MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Yahya, 39, warga Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon mengaku masih syok dengan peristiwa ledakan yang terjadi, Sabtu (11/3) malam. Apalagi, Hasan, keponakannya menjadi korban yang tewas. Dia mengaku menjadi saksi mata. Bahkan, nyaris ikut menjadi korban.
Pria ini menjelaskan, lokasi rumah yang meledak, berdekatan dengan bangunan Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi’in. “Saat itu, saya sedang memperbaiki saluran WiFi di rumah. Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan keras. Saya sangat terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa,” terangnya kepada Malang Posco Media.
Yang dilakukan hanya menyelamatkan diri. Sesaat kemudian, Yahya lalu berusaha menolong siapapun korban di dalam reruntuhan. Terkait Hasan, dia mengaku sangat mengenal anak pertama dari tiga bersaudara itu. “Tak banyak bicara dan cenderung tertutup. Tapi dia pekerja keras. Apalagi setelah ayahnya meninggal karena Covid-19,” ujar dia.
“Hasan itu masih lulus sekolah setahun lalu. Kerja serabutan. Terakhir jadi kuli bangunan proyek di Mojokerto,” kata dia. Sepengetahuannya selama ini, Hasan memang pernah membuat petasan. Namun hanya untuk dipergunakan sendiri di sekitar desa atau tempat tinggalnya. Tak pernah diperjualbelikan.
Tahun lalu, Hasan juga membuat petasan namun hanya berukuran kecil hingga sedang. Yahya sebagai keluarga, hanya berharap bantuan yang bisa meringankan beban keluarga Hasan. Sebab, ia khawatir ekonomi keluarga keponakannya itu akan susah. Sementara, Kapolres Batu, AKBP Oscar Syamsuddin menyebut masih mendalami ledakan ini.
“Kita memetakan lokasi-lokasi lain yang dulu juga pernah terjadi hal yang sama dengan di Kasembon ini. Kita antisipasi agar tidak terulang kembali,’ jelas Oscar. Jika memang ditemukan peracikan petasan, pihaknya akan langsung memproses secara hukum. “Silahkan masyarakat melapor,” tegas dia. (tyo/mar)