spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Gigih Berda’wah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si
Dosen Universitas Islam Malang

Muharram adalah permulaan bulan Islam. Ditetapkannya Muharram sebagai mukadimah di tahun hijriah melalui diskusi panjang di masa Sahabat Umar bin Khattab. Sisi lain Selasa 16 Juli 2024 akan bertepatan 10 Muharram 1446 hijriah. Sebuah momentum yang baik untuk mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi sehingga umat Islam begitu memuliakan hari Asyura dengan berpuasa dan aneka kebaikan termasuk menyantuni anak yatim.

Sejumlah peristiwa yang terjadi pada hari Asyura tentu sudah berlangsung sangat lama. Namun, bagi umat Islam, tidak bisa melewatkan begitu saja. Karena hal itu adalah sejarah yang bisa diambil pelajaran atau hikmah di balik peristiwa tersebut. Sehingga tentu saja, harapannya adalah dapat meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Ada banyak peristiwa yang diabadikan dalam sejarah umat Islam pada hari Asyura. Dua peristiwa dari sekian banyak peristiwa itu, pertama, berlabuhnya perahu Nabi Nuh dengan selamat di bukit Judiy. Kedua, Nabi Musa diselamatkan Allah swt dari kejaran Raja Fir’aun beserta bala tentaranya.

Dua peristiwa penting ini sebagaimana riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari sahabat Abu Hurairah ra. bahwa berkata “Suatu hari, Nabi Muhammad saw berjalan melewati sekelompok orang Yahudi yang tengah berpuasa hari Asyura, maka Nabi Muhammad saw bertanya: “Puasa hari apa ini?,” mereka menjawab: Hari ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan Bani Isra’il dari tenggelam, sedangkan Fir’aun di hari ini tenggelam. Hari ini adalah hari ketika perahu Nabi Nuh berlabuh di bukit al Judiy. Karena itu, Nuh dan Musa berpuasa di hari ini karena bersyukur kepada Allah swt. Lalu Nabi Muhammad saw. bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa dan lebih berhak untuk berpuasa hari ini,” kemudian Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa”. (HR Imam Ahmad).

Nabi Nuh as. adalah salah satu Nabi Allah yang sangat luar biasa. Nabi yang diutus oleh Allah kepada kaum yang kafir. Beliau-lah nabi dan rasul pertama yang diutus kepada orang-orang kafir. Para nabi dan rasul sebelumnya, yaitu Nabi Adam, Nabi Syits dan Nabi Idris as. diutus oleh Allah kepada kaum Muslimin. Umat ketiga nabi tersebut semuanya beragama Islam. Tidak ada satu pun yang kafir.

Nabi Nuh gigih berdakwah di tengah-tengah orang-orang kafir, mengajak mereka di jalan Allah menjadi orang-orang yang beriman. Nabi Nuh sangat sabar menghadapi orang-orang kafir. Meski Nabi Nuh harus menerima perlakuan mereka yang tidak manusiawi. Mereka memusuhi Nabi Nuh, menyakitinya, melecehkannya bahkan memukulinya. Mereka tidak berhenti memukuli Nabi Nuh as. sampai beliau pingsan karena pukulan yang bertubi-tubi dan sangat keras, sehingga mereka mengiranya telah mati, lalu Allah menyembuhkannya. Itu semua tidak mengendorkan dan mematahkan semangatnya dalam berdakwah. Berkali-kali Nabi Nuh as. mengalami siksaan demi siksaan, tapi beliau tetap kembali mengajak mereka agar beriman.

Allah mewahyukan kepadanya bahwa tidak akan beriman kepadanya di antara kaumnya kecuali orang-orang yang telah beriman. Maka Nabi Nuh as berdoa agar orang-orang kafir dimusnahkan semuanya. Allah ta’ala berfirman dalam QS. 71: 26 yang artinya “Nuh berkata: Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

Lalu Allah kirimkan kepada mereka adzab-Nya. Allah timpakan kepada mereka banjir besar sehingga tidak menyisakan satu orang pun di antara orang-orang kafir. Allah selamatkan Nabi-Nya dan orang-orang beriman di antara kaumnya dengan perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh dengan perintah Allah. Allah pun menjaga perahu tersebut dengan pemeliharaan dan perhatian-Nya hingga berlabuh dengan selamat di bukit Judiy.

Peristiwa penting yang kedua adalah apa yang dihadapi Nabi Musa. Ia hidup di masa raja yang zalim dan melampaui batas, yaitu Fir’aun yang mengaku sebagai tuhan. Allah memerintahkan Nabi Musa agar pergi kepada Fir’aun untuk mengajaknya masuk ke dalam Islam, mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya dari sekutu dan serupa.

Nabi Musa pun pergi dan memperlihatkan kepadanya mukjizat-mukjizat yang sangat menakjubkan dan membuktikan bahwa beliau benar-benar utusan Allah. Meskipun begitu, Fir’aun tetap kafir kepadanya, menolak dan bersikap congkak serta menyiksa dan menindas kaum Nabi Musa yang beriman. Akhirnya Nabi Musa as. dan para pengikutnya dari kalangan Bani Isra’il keluar dari Mesir dengan jumlah 600 ribu orang. Fir’aun mengejarnya bersama 1.600.000 pasukan karena ingin memusnahkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. Akan tetapi Allah menolong Rasul-Nya. Allah ta’ala berfirman dalam QS. 42: 63 yang artinya “Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,” maka terbelah-lah lautan itu dan tiap-tiap belahan seperti gunung yang besar”.

Laut terbelah menjadi 12 belahan dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Di antara setiap dua belahan ada jalan yang kering. Nabi Musa as. dan orang-orang yang bersamanya masuk ke laut. Fir’aun dan pasukannya pun mengejar mereka. Allah swt. kemudian menenggelamkan mereka semua dan Allah selamatkan Nabi Musa as. dan orang-orang yang bersamanya. Allah swt. Berfirman dalam QS. 10: 90-91 yang artinya “Dan Kami menyelamatkan Bani Isra’il melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir´aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir´aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Isra’il, dan saya termasuk orang-orang yang memeluk Islam.” Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Di hari Asyura kita disunnahkan berpuasa Asyura. Hikmah puasa ini menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat. Sebagaimana diterangkan pada hadits yang artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.” (HR Muslim). (*)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img