MALANG POSCO MEDIA – Daftar Calon Tetap (DCT) anggota DPRD Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu sudah diumumkan hari ini di media massa. Idealnya pengumuman memang memakain foto, tapi karena keterbatasan dana, pengumuman DCT anggota DPRD hanya nama, nomor urut dan partainya saja.
Tentu, bagi masyarakat akan sulit mengenali satu persatu DCT wakil rakyat yang akan memperjuangkan aspirasinya. Meski sudah diumumkan, tidak serta masyarakat akan muda mengenali, apalagi memilihnya. Karena itu, tugas DCT lah yang harus berjuang keras meyakinkan masyarakat bahwa mereka yang diumumkan hari ini adalah yang paling layak menjadi wakil rakyat.
Namun perlu diingat, masyarakat tak bisa dipaksa untuk memilih, apalagi yang tidak dikenal sama sekali. Yang sudah berulang kali jadi anggota DPRD saja, belum tentu dikenal masyarakat. Apalagi pendatang baru, yang belum pernah berkiprah di dewan dan memperjuangan secara langsung aspirasi masyarakat.
Untuk itu, para DCT aktiflah turun ke masyarakat secara langsung. Tidak hanya mengenalkan diri sebagai calon wakil rakyat, tapi juga memberikan edukasi tentang demokratisasi. Bahwa memilih adalah hak yang harus diberikan seorang warga untuk menentukan nasib pembangunan dan kemajuan wilayah dan bangsanya.
Edukasi ini penting karena tentu KPU dan Bawaslu juga punya keterbatasan. Tak hanya terbatas dana operasionalnya saja, tapi juga terbatas personelnya dan program-program sosialisasinya yang langsung menyentuh seluruh masyarakat. Sosialisasi yang dilakukan lebih pada ajakan dan seruan untuk menggunakan hak politiknya, hak memilih calon anggota DPR, DPRD Kota/ Kabupaten, DPRD provinsi, serta Presiden dan Wakil Presiden.
Namun jangan sekali-kali memanfaatkan momen untuk menggunakan cara-cara curang. Jangan demi memenangkan pilihan, menyuap calon pemilih dengan iming-iming uang dan sejenisnya. Karena masyarakat sekarang tak lagi bisa dibodohi. Semakin disuap uang, maka masyarakat akan semakin tahu bahwa calon wakil rakyatnya sudah memberi tanda akan melakukan hal yang sama saat nanti duduk manis menjadi wakil rakyat.
Kalau ini terjadi bukan pendidikan politik namanya. Tapi kejahatan politik yang diajarkan pada masyarakat. Maka, bersikap dan bertindaklah yang membuat masyarakat yakin bahwa mereka memang mengenali, meyakini dan pasti akan memilih Anda, sebagai wakil rakyat. Karena masyarakat hanya butuh kepercayaan untuk memilih wakilnya di dewan.
Jangan coba-coba menebar janji manis, apalagi palsu kepada masyarakat. Karena masyarakat sudah menyiapkan jurus untuk membalas janji-janji palsu yang diberikan. Balasan yang diberikan masyarakat adalah sikap antipasti terhadap politik. Dan ini berbahaya bagi keberlangsungan demokrasi bangsa Indonesia.
Yang harus dibangun dan digairahkan adalah bagaimana pengumuman DCT hari ini sebagai pengumuman awal bahwa pesta demokrasi sudah dimulai. Masyarakat tak hanya pasif, tapi juga aktif mengenali para calon wakil rakyatnya. Selanjutnya meyakini dan datang ke TPS pada waktu pemilihan untuk memilih calon-calon kebanggaan mereka.(*)
