MALANG POSCO MEDIA – 78 tahun Indonesia merdeka merupakan pertanda bahwa bangsa ini tidak lagi muda, bahwa cita-cita luhur para pendiri bangsa menjadi bagian yang akan terus dipertaruhkan. Salah satu indikator kemerdekaan itu adalah bagaimanakah kemakmuran dan kedaulatan ekonomi seluruh masyarakat Indonesia bisa tercapai. Salah satu tolok ukurnya adalah dari pendapatan per kapita bangsa Indonesia.
Menarik membahas mengenai pendapatan per kapita, karena pendapatan per kapita ini sering digunakan sebagai indikator atau untuk meng “klaim” kemajuan ekonomi sebuah negara. Ada dua hal yang mempengaruhi penghitungan pendapatan per kapita, yakni pendapatan nasional dan jumlah penduduk di sebuah negara.
Semakin tinggi pendapatan sebuah negara dan semakin sedikit jumlah penduduknya maka pendapatan per kapitanya pun akan semakin tinggi. Oleh karenanya jika sebuah negara ingin menaikkan pendapatan per kapitanya secara eksponensial, maka cukup melakukan dua hal, yakni: Pertama, menggenjot pendapatan negaranya, misalkan dengan membuat suasana perekonomian positif, seperti; UMKM difasilitasi sehingga bisa scale-up, semangat wirausaha terus digaungkan di generasi milineal dan Gen-Z dan infrastruktur serta adanya jaminan keberlangsungan usaha yang diberikan oleh negara untuk para pelaku usaha. Kedua, menekan laju pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah penduduk ini mau tidak mau akan tetap menjadi masalah bagi sebuah negara, pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menimbulkan banyak masalah jika tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik.
Ada banyak pengamat yang memprediksi bahwa pada tahun 2045, yakni bertepatan dengan 100 tahun Indonesia merdeka, Indonesia akan bertransformasi menjadi “high income Country”, dimana pendapatan per kapitanya kurang lebih Rp 330 juta per tahun atau naik 500 persen jika dibandingkan dengan pendapatan per kapita sekarang. Dan diproyeksikan pada tahun itu akan lahir kelas menengah ekonomi dengan jumlah 70 persen dari total jumlah penduduk yang ada.
Semangat Wirausaha, Semangat Scale-Up
Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu faktor penentu tingginya pendapatan per kapita adalah tingginya pendapatan sebuah negara, dimana pendapatan tersebut salah satu faktor utamanya adalah pendapatan yang dihasikan dari aktivitas perekonomian atau wirausaha yang dilakukan oleh masyarakat.
Oleh karenanya, kita memiliki kewajiban yang mendasar untuk menjadi individu-individu yang terus “bergairah” dan “menggairahkan” aktivitas perekonomian, dengan membuat tata kelola bisnis yang kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Berbicara tentang semangat wirausaha dan semangat untuk Scale-up, maka ada lima hal yang harus kita miliki sebagai pelaku bisnis. Pertama, Kita harus memiliki semangat untuk meningkatkan kapabilitas dan kompetensi, dunia yang terus berubah dan penuh dengan ketidakpastian menuntut kita untuk terus meningkatan kapabilitas dan kompetensi kita. Terus perbanyak ilmu agar kita bisa dengan cepat beradaptasi dan menentukan strategi terbaik dalam menjalankan bisnis, karena dengan ilmulah kita akan memiliki kemampuan untuk memanajemeni bisnis kita untuk terus bertumbuh membesar dan berkelanjutan.
Kedua, Bangun jaringan seluas-luasnya dan sebanyak-banyaknya. Kunci agar kita bertemu dengan banyak peluang (oportunity) adalah dengan memiliki jaringan atau networking sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Jaringan bagi seorang pengusaha adalah pintu masuk kesuksesan. Karena ketika dia masuk ke dalamnya maka dia akan bertemu dengan sumber daya yang akan menumbuhkan bisnisnya.
Ketiga, Mengelola atau memanfaatkan seluruh sumber daya atau resources yang ditemui dari networking yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Era sekarang adalah era kolaborasi dan kolaborasi hanya akan bisa dijalankan jika seseorang memiliki personal integrity yang memadai. Maka salah satu kunci scale-up dan pertumbuhan itu adalah bangun networking dan kelola setiap oportunity yang ditemui.
Keempat, Bekerja keras dengan radikal dan extreme. Kesuksesan hanya akan berpihak kepada mereka yang memiliki kinerja tinggi dan extreme. Kinerja tinggi itu berarti dia tidak akan mundur sampai tujuannya tercapi, kegigihannya melebihi kemampuan yang dia miliki dan kinerja extreme itu berarti dia sanggup melakukan apa saja (sesuai dengan kaidah-kaidah norma agama dan sosial yang ada) agar tujuannya tercapai.
Kelima, Melatih diri dan SDM yang ada dengan disiplin dan keras. Salah satu pilar scale-up adalah adanya suport SDM yang memadai. Hakekat pengelolaan bisnis yang bertumbuh adalah adanya transformasi pengelolaan bisnis yang sebelumnya ditangani sendiri menjadi bisnis yang terbentuk sistemnya dan terdistribusi pekerjaannya. Di sinilah peran SDM yang mumpuni sangat dibutuhkan.
Kelima hal di ataslah yang akan mampu menjadikan iklim wirausaha bukan hanya bergairah, akan tetapi daya dorong scale-up pun akan terjadi dengan baik pada masing-masing pelaku usaha yang ada di negeri kita, bertumbuhnya semangat wirausaha dan semangat scale-up.
Lima Daya Dukung Pemerintah
Salah satu instrumen yang tidak kalah pentingnya dalam mempercepat lahirnya kelas menengah ekonomi Indonesia adalah daya dukung pemerintah yang memadai. Setidaknya ada lima hal yang wajib melekat dimiliki oleh pemerintah dalam memberikan daya dukungnya untuk lahirnya kelas menengah ekonomi di Indonesia.
Kelima hal itu antara lain; Pertama, Adanya jaminan perlindungan hukum bagi pelaku usaha. Kedua, Adanya daya dukung infrastruktur yang memadai, yang memudahkan dan memperpendek jalur distribusi barang dan jasa. Ketiga, Adanya pasar yang terbuka, fair dan terkendali. Keempat, Adanya dukungan akes permodalan yang baik dari pemerintah. Kelima, Proses birokrasi yang mudah, transparan dan berkualitas.
Sangat realistis, jika kedua aspek mendasar di atas yakni Semangat wirausaha, semangat scale-up yang ditopang dengan lima daya dukung pemerintah yang memadai seperti di atas. Bangsa Indonesia ini akan masuk ke dalam “Hingh Income Country” lebih cepat, mengantarkan Indonesia menjadi negara maju dan menjadi juara di kancah internasional.
Dirgahayu Indonesia ke 78 tahun, sudah saatnya bangsa ini menjadi Indonesia Maju dan Indonesia Juara di tengah persaingan global yang semakin ketat dimana masyarakat Indonesia memiliki predikat sebagai “high income country.” (*)