi perang sarung yang membuat masyarakat terganggu. Para remaja pelaku aksi ini pamitnya sholat tarawih, namun mereka justru nongkrong-nongkrong dan mencari lawan perang sarung. Mereka melakukan tawuran sarung usai sholat tarawih di daerah kampung wisata Desa Pendem, Junrejo, Kota Batu. Pelaku tawuran ini masih berstatus pelajar SMP bahkan ada yang masih SD.
Kebanyakan para remaja yang melakukan perang sarung ini masih pelajar di jenjang SMP dan SMA. Menurut pengakuan pelaku, aksi tawuran bermula dari undangan tawuran sarung melalu medsos. Seperti maraknya tawuran yang terjadi di sejumlah tempat, medsos punya peran besar dalam memengaruhi para remaja melakukan peniruan (imitasi) beragam aksi, termasuk aksi yang melanggar hukum.
Echo Chamber Effect
Perang sarung tak hanya terjadi di Malang. Di beberapa daerah lain, fenomena perang sarung ini telah lebih dulu muncul. Tawuran dengan modus pakai sarung telah terjadi di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Denpasar, Jember, Surabaya dan sejumlah daerah lain. Efek gema (echo chamber effect) medsos telah menjadikan perang sarung menular dari sekelompok remaja di satu wilayah ke daerah lain.
Efek gema atau gaung medsos berupa informasi aksi para remaja pelaku perang sarung seakan menjadi ajakan kepada remaja lain untuk ikut bergabung. Viralnya sejumlah aksi perang sarung di beberapa kota punya efek gema yang kuat dan berpotensi diimitasi remaja lain. Pengaruh buruk medsos ini semakin kuat didukung oleh penetrasi penggunaan medsos di kalangan remaja yang sangat tinggi.
Echo chamber diartikan sebagai ruang di dunia maya, tempat orang berteriak tanpa mau tahu dengan kondisi nyatanya. Echo chamber, efek gema atau gaung merupakan deskripsi metafora (metaphorical description) dari situasi yang membuat orang percaya pada sesuatu karena adanya pengulangan yang terus menerus. Informasi yang terus direpetisi berpeluang menimbulkan orang lain, terutama para remaja yang sedang mencari jati diri untuk meniru.
Gambar-gambar aksi anarkis pelaku perang sarung banyak disebar lewat akun Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan WhatsApp (WA). Tak hanya foto, sejumlah video juga bermunculan di medsos. Bahkan beberapa video juga ramai di laman YouTubedanTikTok. Gambar bergerak pembubaran aksi perang sarung di sejumlah tempat menjadi adegan yang cukup heroik. Beragam materi visual dan audio visual aksi perang sarung menyita perhatian banyak remaja.
Informasi terkait aksi perang sarung terus menggema dan menggelembung karena sistem algoritma di medsos yang terus menyajikan berita dan informasi yang paling sering diklik. Ketika para pengguna medsos itu pernah mengakses informasi tentang aksi perang sarung misalnya, maka informasi terkait hal itu akan secara otomatis terus menjejali konten pesan di ruang maya mereka. Hal ini persis dengan pola penayangan iklan online yang terus mencekoki iklan sejenis pada mereka yang pernah mencari produk iklan tertentu.
Medsos telah mengamplifikasi aksi perang sarung menjadi sebuah tren. Perang sarung menjadi layaknya tren berpakaian, menata rambut, model celana, sepatu, dan aneka gaya penampilan yang lain. Perang sarung menjadi semacam cara para remaja menunjukkan eksistensi diri bahwa mereka juga mengikuti tren seperti remaja yang lain.
Imitatif
Tawuran pakai sarung antar remaja bermula dari interaksi di medsos yang akhirnya membuat antar kelompok remaja saling emosi dan berujung tawuran di jalanan. Perang sarung antar remaja yang tadinya hanya hiburan dan main-main mendadak serius. Aksi brutal terjadi berkelindan dengan kultur kekerasan yang telah ada serta faktor berkurangnya alternatif saluran-saluran kompetisi yang bisa mereka ikuti.
Medsos selama ini telah menjadi sarana banyak orang melakukan imitasi. Medsos telah menjadi media rujukan, terutama bagi remaja, dalam menuntun mereka menemukan jati diri dan eksistensinya. Memang tak semua perilaku imitatif yang difasilitasi medsos itu buruk. Banyak juga aksi-aksi positif yang muncul di medsos. Karena itu, penggunaan medsos perlu dibarengi kemampuan memilih dan memilah konten dengan baik.
Fenomena maraknya perang sarung karena ada unsur peniruan. Tak sedikit remaja yang meniru aksi ini karena dengan melakukan perang sarung terlihat keren dan merasa tak ketinggalan tren. Serupa dengan banyak narasi yang digambarkan dalam konten-konten di medsos. Seperti viralnya video adegan perang sarung antar kelompok pemuda yang terjadi di Gumukmas, Jember pada, Selasa (27/3) lalu.
Aksi para pelaku perang sarung bisa jadi akan sulit terbendung karena kuatnya efek echo chamber informasi di medsos. Untuk itu membuat kontra narasi tentang perang sarung perlu dilakukan agar menutup peluang terjadinya peniruan. Narasi yang mengandung pesan bahwa aksi perang sarung itu keren, ngetren, dan patut dicontoh perlu dilawan dengan aneka narasi baru yang lebih berdampak positif. Dengan kontra narasi maka algoritma komputer dan medsos akan muncul narasi yang tak memicu terjadinya imitasi oleh para remaja.
Ketika penetrasi medsos sangat kuat di kalangan masyarakat dan remaja saat ini, maka perlu dibangun kesadaran dan kewaspadaan. Melalui kemampuan literasi media digital para pengguna medsos bisa menjadi kekuatan penting dalam memecah terjadinya gelembung informasi yang tercipta karena efek echo chambermedsos.(*)