MALANG POSCO MEDIA – Selama tiga hari, sejak Senin (21/8) hingga hari ini, anggota DPRD Kota Malang menjalani agenda reses. Reses adalah kesempatan terbaik bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada para wakil rakyat di dewan. Begitu sebaliknya kesempatan anggota dewan menyerap dan memperjuangkan aspirasi konstituen dan masyarakat.
Karena dibiayai oleh APBD, idealnya reses harus dilakukan dengan serius dan berkelanjutan. Sebagai anggota dewan, maka reses adalah kesempatan yang istimewa. Bukan hanya mendekat dengan konstituen dan rakyat yang memilihnya, tapi juga kesempatan untuk memberikan edukasi dan informasi penting tentang pembangunan dan program program kepada masyarakat.
Jangan sampai reses yang sudah diprogramkan dan dianggarkan tidak menghasilkan apa-apa. Jangan sampai reses hanya dijadikan kegiatan formalitas belaka. Yang penting sudah dilakukan tapi efeknya tidak ada. Baik bagi wakil rakyat dan juga masyarakat.
Reses adalah kesempatan untuk mengontrol apakah kebijakan yang sudah diterapkan Pemkot Malang sudah dirasakan oleh masyarakat atau belum. Nah masukan-masukan, infromasi dan keluhan-keluhan dari masyarakat itulah yang dibutuhkan untuk kemudian dibawa ke gedung dewan dan diperjuangkan.
Sebagai wakil rakyat, anggota dewan memang punya tanggungjawab memberikan informasi dan menjembatani kepentingan masyarakat dan pemerintah. Bila ada yang belum terlaksana, maka kewajiban anggota dewan mengontrol Pemkot Malang. Begitu juga sebaliknya, bila sudah terlaksana, maka sebagai anggota dewan juga punya kewajiban untuk memberikan penjelasan sesuai dengan program yang dilaksanakan pemkot Malang.
Selain menyerap aspirasi masyarakat, reses juga kesempatan terbaik bagi anggota dewan untuk ‘branding.’ Karena tahun 2024 mendatang, bila ingin kembali mencalonkan diri sebagai anggota dewan, maka reses bisa dimanfaatkan untuk makin dekat dengan rakyat. Menarik hati mereka.
Setidaknya membuktikan kepada masyarakat, bahwa Anda memang layak dipilih menjadi wakil rakyat lima tahun ke depan. Yang belum kenal akan mengenal dan memilih. Sementara yang sudah kenal dan sudah menjadi konstituen makin percaya dan akan kembali memilih.
Tapi bila sebaliknya, maka lebih baik tidak mencalonkan sebagai anggota dewan. Kalau reses saja malas. Terjun ke masyarakat malas. Bahkan ke kantor dewan saja malas. Kalau mental wakil rakyat semacam ini, bisa dipastikan, bila mencalonkan kembali pada Pileg 2024 mendatang, bukan kemenangan yang didapat.
Tapi rasa malu. Masyarakat sekarang sudah cerdas. Masyarakat tak lagi berpatokan pada partai. Mereka hanya memilih wakil rakyat yang memang layak dipilih. Mereka yang memperjuangan rakyat dengan sesungguhnya. Bukan mereka yang hanya mengejar prestise sebagai anggota dewan. Kalau malas, jangan jadi dewan!.(*)