MALANG POSCO MEDIA – Tragedi memang tak akan pernah usai. Peristiwa itu akan terus melekat sepanjang masa, turun temurun dan akan selalu diingat sejarah. Apalagi kasusnya tidak tuntas. Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2023 lalu yang menewaskan 135 penonton menjadi tregedi terburuk dalam dunia sepakbola di Indonesia.
Gema Usut Tuntas memang tak boleh padam. Keadilan harus terus disuarakan hingga akhir zaman. Gerakan itu harus konsisten untuk menggedor hati nurani kita semua bahwa keadilan harus bagi seluruh rakyat Indonesia. Keluarga korban meninggal di Kanjuruhan harus mendapatkan keadilan setinggi tingginya.
Siapapun tak boleh ada yang mengekang, menghalangi apalagi mengintimidasi gerakan Usut Tuntas ini. Karena memang bagi para korban, ada yang belum usai. Ada yang belum adil. Pengusutan kasus Tragedi Kanjuruhan tidak berpihak pada korban. Keadilan itu yang harus terus disuarakan sampai titik akhir.
Beri ruang seluas-luasnya bagi mereka yang terus berjuang demi menegakkan keadilan ini. Jangan pernah diintimidasi, jangan diprovokasi. Biarkan semua berjalan secara alami, karena perjuangan yang mereka lakukan memang murni: menuntut Keadilan. Dukung, dukung dan dukung sampai berhasil.
Sementara hidup juga harus terus berjalan. Kompetisi harus dijalani. Arema FC juga harus kembali ke lapangan, menjalani liga tertinggi. Buntut Tragedi Kanjuruhan, efek besarnya menghantam Arema FC. Tak punya homebase di Malang dan harus berhomebase di Bali. Tujuh kali pertandingan, performa Arema FC dinilai buruk. Lima kali kalah, dua kali imbang.
Seperti tak ada nyali. Tak ada greget. Tak ada gairah. Takut. Termasuk takut menghadapi supporter sendiri. Atmosfer Liga 1 di Malang nyaris tak terdengar. Jangankan gegap gempita penonton bola, jelang ulang tahun ke 36 Arema yang jatuh pada 11 Agustus 2023 pun, gairah itu tak tampak. Semua menyadari Tragedi Kanjuruhan membuat semua pihak lebih hati-hati, kalem, bahkan memilih diam. Semua berempati.
11 Agustus 2023 adalah ulang tahun Arema. Itu yang harus dijaga. Apapun nama klubnya sekarang dan siapapun supporternya. Selama berkomitmen dengan kelahiran, harus bersatu pada kebesaran Arema. Harus sama-sama berjuang untuk Arema. 11 Agustus 2023 harus menjadi momentum bersatu. Salam Satu Jiwa.
Masing-masing berjuang pada jalannya masing-masing. Jangan ada lagi perpecahan, perselisihan, saling hujat, saling provokasi. Aremania harus tetap solid seperti sebelumnya. Jangan pernah mau dipecah-pecah. Jangan lagi ditarik-tarik ke urusan yang memang bukan ranahnya. Semua harus proporsional.
11 Agustus 2023 harusnya menjadi titik balik, untuk semuanya Bersatu kembali. Semua harus bersatu pada komitmen menuntut Keadilan. Tragedi Kanjuruhan memang harus terus digelorakan. Perjuangan di liga juga harus terus didukung dan digelorakan. Manajemen dan supporter harus bersatu menuntaskan semuanya.
Jangan lagi ada yang menyalahkan. Jangan merasa menjadi ‘Pahlawan’ sendiri. Jangan pula jadi pecundang. Arema FC dan Arema Indonesia, bersatulah. Manajemen dan supporter berangkulan lah. Bicara dari hati ke hati. Kembalilah menjadi saudara terbaik masing-masing. Demi AREMA.
Berkompetisi yang baik dan berprestasi yang baik untuk AREMA. Jargon Bismillah Bangkit dan T36AR harus menjadi momentum untuk terus menjaga dan merawat semangat persaudaraan: SALAM SATU JIWA!. (*)