MALANG POSCO MEDIA – Nama satgas ini tampak sangar. Satgas Anti Mafia Bola. Dibentuknya satgas ini makin mengukuhkan bahwa memang ada dugaan praktik-praktik mafia bola di Indonesia. Baik itu terkait kecurangan, pengaturan skor pertandingan dan tindakan-tindakan tidak fair lainnya.
Fungsi utama satgas ini adalah membersihkan semua hal yang mengotori kompetisi sepakbola di Indonesia. Di semua level kompetisi, di semua klub dan di organisasi PSSI sendiri. Karena itu, Presiden Jokowi pun meminta satgas ini beranggotakan orang-orang independen yang punya keberanian dan kompetensi untuk menjalankan fungsi satgas anti mafia bola ini.
Kalau melihat Ketua dan anggotanya, publik percaya dan yakin Satgas yang diketuai mantan Ketua Steering Committee Piala Presiden 2015-1019 Maruarar Sirait dan anggotanya jurnalis Najwa Shihab, mantan Ketua BPKP Ardan Adiperdana, dan Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali ini akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik.
Tentu harapan masyarakat ini disandarkan pada pundak Satgas Anti Mafia Bola ini. Harapan agar kompetisi sepakbola berjalan dengan fairplay. Tidak ada lagi kecurangan-kecurangan di kompetisi dan manajemen klub dalam mengelola klub sepakbola.
Jangan karena ingin pencitraan dan menaikkan klub sepakbola, lalu pemilik klub dan manajemen klubnya melakukan tindakan tidak fair. Baik dengan cara halus maupun dengan cara intimidasi. Wasit dan perangkatnya menjadi institusi dan personal yang harus dilindungi karena rawan untuk dilobi dan diintimidasi.
Main mata sesama pemilik klub ditambah dengan kongkalikong dengan wasit dan perangkat pertandingan ini yang patut diwaspadai. Satgas Anti Mafia bola harus sering turun ke pertandingan-pertandingan untuk memantau secara langsung. Karena tindakan para mafia bola ini sangat halus dan licin. Tidak kasat mata.
Kalau pertandingan disiarkan secara live, masyarakat bisa dengan mudah menilai apakah pertandingan berjalan fairplay atau ada dugaan tidak fair. Cara wasit memimpin pertandingan menjadi pertaruhan nyata, apakah ia pengadil di lapangan yang adil, atau sebaliknya. Ia tidak adil karena sudah dalam lingkaran mafia bola.
Begitu juga dengan gaya pertandingan antar klub. Sejatinya tidak ada dalam pertandingan bola, ada tim yang mau kalah. Semua klub di semua level pasti maunya menang. Bahkan pokoknya menang. Nah bila dalam pertandingan, ada tim yang dengan sengaja bermain ala kadarnya akan sangat kelihatan. Begitu juga dengan permainan lawannya.
Semua tindakan, gelagat dan kecurigaan tidak fairnya sebuah pertandingan bola bisa diendus bila pertandingan itu disiarkan secara langsung. Tapi bila tidak, tentu akan susah menilainya. Karena itu, Satgas Anti Mafia Bola harus terjun langsung sehingga tak hanya menerima laporan kecurangan saja, tapi membuktikan sendiri masih ada praktik-praktik mafia bola.
Selamat bertugas Maruarar Sirait dkk. Semoga ke depan sepakbola Indonesia benar-benar bersih dan fairplay sehingga kompetisi sehat dan berprestasi. Sikat habis Mafia Bola. Jangan sampai Satgas Anti Mafia Bola justru terjerat para mafia bola sendiri.(*)