.
Sunday, December 15, 2024

HILANGNYA PEMAIN KE 12

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Gemes, marah dan pasti emosi! Itu perasaan Aremania dan pecinta bola di Malang Raya menyaksikan tim kebanggaan mereka Arema FC kalah lagi. Dan kalahnya tak tanggung, 4 gol. Arema dibantai Barito Putera di ‘kandangnya’ sendiri (laga home). Beda satu gol dengan sebelumnya saat melawan Persik Kediri.


Apa yang sebenarnya terjadi di tubuh Arema FC saat ini? Kekalahan demi kekalahan membuat posisi Arema FC makin di dasar klasemen. Apakah faktor tidak beruntung? Rasanya tidak. Karena persoalan di tubuh Arema FC kalau diblejeti makin kompleks.


Pertama, tak punya homebase di Malang membuat Arema FC kehilangan segalanya. Energi, pikiran, serta finansial. Tak punya homebase di Malang membuat Arema FC harus mengeluarkan bujet super besar untuk mondar-mandir ke Bali. Sementara pemasukan saat pertandingan dan sponsor minim, kalau dibilang tak ada ada sama sekali.


Kedua, kegalauan manajemen Arema FC dalam menyikapi pelatih kepala. Pasca kekalahan dengan Persik Kediri, sejatinya manajemen sudah harus bertindak tegas mengganti pelatih duet Putu Gede – Joko ‘Getuk’ Susilo. Namun itu tak dilakukan dengan alasan masih belum deal dengan pelatih yang baru.


Akibatnya bisa dipastikan semua menjadi gamang, nanggung dan tak bisa maksimal. Meski masih diberi kepercayaan, Joko Susilo sudah pasrah. Joko sudah siap dipecat setelah kekalahan dengan Persik Kediri. Secara psikologis, sebagai pelatih Joko Susilo pasti sudah tak punya beban berat. Karena tinggal menunggu waktu saja.


Ketiga, hilangnya pemain ke 12. Yaitu Aremania yang setia mendampingi dan menonton Arema FC saat berlaga di kandang. Karena tidak berhome base di Malang, secara otomatis, pemain ke 12 ini tak bisa leluasa datang ke Bali. Selain jaraknya jauh, biaya yang dibutuhkan juga sangat besar bagi pecinta bola, termasuk Aremania.


Kalau pun ada Aremania yang menonton di Bali, jumlahnya tidak banyak. Dan atmosfernya juga berbeda. Sudah menjadi tradisi dan khas, betapa angkernya stadion yang menjadi homebase Arema FC saat main di Malang. Mayoritas lawan pasti keder melihat membeludaknya Aremania di stadion. Heroisme mereka saat menyanyi mendukung Arema FC. Dan itu adalah semangat yang bisa membuat permainan Arema FC makin ciamik. Dukungan itu yang kadang merubah keadaan, kalah menjadi menang. Dan menang bisa menjadi tambah menang banyak. Tapi kini semua tak ada. Gairah penonton menonton Arema FC nyaris tak terdengar. Itu semua karena Arema FC tak berhomebase di Malang.


Kompleksitas persoalan yang mendera Arema FC inilah yang harus segera disikapi tegas. Kepastian pelatih kepala baru harus segera diumumkan. Kepastian berhome base di Malang juga harus secepatnya mendapatkan jawaban dari Pemkot Malang. Dua persoalan ini sangat penting. Karena bukan hanya pemain yang harus main bagus di lapangan. Pemain juga butuh dukungan dan dilihat pecinta bola di Malang Raya. Begitu juga dengan manajemen, tak hanya bisa mengevaluasi pemain, tapi juga harus cepat mendatangkan pelatih baru.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img