.
Thursday, December 12, 2024

Generasi Cromboloni

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Video mempertontonkan cromboloni silih berganti muncul menjadi fyp (for your page) di media sosial saat ini. Belakangan, makanan olahan pastry hasil gabungan croissant dan bomboloni ini memang tengah viral. Pastry sendiri adalah jenis kue dari adonan kulit berlapis-lapis dengan mentega yang berlimpah. Konon katanya, membuat pastry lebih sulit dibanding membuat kue jenis lain. Biasanya, pastry ini akan lembut di dalam dan renyah di luar. Mereka yang akan makan cromboloni, akan test kriuk versi halal terlebih dulu, dan tentunya ambil foto dulu sebelum posting di media sosial.

Lantas, apa yang membuat cromboloni ini begitu digandrungi? Dari berbagai sumber, sebetulnya cromboloni ini sudah ada di Amerika sejak tahun 2022. Seorang pastry chef bernama Scott Cioe, menjual olahan croissant, agar lebih menarik dan enak, dan menggabungkan dengan teknik membuat donat isi (bomboloni). Cromboloni dibuat dalam waktu yang lama dan proses yang rumit. Sang chef membutuhkan waktu hingga 3 hari, mulai dari membuat adonan, laminasi, sampai pembakaran pastry di oven.

Di Indonesia sendiri, salah satu penjual cromboloni yang paling diburu adalah milik Monsieur Spoon, sebuah restoran yang cukup populer di Bali, mengembangkan sayap di Jakarta, dan baru-baru ini buka cabang di Surabaya. Di Malang sendiri beberapa lokasi yang menjual cromboloni viral seperti di Masculin Feminin, Luke Artisan Bakery, Grain Alley, Bureau hingga Hindia Cafe. Sudah barang tentu ekspansi besar-besaran restoran dan adaptifnya café-café menjual cromboloni ini untuk memenuhi permintaan pasar akan pastry yang didominasi kawula muda atau gen z (baca: genzi) yang FoMO terhadap cromboloni.

FoMO, yang singkatan dari Fear of Missing Out ini adalah kondisi di mana seseorang kerap merasa khawatir akan ketinggalan tren atau kabar yang sedang berlangsung. Mereka yang ketinggalan tren ini akan merasa takut dicap ketinggalan zaman dan tidak gaul. Sayangnya, karakter genzi ini mendominasi karakter FoMO. David Stillman dan Jonah Stillman dalam bukunya Gen Z @Work: How The  Next Generation is Transforming the Workplace, mengidentifikasi tujuh karakter utama genzi: yakni: digital, Fear of Missing Out, hiperkustomisasi, terpacu, realistis, weconomist, dan do it yourself (DIY).

Karakter FoMO sendiri menjadi salah satu tantangan bagi genzi. Dalam dunia keuangan, istilah FoMO juga sudah tidak asing lagi. Di sektor saham, konteks FoMO saham adalah perasaan cemas atau takut bahwa seseorang akan melewatkan peluang investasi yang menguntungkan. FoMO saham adalah kecenderungan seseorang untuk berinvestasi dalam saham atau aset keuangan lainnya karena takut kehilangan peluang besar. Kondisi terjadi ketika seorang investor melihat saham tertentu mengalami kenaikan nilai yang signifikan dan merasa tertekan untuk segera membelinya agar tidak melewatkan keuntungan tersebut. Sayangnya, FoMO saham seringkali membuat seseorang membeli saham dan berinvestasi dengan impulsif atau tanpa pertimbangan yang matang.

Berdasarkan laporan Otoritas Jasa keuangan (OJK), pada 2022, tercatat kerugian akibat investasi ilegal mencapai angka Rp. 120,79 triliun, angka ini jauh melambung tinggi dari pada tahun-tahun sebelumnya yaitu Rp 32,08 triliun (periode 2012-2021). Angka kerugian investasi pada tahun 2022 menjadi angka kerugian tertinggi selama satu dekade ke belakang (2012-2022). Penyebab dari tingginya angka tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah fenomena FoMO di masyarakat, dimana mereka berbondong-bondong berinvestasi melalui berbagai robot trading ilegal dan berakhir berinvestasi pada investasi ilegal juga.

Belum lagi efek FoMO yang menyebabkan genzi membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Dengan kemampuan keuangan yang belum matang, hingga akhirnya terjerat pinjaman online (pinjol). Data dari Statistik Fintech Lending OJK menyatakan jika hingga akhir semester I tahun 2023, nilai outstanding pinjaman macet mencapai Rp. 1,73 trilIun, dengan kelompok genzi dan milenial mencatatkan pinjaman macet senilai Rp 763, 65 miliar, atau setara 44,14 persen. Kenaikan pinjaman macet pada usia rentang 19 tahun hingga 34 tahun mencapai 68,87 persen.

Ironisnya, mayoritas pinjol ini digunakan untuk utang konsumtif. Deputi Komisioner Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito, menyatakan jika banyak genzi yang menggunakan pinjol untuk membeli tiket konser. Menurut Sarjito, telah terjadi changing behaviour atau perubahan perilaku. Generasi di atas genzi, seperti generasi X maupun baby boomer, nonton konser di youtube sudah cukup, namun genzi lebih puas jika nonton konser langsung di lokasi. Pergeseran perubahan perilaku ini mendesak pentingnya literasi keuangan bagi genzi di Indonesia.

Menurut Chen dan Volpe (1998), literasi keuangan adalah kemampuan mengelola keuangan agar hidup bisa lebih sejahtera di masa yang akan datang. Kemampuan mengelola keuangan ini mencakup keterampilan dan pengetahuan untuk membuat keputusan keuangan yang tepat. Seperti memilih produk keuangan, mengelola utang, membuat anggaran, dan menabung serta berinvestasi.

Kemampuan mengelola keuangan dan manajemen keuangan yang baik ini nantinya akan membuat diri menjadi disiplin dalam mengalokasikan keuangan, dan menghindari FoMO di tengah tekanan sosial. Berkaca pada kasus investasi bodong yang terjadi sebelumnya, generasi muda harus lebih cerdas dalam melakukan investasi, jangan hanya karena FoMO.

Dengan literasi keuangan yang baik, genzi diharapkan dapat menghindari masalah keuangan yang kompleks. Sudah barang tentu proses belajar literasi keuangan ini memerlukan waktu dan proses. Genzi dapat mulai belajar tentang keaungan, membuat anggaran dan mengelola keuangan, menghindari utang yang tidak perlu, dan mempelajari manajemen risiko.

Sama seperti cromboloni yang dibuat melalui proses yang rumit dan memerlukan waktu lama, genzi harus mau belajar mengenai literasi keuangan agar bisa menjadi generasi cromboloni: dibentuk dan dibuat dalam proses yang memakan waktu dan bertahap, namun dapat laris manis di pasaran dan diburu banyak orang.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img